Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tumpang lihat

Pujianto, 20, dan tumpang, 17, ditahan di lembaga pemasyarakatan wiro- gunan, yogyakarta, karena mencuri dan berbuat tidak senonoh terhadap denok, pembantu rumah tangga.

20 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LANGKAH pertama untung, langkah kedua buntung. Ini kisah Tumpang, 17 tahun, dan Pujianto, 20 tahun, penduduk kampung kumuh di bilangan Bausasran, Danurejan, Yogyakarta. Pujianto yang tamat SD itu, seharihari adalah kenek bus antarkota. Pemuda kurus tinggi ini sudah beristri dan punya dua anak kembar usia tiga tahun. Tumpang yang pendek gempal dan bertato di lengannya itu adalah pengangguran yang pernah merantau beberapa tahun di Jakarta. Sekitar 100 meter dari permukiman mereka ada rumah dengan lingkungan yang apik, milik Oetojo Darmobroto, 72 tahun, pensiunan Kepala SMA 3 Yogyakarta. Tiap pulang ke rumah, keduanya sering melalui kediaman Oetojo. Mereka rupanya tergiur untuk mampir tanpa diundang. Ide itu dari Tumpang. Itu mereka lakukan pada suatu dini hari awal Juni lalu. Yang empunya rumah sedang lelap sehingga Tumpang dan Pujianto bisa tenang membobol pintu dapur yang terbuat dari gedek (bambu). Mereka dengan mudah memboyong TV 18 inci, tape recorder, serta dua arloji. Semudah mereka masuk semudah itu pula keluar dan mengamankan hasil jarahannya di rumah Pujianto. Permalingan yang sukses di langkah pertama ini belum memuaskan. Masih tanpa kulo nuwun, ya, main selonong saja mereka tiba di dalam. Kali ini yang diincar adalah kamar pembantu sebut saja Denok. Apalagi kalau bukan untuk melepas nafsu. Denok tidak berkutik karena ditodong dengan pisau dan gunting. Antingnya dijambret. Sepeninggal mereka, Denok yang berusia 20 tahun dan bertubuh bongsor itu baru panik menggebukgebuk pintu kamarnya. Oetojo tersentak dari tidurnya. "Pas pintu dibuka, Denok ndeprok di lantai dan menangis. Denok baru cerita rumah kemalingan," kata Oetojo kepada Nunik Iswardhani dari TEMPO. Dari keterangan Denok, polisi kemudian bergerak. Dan tiga setengah jam kemudian, sebelum tengah hari, Tumpang serta Pujianto diringkus. Mereka mengakui perbuatannya, termasuk urusan dengan Denok. Akan halnya Oetojo, ia tidak kenal dan tidak punya masalah dengan kedua maling itu. "Yang jelas, sejak 20 tahun tinggal di sini belum ada kejadian seperti ini," katanya. Karena itulah, menurut Oetojo, penduduk tidak terlalu khawatir dengan keamanan rumah. Pujianto dan Tumpang kini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan atas permintaan Polresta Yogyakarta. Sedangkan Denok, yang masih shock berat, sekarang ditenangkan keluarga putra Oetojo di Jakarta. Menurut hasil visum dokter, kegadisan Denok masih utuh. "Ketika itu nafsu saya terangsang setelah Tumpang membuka pakaian dalam wanita itu," kata Pujianto kepada polisi. Tapi ia tak sampai hati menyebadani Denok yang terus meronta. Juga Tumpang tak sampai menumpangi Denok, kecuali sekadar menumpang lihat seperti apa wanita yang telanjang. "Sudah lihat, ya, sudah," ujarnya. Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus