Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Membeli mobil bekas merupakan salah satu alternatif mendapatkan kendaraan idaman dengan harga relatif miring. Namun sebelum membeli sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa hal.
Jadi bukan melulu soal budget, hal lain yang tak kalah penting adalah menggali asal muasal mobil yang akan dibeli. Aspek ini kadang kurang diperhatikan sebab konsumen kerap terpukau dengan tampilan luar mobil yang tentunya sudah dibuat kinclong oleh para pemilik Showroom.
Baca juga: Honda dan Toyota Rajai Pasar Mobil Bekas, Mobil Eropa Anjlok
"Yang paling utama menurut saya itu bebas nabrak (belum pernah kecelakaan parah), lalu bebas janjir, dan tentunya surat-surat yang dijamin keasliannya," ujar Sales Marketing Focus Motor, Subur saat ditemui Tempo di Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Jumat 28 Juni 2019.
Subur berujar bahwa untuk apa membeli mobil kalau sudah pernah rusak berat. Sebab menurut dia, membeli mobil bekas wajib memprioritaskan aspek kenyamanan. Jadi bukan hanya persoalan harga miring.
Baca juga: Nissan Grand Livina Unjuk Gigi di Pasar Mobil Bekas
"Murah tapi bekas nabrak itu gak ada artinya kalau menurut saya. Karena kita beli mobil itu buat dipake agar aman dan nyaman. Jadi termasuk surat-surat kendaraan juga,"ujarnya.
Adapun hal lain yang perlu dipertimbangkan sebelum bernegosiasi dengan show room mobil bekas adalah melakukan riset sederhana lewat media internet.
Calon konsumen perlu membuat daftar mobil yang diinginkan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Dengan demikian, lebih mudah untuk memutuskan akan membeli mobil bekas mana yang akan dibeli dan tidak terlena oleh rayuan para sales marketing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini