Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Bond baru atau mister no no seven

Film "the living daylights" merupakan babak ke-15 serial agen rahasia james bond. dibintangi timothy dalton & maryam d'abo. james bond sekarang tak begitu suka humor, tak sesegar masa mudanya.

5 September 1987 | 00.00 WIB

Bond baru atau mister no no seven
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
APA yang akan terjadi bila Anda tergantung-gantung di udara pada pantat pesawat dan hanya berpegangan pada jaring yang penuh dengan opium ? Sementara itu, di samping Anda seorang musuh yang siap membunuh ? Lalu, pesawat itu dikemudikan oleh seorang wanita cantik yang belum pernah menjadi pilot? Ah, tak usah terlalu khawatir. Paling-paling penonton akan tertawa, menyaksikan ketegangan yang menghibur itu. Itulah James Bond dalam petualangan terbaru, The Living Daylights. Merupakan babak ke-15 dari serial agen rahasia 007 - 00, itulah lisensi untuk membunuh yang dimodali oleh produser Albert R. "Cubby" Broccoli dan Harry Saltzman. Bond, agen Dinas Rahasia Inggris MI6, ciptaan Mendiang Letkol (Angkatan Laut) Ian Fleming, malang melintang di dunia spionase sejak 25 tahun lalu. Biasanya jagoan tanpa tanding ini mendapatkan tugas menumpas musuh-musuh yang maniak, yang memperalat dinas rahasia blok Kiri. Gila kekuasaan, gila kekayaan. Untuk melaksanakan impian itu para musuh biasanya melengkapi diri dengan cara membunuh yang fantastis. Mengecat seluruh tubuh lawan dengan bronze emas hingga pori-pori kulit tertutup rapat, umpamanya. Atau menciptakan kapsul yang bila ditelan akan segera membuat perut menggelembung dan pecah. Yang lain, membuat pesawat dengan beberapa tempat duduk yang dasarnya bisa digeser hingga yang menempati kursi itu terlempar terjun bebas sebebas-bebasnya menuju bumi tercinta. Dan tentu saja, Bond tak dilepas begitu saja. Ia pun dibekali senjata-senjata aneh dan ampuh. Sebuah mobil komplet dengan sinar laser yang bisa mengarungi darat, laut, dan udara. Atau sebuah arloji dengan gergaji otomatis. Atau sebagaimana di petualangan terbaru ini, Bond dibekali alat ledak yang mengeluarkan asap bila ia menyiulkan Rule Britannia. Bukan cuma itu. Simbol kepahlawanan orang Inggris ini tentu saja belum lengkap tanpa sejumlah pendamping lemah gemulai tapi cekatan, lembut tapi siap menembak, jelita tapi siap mengecoh. Itulah leading lady ditambah sejumlah figuran lain yang tak kalah hemm-nya -- baik sebagai musuh maupun kawan. Tapi jangan diharap lalu tersaji sebuah kisah spionase berbelit-belit sebagaimana alur politik perang dingin blok Barat dan Timur. Ini sebuah cerita detektif pop, yang tak susah ditebak perkembangan teka-tekinya. Yang penting, bumbu-bumbu fantastis yang disajikan dengan canggih, ramuan sejumlah unsur: ketegangan, humor, dan wanita. Dan agar bumbu itu tak percuma, pemaparan cerita terpaksa dibuat sederhana dan lugas, ringan dan pas untuk siapa saja. Dan James Bond pun tak cuma membawa kejayaan Inggris, tapi juga produsernya. Kira-kira US$ 2 milyar laba sudah masuk saku Broccoli dan Saltzman dari 14 petualangan Bond sebelumnya. Dan Bond bukan cuma monopoli satu bintang. Mula-mula tampil Sean Connery. Kemudian George Lazenby. Lalu Roger Moore. Kini, seorang pemuda lajang dari Manchester bernama Timothy Dalton dibaptis sebagai Bond keempat. Tentu, setiap Bond punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Connery, umpamanya, memang mengesankan jantan, gentleman santai dalam keadaan apapun: ketika nyawa diujung peluru ataupun ketika asmara di bibir bantal. Sedangkan Lazenby yang tampil sekali saja dalam On Her Majesty's Secret Service, rupanya tak mampu bertahan. Setidaknya bertahan tanpa meresmikan perkawinan dengan Tracy Vincenz yang diperankan oleh Diana Rigg. Dan itulah pernikahan Bond pertama dan terakhir hingga 1987 ini. Lalu Roger Moore, dengan gaya aristokratnya menembak, melirik dan memeluk pertama kali dalam Live and Let Die. Ia sedikit feminin dibandingkan dengan Connery. Juga lebih ramah, tak mengesankan kurang berotot. Lebih santai dan agak sinis. Muncullah Dalton, berusia 40 tahun. Sebagaimana seorang agen rahasia, ia tak begitu dikenal di kalangan luas. Selama ini orang baru ini hanya dikenal sebagai pendamping artis cantik Vanessa Redgrave yang usianya sepuluh tahun lebih tua. Mereka satu atap sudah sekitar 15 tahun silam. Sama-sama keluaran Royal Academy of Dramatic Art dengan Moore, Dalton tampaknya memang lebih punya banyak masalah. Umpamanya, dalam petualangan terbaru inilah AIDS mulai diperhitungkan. Akibatnya, Bond kali ini monogami, bukan lagi lady killer seperti yang lalu. Bahkan menginap di hotel pun pesan dua kamar, meski di sampingnya mengikut cewek. Ia cuma berkencan dengan pemain cello yang cantik dan berwajah klasik karena diperankan oleh Maryam D'Abo. Lalu muncullah ejekan di London, ia bukan lagi 007, tapi "No No Seven." Pertama kali main film 20 tahun lalu memerankan raja Prancis dalam The Lion Winter, kini, setelah mengakhiri hidup jenderal Amerika yang korup, nama Timothy Dalton langsung melejit di bursa aktor film. Untuk jasanya itu ia dibayar US$ 750.000. Tapi mungkin karena harus bermonogami tampang Bond keempat tak sesantai pendahulunya. Ia kurang luwes sebagai agen MI6. Jarang tersenyum bila lagi berkelahi. seolah-olah menderita tekanan psikologis. Tapi, tentu, tetap saja ia bertindak fantastis. Menerbangkan pesawat dari landasan udara angkatan udara Rusia di Afghanistan, meski ia tahu di dalamnya sebuah bom plastik segera meledak -- memang dia sendiri yang memasangnya. Dan entah untuk memperoleh simpatisan atau mungkin mencari pasaran, Bond kali ini menerima bantuan dari mujahidin Afghanistan untuk melawan Rusia. Akibatnya, keperkasaan Dalton memang berkurang dengan adanya para gerilyawan Islam itu, yang memang menentukan kemenangannya. Tapi semua itu memang ada sebabnya. Bagi Dalton, Bond harus berhenti menjadi manusia super. "Pendekatan saya adalah pendekatan yang lebih manusiawi," tuturnya kepada Newsweek. Bagaimanapun, katanya, "Bond hanyalah orang biasa." Dan itu juga berarti bahwa Bond sekarang tak begitu suka humor, tak sesegar masa mudanya. Musuhnya pun cuma pialang senjata gelap, yang membeli senjata dengan uang panas. Bukan seorang musuh yang berat, yang kreatif, yang sangat sadistis, yang punya seribu cara membunuh yang tak terpikirkan. Ini seorang musuh ringan saja, yang tak membutuhkan baik Connery maupun Moore, tak diperlukan seorang James Bond dengan lisensi membunuh, guna menumpasnya. Sayang, memang. Dan Dalton, harap Anda hati-hati. Dari kubu Timur segera muncul James Bondski, untuk memperingati 70 tahun Cheka -- nama awal KGB dinas rahasia Rusia. Bondski tentu saja tak memusuhi agen komunis. Musuhnya, sudah jelas, yang disebut para fasis dan kapitalis dan imperialis. Dunia spionase memang makin ramai. Tapi, James, jangan berhenti, dan cukup sekali ini saja Anda ketakutan setengah mati. Ahmed Kurnia Soeriawidjaja & Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus