Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Busi menjadi salah satu komponen penting agar sepeda motor bisa menyala dan bisa dioperasikan. Oleh sebab itu, penting bagi pemilik kendaraan untuk menjaga kondisi busi tetap prima untuk menghindari motor mati mendadak atau mogok akibat busi yang soak. Lalu, kapan waktunya harus diganti? Simak tips mengganti busi sepeda motor berikut ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Service Advisor Yamaha Harapan Motor, Depok, Wawan Sutawijaya, sebenarnya pemilik kendaraan tidak akan tahu kapan busi ini mati. Oleh sebab itu disarankan untuk menggantinya sesuai anjuran buku petunjuk untuk menghindari sepeda motor mati di situasi yang tidak tepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jangan ganti busi ketika elektrodanya habis. Pasalnya komponen elektrikal itu biasanya rusak tanpa gejala, dan nantinya mesin bisa tiba-tiba mati. Jadi disarankan mengganti busi setiap 9.000 km sesuai dengan buku petunjuk kendaraan," kata Wawan saat dihubungi Tempo hari ini, Selasa, 12 Oktober 2021.
Menurut Wawan, sebenarnya busi itu bisa bekerja normal meskipun elektrodanya sudah melemah. Namun pabrikan sudah mengukur perkiraan waktu pemakaian busi tersebut dan harus diganti pada kilometer yang sudah ditentukan.
"Harga busi itu tidak mahal, tapi kalau rusak bisa bikin sengsara. Misalnya busi mati saat malam hari dan biasanya ada bengkel yang jahat, harga busi dari Rp 15 ribu bisa dinaikkan sampai Rp 25 ribu. Jadi lebih baik diganti sesuai anjuran dari pada harus lelah mendorong motor," jelasnya.
Wawan mengatakan bahwa pengendara tidak perlu cemas atau bingung mengenai waktu pergantian busi motor ini. Pasalnya, setiap kali melakukan perawatan atau servis di bengkel resmi, biasanya mekanik akan mengecek bagian busi dan apabila fungsinya tidak optimal, pasti akan disuruh ganti.
Baca juga: 8 Fungsi Busi Motor dan Penjelasan Masing-masing Komponennya