Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 Depok yang masih bertahan kecewa dengan surat pemberitahuan dari kepala sekolah terkait relokasi kegiatan belajar mengajar atau KBM ke ex. gedung SDN Pondok Cina 5.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu perwakilan orang tua siswa Hendro Isnanto mengungkapkan pasca pemerintah membatalkan rencana pembangunan Masjid Raya Depok pada Oktober 2023, relokasi dan regrouping siswa SDN Pondok Cina 1 ke ex gedung SDN Pondok Cina 5 tetap dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Intinya selama masjid batal, kita (minta) kembalikan sekolah ke dasarnya," kata Hendro saat dijumpai di SDN Pondok Cina 1 Depok, Rabu, 3 Januari 2024.
Ia menerangkan dari Disdik Depok sendiri sudah meminta siswa SDN Pondok Cina 1 ke Pondok Cina 5, namun Wali Kota Depok Mohammad Idris belum memenuhi tuntutan orang tua siswa.
"Malah nuntut kita pindah, sedangkan di SK (Surat Keputusan)-nya, regrouping atau apa kan itu sudah cacat, kembalikan lagi aja ke semula," tegas Hendro.
Surat pemberitahuan pemindahan KBM siswa SDN Pondok Cina 1 ke Pondok Cina 5 berdasarkan informasi yang ia terima sudah ada, namun pihaknya belum menerima.
"Suratnya kurang tahu kapan dikirimkan, baru dari guru di grup WA, mengajak anak-anak untuk pindah," terangnya.
Ditanyakan surat edaran yang dikeluarkan Kepala SDN Pondok Cina 1, Hendro mengaku belum terima dan kepseknya sendiri tidak berani menunjukan surat tersebut.
"Cuma bilang ini sudah ada surat edaran, bahasa dia seperti itu, kita kan tidak pernah ditunjukin bahwa Pondok Cina 1 sudah di sana (Ex. Pondok Cina 5)," ungkapnya.
Orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 yang masih bertahan di gedung sekolah lama di Jalan Margonda Km 4,5 Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Rabu, 3 Januari 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Ditanyakan ketika fasilitas kelas di ex. gedung Pondok Cina 5 sudah siap apakah masih bertahan dengan niat awal, Hendro mengatakan berdasarkan hitungan orang tua, kelas di sekolah baru masih kurang.
"Tapi kita belum tahu kan nanyt lihat di sana, sebenarnya kita lebih kepada tujuan pemerintah itu memindahkan itu untuk apa, itu saja dulu," ujarnya.
"Bukan kita tidak mau pindah, tapi kan ini sekolah bersejarah," imbuhnya.
Hendro sendiri mengklaim saat ini yang terdata masih ada 100 orang tua siswa yang masih bertahan.
"Insha Allah suara masih bulat," katanya.
Disinggung 8 Januari KBM semester dua sudah di mulai dan jika terus bertahan akan mengorbankan pendidikan anaknya, ia mengaku akan melihat dulu perkembangannya.
"Apakah gurunya sudah tidak ada atau masih ada, jadi kita masih wait and see, bukan kita mengabaikan pendidikan anak," terang Hendro.
Jika sudah tidak ada guru di ex SDN Pondok Cina 1, ia pun akan menyerahkan sepenuhnya ke tiap orang tua apakah mau bertahan atau pindah.
"Kita enggak bisa paksakan, pilihan ada di orang tua dan anak-anaknya juga, kalau anak-anaknya masih bertahan ya gimana, tapi kalau mau pindah ya sudah kita ikuti," ucap Hendro.
Saat ini pun orang tua siswa bersama tim kuasa hukum masih menunggu putusan dari pengadilam tinggi tata usaha negara (PTUN) Jakarta setelah Niet Ontvankelijke Verklaard atau putusan NO di PTUN Bandung.
Berdasarkan informasi yang diterima Tempo, beredar surat pemberitahuan dari Kepala UPTD SDN Pondok Cina 1 ter tanggal 20 Desember 2023 berisi kegiatan belajar mengajar siswa SDN Pondok Cina 1 akan dimulai kembali pada 8 Januari 2024 dan tempatnya dialihkan ke gedung SDN Pondokcina 5 yang telah diubah menjadi gedung SDN Pondok Cina 1.
Dari pantauan Tempo di lokasi, dedauan kering berserakan di lapangan SDN Pondok Cina 1, debu-debu menyelimuti lantai lantai dan tidak ada pihak sekolah lantaran masih liburan semester satu hingga 8 Januari 2024.