Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan penambahan hingga dua kali lipat dari jumlah bus yang ada saat ini, yaitu sekitar 1.500 unit. "Jadi akhir tahun ini akan menjadi 3.000 unit bus," tutur Asisten Kepala Humas Transjakarta, Wibowo, kemarin.
Pada tahun ini pula, Wibowo menambahkan, akan dioperasikan koridor khusus melayang Jalan Tendean (Mampang, Jakarta Selatan)-Ciledug (Kota Tangerang). Bus Transjakarta di koridornya yang ke-13 ini akan melayani penumpang dengan rute berjarak 9,3 kilometer. "Untuk koridor 13 menunggu serah terima dari Bina Marga DKI," kata dia.
Koridor melayang itu merupakan bagian dari target 72 rute baru hingga akhir tahun nanti. Penambahan itu membuat jumlah rute yang ada menjadi 150 lebih. Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono, pernah mengatakan langkah itu bertujuan mengejar target 185 juta penumpang selama 2017. "Kami tak lagi berkutat di koridor. Kami mau menggurita," kata dia dalam "Paparan Realisasi Kinerja 2016 PT Transportasi Jakarta", di Jakarta, akhir Januari lalu.
Budi mengatakan target yang dicanangkan realistis lantaran sepanjang 2016 penambahan jumlah penumpang per hari berkisar 41 persen. Tahun lalu, jumlah total penumpang mencapai 123,7 juta orang.
Beberapa rute baru di antaranya ke Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur dan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Selain bandara, perusahaan milik pemerintah DKI Jakarta itu menyasar lebih banyak rute yang terintegrasi dengan stasiun kereta, seperti Stasiun Juanda, Kalibata, dan Kebayoran Lama.
Pembukaan rute baru juga akan menyasar sejumlah daerah penyangga Jakarta, di antaranya rute ke area Serpong, Bintaro, Ciledug, Cikarang, Cibinong, dan Cileungsi. Untuk segmen perumahan, rute baru juga bakal muncul di kawasan Cibubur, Pluit-Pantai Indah Kapuk, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, dan Bintaro.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, mengingatkan bahwa Transjakarta juga harus memperhatikan waktu antara kedatangan dua bus atau headway. "Secara umum, headway membaik, tapi masih ada laporan keterlambatan bus di beberapa halte," kata dia.
Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, Yoga Adiwinarto, menilai kinerja Transjakarta juga cukup baik, setidaknya dalam setahun terakhir. Dasarnya adalah lonjakan jumlah penumpang pada tahun lalu. "Padahal, tidak ada penambahan jumlah koridor," kata dia.
Dia justru memberi catatan kepada instansi lain, seperti Dinas Perhubungan, yang menurut dia tak kunjung melakukan restrukturisasi trayek. Padahal, rute Transjakarta sudah banyak yang berimpitan dengan jalur angkutan kota reguler. Selain itu, kata Yoga, komitmen pemerintah DKI terhadap sistem Transjakarta sangat buruk. "Infrastruktur sudah kekurangan kapasitas, tidak pernah di-upgrade."
Menurut Yoga, pemerintah Jakarta bisa memperbesar kapasitas halte dan membuat lajur menyusul di halte agar tidak terjadi penumpukan saat jam sibuk. Selain itu, pemerintah Jakarta bisa menata ulang persimpangan untuk memprioritaskan bus Transjakarta, seperti membangun underpass.
Program sterilisasi jalur Transjakarta juga masuk catatannya. "Polisi masih sering memberikan kesempatan untuk mobil melewati busway (diskresi)," tutur dia. GANGSAR PARIKESIT
Bus Baru dari Benua Biru
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menegaskan tak akan lagi mendatangkan bus Cina sejak 2014 karena dianggap tak memenuhi standar. Sebagai gantinya, Transjakarta memutuskan hanya membeli bus asal Eropa yang memiliki perwakilan agen tunggal pemegang merek di Indonesia.
Sebanyak 300 bus yang terdiri atas berbagai tipe dan ukuran telah didatangkan sepanjang tahun lalu. Bus itu di antaranya adalah Scania asal Swedia dan Mercedes-Benz dari Jerman. Bus-bus dari Benua Biru diproyeksikan akan menggusur 125 unit bus asal Cina yang tersisa kini.
Contoh perbandingan bus Swedia dan Cina:
Bus Swedia (Scania) | Spesifikasi | Bus Cina (Ankai, Yutong, Zhongtong) |
Rp 5,8 miliar | Harga | Rp 3,7 miliar |
10 tahun dipegang ATPM | Garansi | 10 tahun diserahkan ke Transjakarta |
maksimal 140 penumpang | Kapasitas | maksimal 150 penumpang |
gas 1.000 liter bertekanan 280 bar | Bahan bakar | gas 300 liter bertekanan 200 bar |
18 x 2,5 x 4,5 meter | Dimensi | 18 x 2,5 x 4,5 meter |
10 tahun pertama 80 ribu kilometer | Daya tempuh | 10 tahun pertama 50 ribu kilometer |
350 tenaga kuda | Tenaga | 320 tenaga kuda |
elektronik | Suspensi | udara |
aluminium antikarat | Sasis | aluminium campuran |
DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER | LINDA HAIRANI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo