Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akan nyaman hunikah Jakarta pada 2030? Pemerintah DKI Jakarta memprediksi jumlah penduduk bisa mencapai lebih dari 10 juta jiwa. Beban berat Ibu Kota menyebar ke kawasan penyangga. Kota yang sekarang berpenduduk 9,5 juta jiwa ini akan menjadi salah satu dari 20 megacity dan pusat ekonomi dunia.
Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2010-2030 seharusnya bisa menjadi petunjuk bagi publik bagaimana cara kota ini mencapai tujuan itu. Namun sampai sekarang rancangan peraturan daerahnya masih dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Ibu Kota tetap terjebak dalam tumpukan masalah yang sudah kita hafal dari tahun ke tahun: macet, banjir, polusi, angkutan umum tak berkualitas, fasilitas publik memprihatinkan.
Beberapa poin dalam draf RTRW 2010-2030 bisa menjadi gambaran wajah Jakarta 2030. Tapi banyak kalangan pesimistis dengan pencapaiannya. Tiga kali rencana tata ruang wilayah dibuat sejak 1965, tapi implementasinya selalu meleset.
Berikut ini daftar rencana itu:
1. Transportasi
Memakai konsep transit oriented development atau pengembangan pusat kegiatan angkutan massal, dengan menambah moda transportasi berbasis rel, jalan, dan angkutan air.
2. Lingkungan
Fakta Persoalan Jakarta
Kota Nyaman Huni
Menurut lembaga survei kota ternyaman di dunia, Mercer, ada 10 kriteria kondisi kehidupan perkotaan yang mereka teliti. Salah satunya adalah kualitas sarana transportasi dan lingkungan. Karena itulah, kota-kota di Eropa masih mendominasi kota nyaman huni di dunia. Wina, Austria, menduduki tempat teratas kota dengan kualitas hidup terbaik untuk penduduknya pada 2010. Posisi kedua dan ketiga berada di Swiss, yaitu Zurich dan Jenewa.
Kenyamanan hidup penduduk Asia tahun lalu menurun karena semakin meningkatnya ancaman kekerasan dan terorisme. Mercer melihat tren ini akan terus terjadi. Ditambah lagi, beberapa wilayah Asia sangat rentan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi, topan, dan badai. Auckland di Selandia Baru menjadi wilayah di kawasan Asia-Pasifik yang paling nyaman huni.
Ikatan Ahli Perencanaan pernah melakukan survei serupa di 15 kota besar di Indonesia. Jakarta termasuk kota dengan indeks persepsi kenyamanan rendah. Kenyamanan warga terhadap kotanya hanya 54,26 persen. Pemicunya fasilitas umum yang tidak memadai serta kurangnya ruang publik—dan rawan kejahatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo