AKHIRNYA memang benar, toto greyhound dilarang Pemda DKI Jakarta
sejak 2 Oktober lalu. Meskipun sekitar 6 bulan lalu sudah
diancang-ancang akan adanya larangan itu, toh tak sedikit dari
1.260 orang karyawannya merasa terkejut juga. Tak kurang dari Rp
180 juta sebagai pesangon telah dibayarkan kepada mereka.
Dan justru soal penampungan karyawan itulah yang kemudian
menjadi masalah utama. Karena itu tak heran jika beberapa orang
bekas karyawannya memuntahkan kemarahan ketika ditanyai mengenai
pelarangan itu. Charles bersama beberapa kawannya misalnya
mencela Gubernur DKI, Tjokropranolo. "Saya heran, mengapa pak
Tjokro menjalankan policy pribadinya" ucap Charles berapi-api
"di mana tanggungjawab pemerintah? Yang hancur sekarang rakyat
kecil, penggede enak saja." Ia menganggap tindakan pelarangan
itu tak adil. "Perkara keadilan sosial, pemerintah jangan asal
pintar berteriak saja, saya sakit hati betul" kata Charles lagi.
Itu belum lagi termasuk rezeki yang berkurang dari para agen
maupun pengecer kupon toto greyhound. Jumlahnya tak kurang dari
9.000 orang, tersebar di seluruh penjuru ibukota. Beberapa orang
yang ditanyai memang tak me,narnpakkan kecewa terlalu besar.
Sebab, seperti dikatakan seorang bekas pengecer di Tebet, "saya
toh akan mengecerkan kupon-kupon judi gelap." Dan ternyata
munculnya judi-judi gelap inilah yang banyak diramalkan bakal
terjadi. Sulit dipercaya bahwa warga ibukota yang sudah begitu
lama dicandui permainan untung-untungan ini tak akan gelisah
mencari tempat menggantang asap baru.
Tapi pihak Pemda DKI rupanya tak ingin banyak pusing. Meskipun
dari toto greyhound ini kas DKI menerima Rp 3 milyar setahun,
namun tak akan berpengaruh apa-apa. Sebab, kata Kepala Humas
DKI, B. Harahap, "APBD DKI meningkat terus walaupun tanpa judi."
Begitu juga tentang kemungkinan penampungan bagi bekas karyawan
toto greyhound itu. "Dengan bertambahnya lapangan kerja baru,
diharapkan mereka tidak lama menganggur" tutur Harahap. Juru
bicara Pemda DKI ini juga menasehati warga ibukota, "agar jangan
judi lagi" ketika ditanya mengenai kemungkinan munculnya judi
liar.
Toto greyhound (yang menyertakan 6 ekor anjing untuk mengejar
bola-bola bernomor) dilola oleh PT Citadel, sejak 1973. Tiga
orang direkturnya masingmasing Usman, Hasan Ali Khatib (A Kao)
dan Robert tak bersedia menjelaskan berapa omzet permainan ini.
Tapi menurut Robert sejak pengumuman Pemda DKI bahwa permainan
itu akan ditutup, omet selalu menurun dalarn 3 bulan belakangan
ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini