RUMAH Sakit Umum Amuntai, Penjara alias Lembaga Pemasyarakatan
dan Tangsi Polisi (Komres 1301), dipandang bernilai sejarah
karena tuanya. Namun dirasakan KNPI (Komite Nasional Pemuda
Indonesia) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sebagai memedihkan
mata. Terutama penjara itu. Selain mendekam di tengah-tengah
kota, juga di sekeliling tempat memeram para terhukum yang di
sana disebut sapir itu, berjejer kantor Penerangan, bioskop,
hotel, proyek air minum dan Kantor Bupati sendiri. Lagipula
Amuntai bergelar kota pendidikan. "Sapir itu harus digusur ke
luar kota". kata Sessi Romenivilla, Ketua KNPI Dati ll HSU.
"Sudah tak pantas lagi berdiri di sana".
Sessi, tak cuma galak berucap. Dengan dibuntuti segala unsur
pemuda dan pelajar di sana ia menghadap DPRD. "Sapir memang
harus digusur. Dewan menyetujui secara aklamasi", tutur Haji
Azis. Sekwilda HSU menyimpulkan hasil kunjungan Sessi dan partai
pendukungnya. Sedang pimpinan LP itu sendiri, juga akur saja.
Cuma saja, katanya, bagaimana tindak lanjut rencana tersebut.
Sebab pihak LP, terang tak punya uang, meskipun Pemda HSU sudah
menyediakan 2 Ha tanah di Km4. Tapi karena semua pihak sudah
akur terhadap gerakan putera sulung Bupati Bihman Villa itu,
terpaksalah Ketua Pengadilan Negeri Amuntai menghadap atasannya
di Departemen Kehakiman. Mengadukan maksud anak-anak muda
membongkar LP dan membangun Gelanggang Remaja di bekasnya.
Lapangan Merdeka
Hasrat ini agaknya memang sukar ditolak. "Tempatnya amat
strategis untuk membina para remaja", ucap Sessi. Dan menurut
cerita Sekwilda Azis, Ketua Pengadilan tadi berhasil meyakinkan
atasannya di Departemen Kehakiman, hingga menyanggupi
mengucurkan anggaran buat pemindahan LP itu. Paling lambat, awal
tahun depan.
Puaskah Sessi? Tak cuma itu tuntutan Sessi. RSU yang juga sudah
sepuh dan mendekam dakat lapangan Merdeka itu, dituntutnya pula
agar dipindahkan. Sebab, katanya, lapangan tempat berbagai
upacara dan pertandingan sepakbola itu, amat mengganggu
pasien-pasien. "Tak jarang bola masuk rumah sakit", ucap Sessi
memperkuat alasannya. Tapi belum terdengar tanggapan pejabat
Pemda dan DPRD. Sebab meski tampaknya mereka akur, bila tiba
pada bab biaya mereka cuma bisa saling tatap. Dan bukan tak bisa
diduga, setelah itu Sessi akan menuntut pemindahan tangsi
Polisi. Entah dengan alasan apa lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini