Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Persatuan Daerah, dan Partai Merdeka, pemilihan umum kali ini ibarat nyawa kedua. Mereka gagal melewati ambang batas pemilihan 2004, tapi bisa kembali bertanding setelah Mahkamah Konstitusi mencabut aturan yang mengatur soal itu. ”Saya akan membubarkan partai jika perolehan suara kembali di bawah 2,5 persen,” kata Ryaas Rasyid, Presiden Partai Demokrasi Kebangsaan.
Menurut Ryaas, partai ini sebenarnya dibentuk untuk kendaraan Susilo Bambang Yudhoyono—ketika itu masih Menteri Koordinator Politik dan Keamanan—pada 2002. Tapi kongsi pecah ketika Yudhoyono sempat memutuskan bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri pada 2003. ”Sejak itu, saya memutuskan hubungan,” katanya. Memperoleh empat kursi Dewan Perwakilan Rakyat, partai ini mendukung Wiranto pada pemilihan presiden 2004.
Tiga partai lama itu acap dipandang sebelah mata. Sejumlah lembaga survei menempatkan mereka pada partai kelas ”nol koma”. Begitu juga dengan partai baru seperti Partai Republik Nusantara, Partai Pemuda Indonesia, serta Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia. Sementara tiga partai pertama menggunakan ”nyawa kedua”, tiga yang belakangan itu baru me njalani debut dalam pemilu tahun ini.
Mengusung Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai calon presiden, Partai Republik Nusantara cukup sering muncul di media massa. Pendiri partai ini juga dua jenderal yang cukup punya nama: mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayor Jenderal Purnawirawan Syahrir dan mantan Komandan Pusat Polisi Militer Mayor Jenderal Purnawirawan Djasri Marin.
Partai Pemuda Indonesia lahir dari sejumlah aktivis Komite Nasional Pemuda Indonesia. Adapun Partai Pengusaha dan Pekerja diprakarsai sejumlah pengusaha yang semula pro-Partai Golkar. Sebagaimana Partai Pemuda Indonesia, Partai Pengusaha dan Pekerja banyak disokong kaum muda.
Partai ”nyawa rangkap” dan partai baru punya kemiripan: bersikap pragmatis serta tidak condong ke basis sekuler dan aliran agama sebagaimana partai-partai sebelumnya. Namun sulit bagi mereka untuk menjadi pesaing partai yang sudah mapan.
Partai Merdeka
Nomor urut: 41
Tanggal pendirian: 10 Oktober 2002
Pendiri: Adi Sasono dan sejumlah tokoh koperasi
Ketua Umum: Rosmawi Hasan
Jumlah caleg: 89 orang
Caleg perempuan: 31 orang atau 34,83 persen
Proyeksi Perolehan Suara
Perolehan suara 2004: 839.705 suara atau 0,74 persen
Modal politik: 100 anggota DPRD kota hasil Pemilu 2004 dan lolos faktual di 22 provinsi
Partai Persatuan Daerah
Nomor urut: 12
Tanggal pendirian: 18 November 2002
Pendiri: Oesman Sapta Odang
Ketua Umum: Oesman Sapta Odang
Proyeksi Perolehan Suara
Perolehan suara 2004: 656.473 suara atau 0,58 persen
Jumlah caleg: 159 orang
Modal politik: 100 anggota DPRD kota hasil Pemilu 2004 dan lolos faktual di 21 provinsi
Sikap Partai
”Pendidikan gratis, kesehatan gratis, dan memberantas korupsi, terutama di Papua, Kalimantan, dan Sulawesi,” kata Oesman Sapta Odang.
Partai Demokrasi Kebangsaan
Nomor urut: 20
Tanggal pendirian: 28 Juli 2002
Pendiri: Ryaas Rasyid, (almarhum) Afan Gaffar, dan Andi A. Mallarangeng
Ketua Umum: Ryaas Rasyid
Jumlah caleg: 251 orang
Proyeksi Perolehan Suara
Perolehan suara 2004: 1,3 juta atau 1,16 persen
Modal politik: 4 kursi DPR dan 423 kursi DPRD hasil Pemilu 2004 dan lolos faktual di 23 provinsi
Sikap Partai
”Menciptakan pemerintahan transparan, akuntabel, dan efisien. Pengentasan orang miskin dan sistem hukum yang memihak semua golongan,” kata Ryaas Rasyid.
Partai Republik Nusantara
Nomor urut: 21
Tanggal pendirian: 20 Mei 2007
Pendiri: Mayor Jenderal (Purn) Djasri Marin, Mayor Jenderal (Purn) Syahrir, dan Yus Sudarso
Ketua Umum: Mayor Jenderal Purnawirawan Syahrir
Jumlah caleg: 231 orang
Proyeksi Perolehan Suara
Sikap Partai
Menyederhanakan administrasi pemerintahan, mereformasi sektor pendidikan, dan memprioritaskan pembangunan pada sektor maritim. Mencalonkan Sultan Hamengku Buwono X sebagai presiden.
Partai Pemuda Indonesia
Nomor urut: 14
Tanggal pendirian: 5 Maret 2007
Pendiri: Hasanuddin Yusuf, Boston Manurung, Achmad Mudjiyanto
Ketua Umum: Hasanuddin Yusuf
Jumlah caleg: 278 orang
Proyeksi Perolehan Suara
Target partai: 8 persen atau 8 juta suara
Sikap Partai
”Mendorong pemuda ikut serta dalam pembangunan bangsa, menjalankan amanat reformasi yang optimal, dan menciptakan pemerintahan yang bersih,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Pemuda Indonesia Meike Yulianty.
Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
Nomor urut: 3
Tanggal pendirian: 11 April 2002
Pendiri: Daniel Hutapea
Ketua Umum: Daniel Hutapea
Jumlah caleg: 279 orang
Proyeksi Perolehan Suara
Modal politik: Lolos faktual di 23 provinsi
Sikap Partai
Menyatukan perjuangan pengusaha dan pekerja Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo