PADA awalnya adalah Edgar Allan Poe. Penyair, penulis cerita pendek Amerika Serikat, yang hidup di abad ke-19. Sastrawan yang dikenal dengan cerita-cerita misterinya itu pernah menjadi tentara. Tak mengherankan apabila ia tertarik pada dunia sandi. Tokoh inilah yang mempengaruhi Sir Francis Beaufort dari Dinas Rahasia Angkatan Laut Inggris. "Poe," kata Beaufort, "lebih mempengaruhi perkembangan dunia intelijen Inggris daripada kami sendiri. Dialah yang mengembangkan kata-kata sandi, sekaligus mencarikan cara memecahkan kata sandi dari musuh." Perhatian Beaufort kepada Poe bisa dimengerti. Pertama, Poe pun menggunakan bahasa Inggris. Kedua, waktu itu, yang lebih banyak menggunakan kata-kata sandi adalah pihak angkatan laut, dan siapa pun sudah tahu, Britain rules the waves. Penulis cerita pendek misteri itu memang dengan sungguh-sungguh mempelajari sejarah kata-kata sandi. Dan suatu ketika di tahun 1940, pada usia 31 tahun, ia menulis artikel di sebuah majalah. Ia menantang pembaca untuk mengirimkan kata-kata sandi kepadanya. Benar saja, ratusan pembaca mengirimkan pesan-pesan berwujud kode-kode bermacam-macam. Semuanya saja terpecahkan dengan benar oleh Poe, kecuali satu. Untuk yang satu ini, kata Poe, bukan kata sandi sebenarnya. Si pengirim cuma main-main, asal membuat kode, tentu saja tak terpecahkan. Sebuah kiriman dari seorang opsir muda angkatan laut Inggris menarik Poe karena kata sandinya demikian sulit. Bahkan setelah ditemukan kata kuncinya, kesulitan berikut sudah menghadang. Sebabnya, si opsir menggunakan kata-kata yang jarang dipakai. Singkat cerita, pihak angkatan laut Inggris berbangga karena pujian Poe, orang Amerika. Tapi baru ketika angkatan laut membentuk Dinas Intelijen, dipimpin oleh Beaufort, kata sandi benar-benar dikembangkan guna mengirimkan pesan-pesan rahasia. Hasilnya, di akhir abad ke-19, ketika Beaufort digantikan penerusnya, Dinas Intelijen Angkatan Laut menjadi lembaga yang paling canggih di antara dinas-dinas rahasia angkatan lainnya. Lalu, apa hubungan semua ini dengan Dinas Keamanan dan Dinas Rahasia Inggris? Ketika itu menjelang Perang Boer. Intelijen militer telah memperingatkan pihak Downing Street dan Kabinet tentang rencana-rencana orang Boer. Tapi pemerintah selama ini rupanya menganggap bahwa dinas intelijen di angkatan-angkatan cuma semacam "perpustakaan buku-buku referensi yang bermanfaat." Alias informasi dari intelijen militer tak dianggap serius. Berdasarkan pengalaman tersebut, ketika Jenderal Sir Henry Wilson menjadi Komandan Sekolah Komando, dikembangkanlah intelijen profesional. Inilah awal kegiatan dinas intelijen modern. Jenderal Wilson tak cuma menyuruh stafnya mempelajari kata sandi. Tapi meminta mereka agar suka berjalan-jalan ke daratan, dan melaporkan yang mereka dengar, lihat, tentang kegiatan politik dan militer negara-negara di daratan Eropa. Dan, tentu, laporan disampaikan dalam bahasa sandi. Jenderal Wilson sendiri suka bersepeda keliling Jerman, mengamati, mendengarkan, bertanya kepada orang-orang yang ditemui, dan membuat laporan. Sementara itu, kesatuan militer Inggris di Afrika Selatan memiliki dua nama besar. Lord Kitchener dan Jenderal Sir Robert Baden Powell (Bapak Pandu Dunia), dua nama itu, sangat tertarik pada dunia sandi, lalu mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan militer. Adalah Baden Powell yang pertama-tama mencium kegiatan spionase pihak Jerman. Dialah yang kemudian melakukan perjalanan ke daratan, lalu membuat gambar-gambar dengan cat air. Ia menggambar gunung, hutan, dan sebagainya. Orang-orang mengagumi karya seni seorang tentara itu. Tetapi, di balik gambar yang mungkin indah itu tersembunyi informasi tentang kekuatan Jerman: kekuatan tentaranya, perbekalannya, jumlah senjata, metode gerakannya, dan sebagainya. Boleh dikatakan, Baden Powell agen rahasia pertama yang aktif. Toh, sampai saat itu, karena birokrasi militer, yang disebut intelijen militer belum mendapatkan perhatian sepenuhnya. Bahkan di Prancis, lembaga intelijen justru dianggap membahayakan keamanan. Salah satu akibatnya, Kitchener, yang berlayar dengan kapal penjelajah Hampshire, disabot oleh seorang mata-mata yang mengirimkan pesan sandi kepada kapal Jerman. Isi sandi: di kapal itu ada seorang perwira musuh. Torpedo pun dikirimkan dan Hampshire tenggelam pada 1916 bersama Kitchener. Itu menjadi pelajaran pertama bagi Dinas Keamanan Inggris yang sebenarnya sudah dibentuk pada 23 Agustus 1909. Yakni memenuhi keinginan sejumlah perwira bahwa diperlukan organisasi baru dari intelijen militer. Toh, waktu itu perkembangan MO5, demikian mula-mula dinamakan (dan baru kemudian menjadi MI5), tak begitu menggembirakan. Padahal, MO5 dipimpin oleh seorang kapten dari Resimen Staffordshire Selatan yang punya nama. Yakni Kapten Vernon Kell. Ia seorang serdadu yang luas pengetahuannya, seorang opsir yang banyak melakukan perjalanan ke berbagai wilayah. Ia pun seorang ahli linguistik brilyan, dan punya pengetahuan tentang dunia intelijen di berbagai negara. Ia memang tokoh ideal untuk memimpin sebuah dinas rahasia. Ia seorang "James Bond" sebenarnya. Kell menguasai bahasa Prancis, Jerman, Italia, dan Polandia selagi muda. Lalu ia belajar berbahasa Rusia di Rusia, bahasa Cina di Cina -- dan lulus sebagai penerjemah untuk kedua bahasa itu. Pengalamannya segudang. Ia ikut terlibat ketika Perang Candu meletus di Cina. Tapi sudah suratan, pada 1904 ia harus mundur karena kesehatannya tak mengizinkan ia meneruskan kariernya: Kell terkena asma. Tapi setiap kemalangan rupanya ada segi untungnya juga. Beristirahat dari dinas militer justru membuat dia terpilih untuk mengembangkan MO5 yang baru dibentuk. Mula-mula Kell merasa ragu-ragu terhadap tugas barunya itu. Istrinyalah yang mendorong suaminya agar berkarier di bidang baru itu. Adalah seorang Kolonel James Edmonds, yang ikut mengusulkan agar dibentuk dinas rahasia baru, yang mengusulkan Vernon Kell. "Tugas lembaga ini adalah tugas rahasia," tutur Edmonds kepada Kell. "Dan Anda, tentu saja, harus melupakan karier di dunia militer. Dan karena tugas lembaga ini tugas rahasia, semuanya juga harus berjalan diam-diam. Tak boleh masyarakat luas tahu. Tapi saya yakinkan Anda, tugas seperti ini sangat penting bagi negara dan bangsa." Kell ternyata memang cocok untuk tugas baru ini. Dengan pengalamannya, dengan disiplin yang ia miliki, akhirnya semua hambatan tersisihkan. Umpama bukan Kell, mungkin dalam waktu setengah tahun ia akan mengundurkan diri. Dan setelah MO5 menunjukkan kerja yang baik, berbagai informasi bisa diberikan kepada pihak milier, perhatian pemerintah Inggris pun lebih serius. Bahkan akhirnya Kell bisa meyakinkan Jenderal Ewart, kepala intelijen militer waktu itu, bahwa Inggris benar-benar memerlukan sebuah lembaga intelijen yang terorganisasi secara baik. Kell memang seorang "James Bond". Orang yang punya hobi memancing dan main croquet ini, konon, mampu mencium seorang mata-mata atau bukan sebagaimana seekor anjing mencium tikus. Ia mempertaruhkan nyawanya dalam segala situasi. Dan mungkin dialah agen rahasia Inggris yang pertama kali memanfaatkan para pelaku kriminal untuk kepentingan dinas rahasia. Lembaga yang dibina oleh Kapten Vernon "James Bond" Kell inilah yang kemudian dalam perjalanan sejarahnya pernah sedikit terabaikan, dan karena itu kemasukan mata-mata Rusia. Dinas ini pula yang melahirkan penyadap ulung Peter Wright yang kini bukunya membuat pemerintah Inggris menjadi repot. (Lihat juga: Tukang Korek dengan 1.000 Kunci dan Inferogasi di depan Perapian)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini