PELAJARAN pertama yang diterimanya begitu ia direkrut sebagai agen Dinas Keamanan berlangsung di sebuah gudang. Bukan sembarang gudang, tapi gudang yang hampir seluruh temboknya digantungi kunci. "Aturan pertama, untuk masuk ke sebuah rumah, mendobrak pintu adalah alternatif terakhir," seorang instruktur membuka kuliah. Maksudnya, sebaik-baiknya masuk rumah orang tanpa izin adalah dengan kunci palsu. Itulah, 32 tahun yang lalu, pada usia 39 tahun, Peter Wright diterima di MI5 -- sebuah dinas rahasia yang bergerak di dalam negeri, semacam FBI-nya Inggris. Kemudian untuk masa sekitar 20 tahun, ia menjalankan tugas yang penuh risiko dan ketegangan dengan kepintaran yang mengagumkan. Begitu pensiun, pertengahan 1970-an, ia merasa jerih payahnya tak dihargai. Ia menilai, pensiunnya, sekitar US$ 4.000 per tahun, tak memadai bila dibandingkan gaya hidup rekan-rekannya. Wright kecewa, pindah ke Australia, menulis buku tentang dirinya, diterbitkan oleh penerbit Viking, AS, tahun ini. Buku itu, Spycatcher judulnya, langsung jadi buku laris di AS dan Kanada. Sampai pekan lalu di AS saja telah terjual 270.000 buku. Tapi sebuah otobiografi seorang agen rahasia mau tak mau menyinggung pula lembaganya dan sejumlah nama. Dan bila agen itu punya sakit hati, ia memang bisa menulis hal-hal yang tak mengenakkan untuk orang-orang tertentu. Dan Spycatcher memang membeberkan sejumlah agen MI5 yang dianggap berkhianat, yang menyeberang ke Rusia. Masih dalam batas etika, Wright tak menyebutkan secara jelas nama-nama mereka yang terlibat, yang kini masih hidup. Tapi tak cuma itu. Ia juga menceritakan sebuah komplotan di dalam MI5 yang menjalankan misi rahasia: mencoba mendongkel PM Harold Wilson, yang dituduh sebagai agen komunis. Itulah pasalnya bila PM Thatcher buru-buru minta agar Kejaksaan Agung melarang buku tersebut beredar di Inggris -- dan dikabulkan. Peter Wright, yang terheran-heran menyaksikan gudang kunci itu, akhirnya dikenal sebagai tukang korek -- mengorek rahasia dari seseorang maupun mengorek bahan-bahan bukti dari sudut mana saja -- nan piawai. Ketika terjadi perang dingin Timur-Barat, Wright ditempatkan di seksi A2, seksi garis depan. Ia bersama seorang rekan bernama Hugh Winterborn menjadi anggota inti penyerang. Pasangan ini tampaknya sangat cocok. Winterborn pernah berdinas sebagai tentara di Cina, Jepang, Sri Lanka, dan Burma. Ia sangat fasih berbahasa Cina dan Jepang. Orang ini menjalankan tugas sambil mencari kesenangan. Mereka berdua, Winterborn bersama Peter Wright, sangat menikmati masa bersama. "Kami bangga bisa menyadap dan membongkar apa saja, di mana saja, di London, waktu itu," tulis Wright. Lima tahun mereka menyadap dan menyodok dengan segala cara di seluruh London atas biaya negara. Dan di Inggris, kala itu, seorang agen rahasia yang menjalankan tugas penyadapan dibiayai negara sebesar biaya riset seorang profesor. Mungkin, karena waktu itu perang dingin Timur-Barat memang sedang hangat-hangatnya. Kadang-kadang sukses diperoleh dengan keberuntungan. Umpamanya ketika mereka harus manjalankan operasi penyusupan ke sebuah rumah yang diduga menjadi pusat arsip Partai Komunis. Segera saja gedung itu disadap. Suatu hari tertangkap percakapan telepon antara si istri di rumah dan suami di kantor. Istri itu memberi tahu suaminya bahwa ia akan keluar sekitar sejam, dan kunci rumah ditaruh di bawah keset. Tentu, kesempatan ini tak disia-siakan untuk menduplikat kunci rumah itu. Dan ketika isi rumah berlibur ke luar kota, segera saja 55.000 arsip mengenai kegiatan Partai Komunis difoto kopi. Tugas Wright juga punya kaitan langsung dengan pemeriksaan surat-surat. MI5 punya semacam kantor cabang di kantor pos besar. Di situ semua surat yang dicurigai, alamat-alamat tertentu, dikopi. Caranya kadang-kadang amat kuno: memasukkan belahan bambu ke dalam amplop surat, memutarnya hingga surat tergulung di bambu, lalu menariknya keluar. Teknik penyadapan telepon sangat sepele. Bila sebuah rumah hendak dipasangi alat penyadap, telepon rumah itu dimatikan. Si empunya tentu bakal melaporkan ke kantor telepon. Dan dengan cepat datang petugas telepon yang tak lain adalah Peter Wright. Lalu semua berjalan beres. Peter Wright memang bukan lulusan terbaik dari Oxford atau Cambridge sebagaimana umumnya perwira di dinas rahasia Inggris. Anak seorang tukang batu ini benar-benar otodidak. Namun, ia sangat menguasai ihwal listrik, telepon, dan cara-cara memecahkan berbagi ragam sandi. Ia bukan orang di belakang meja. Sebagai perwira sering ia turun sendiri, menyamar sebagai tukang listrik atau ledeng atau telepon. Di bawah pimpinannyalah, bersama Hugh Winterborn, seksi A2 menjadi sangat profesional dalam soal sadap-menyadap dan menyelundup ke rumah orang. Penyadapan terbesar pernah mereka lakukan terhadap sebuah gedung yang penuh hiasan, yang disebut Lancaster House. Mereka ditugasi memantau secara rahasia pertemuan para perwira intelijen seluruh Inggris yang akan diselenggarakan di gedung itu. Karena tak mungkin menentukan ruangan mana yang mau dipakai, Wright mengusulkan pemasangan alat penyadap komprehensif. Untuk itulah suatu saat diumumkan Lancaster House ditutup dua minggu guna "renovasi". Maka, di antara para tukang batu dan cat yang hilir mudik, adalah orang-orang seksi A2 MI5, termasuk Wright dan Winterborn sendiri. Tentu, tak semua yang diperoleh MI5 dari menyadap adalah soal-soal penting. Ketika PM Kruschev berkunjung ke London, otomatis Wright bergerak. Tapi alat sadapnya cuma mendengar dan merekam pembicaraan Kruschev tentang rambutnya yang rontok. Rupanya, pemimpin Negeri Merah itu memperoleh nasihat dari agen rahasianya agar tak membicarakan hal-hal penting di kamar hotel. Dan baru dari buku otobiografi Wright inilah orang tahu bahwa Hotel Claridge tempat menginap Kruschev dulu itu ternyata dipasangi alat penyadap. Ketika Wright pertama kali menginjakkan kakinya di markas MI5, suasana masih "beradab", begitu istilahnya. Para perwira menghabiskan waktu senggang dengan mengisi teka-teki silang seleksi penerimaan sangat tidak hati-hati dan tidak selektif. Waktu itu, tutur Wright dalam bukunya, di MI5 berkembang berbagai kepribadian yang aneh. Pria dan wanita begitu tertarik pada permainan gawat yang disebut dunia intelijen, hingga menciptakan karier di dunia itu dirasakan sangat menyenangkan. Namun, di balik suasana seperti itu, hidup sungguh merupakan campuran dari gaya kuno dan yang aneh. Sehari-hari selalu terdengar dering telepon dari bagian ke bagian yang lain, dan terdengar suara bertanya, "Pantat kiri saya menyusahkan." Bila orang luar mendengarnya, tentulah menduga itu sebuah kode rahasia. Memang benar. Padahal itu sekadar bertanya, "Apa jawaban nomor tujuh menurun di pojok kiri bawah." Sekadar pertanyaan sandi untuk memecahkan teka-teki silang. Bagi agen rahasia di luar Inggris, dinas rahasia Inggris yang dibagi menjadi Ml5 untuk di dalam negeri dan MI6 untuk urusan luar negeri sering tak dipahami. Maka, pernah Wright mendapat tawaran kerja sama dari CIA, dinas rahasia AS. Kepala CIA waktu itu minta Wright agar membunuh Fidel Castro. Tak jelas seberapa jauh cerita Wright ini. Yang kemudian ia tuturkan dalam bukunya, ia, sebagai tukang sadap nan piawai, merasa tersinggung dengan tawaran itu. Wright menjawab sinis -- sebagaimana dituturkannya dalam buku ini -- "Lebih baik Anda minta tolong kepada Mafia Italia saja.... " (Lihat juga Dari Kandang James Bond, dan Interogasi di Depan Perapian).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini