Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bontang - Warga Kota Bontang kecewa dengan klaim PT Pupuk Kaltim (PKT) yang menyatakan asap akibat ledakan di salah satu pabrik mereka aman dari gas beracun berbahaya. Achmad Ridwan, salah satu warga, menilai PKT seharusnya melakukan analisa dampak lingkungan hidup terlebih dahulu sebelum mengeluarkan pernyataan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami kecewa perusahaan langsung mengklaim bahwa kejadian tersebut aman dari gas beracun berbahaya. Padahal, belum ada analisis dampak lingkungan hidup dari pihak terkait. Menurut kami, pernyataan yang secara tiba-tiba mengklaim aman dari gas beracun berbahaya, itu tidak mendasar," kata Imam Achmad kepada Tempo, Sabtu, 23 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya sebuah ledakan di Pabrik 5 PKT terjadi pada Sabtu pagi tadi. Ledakan itu menimbulkan suaran menggelegar dan menyebabkan asap berwarna putih, hitam dan jingga membumbung ke angkasa.
Sejumlah warga pun menghkawatirkan adanya kandungan beracun dalam asap hasil ledakan tersebut. PKT dalam keterangannya menyatakan bahwa asap tersebut aman dan tak mengandung racun.
Achmad juga menyayangkan PKT tak menyebut soal keamanan dan keselamatan masyarakat di wilayah dekat kawasan pabrik itu dalam keterangannya. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bontang itu pun menilai wajar jika kemudian masyarakat panik.
"Sangat wajar sekali masyarakat panik," kata dia.
Imam menduga, insiden tersebut mengakibatkan adanya kandungan nitrogen dioksida, yang sering dikaitkan dengan polusi udara.
"Jika tidak ada banyak angin, maka itu bisa menjadi bahaya bagi orang-orang di dekatnya. Tingginya kadar nitrogen dioksida dapat menjadi masalah bagi para korban ledakan dan masyarakat disekitar bufferzone yang memiliki masalah pernapasan, yakni timbulnya iritasi dan sistem pernapasan yang meradang," kata dia.
Kejadian ini, kata Imam, harus mendapat perhatian khusus bagi semua pihak khususnya PKT.
"Ini bukan kejadian pertama kali terjadi karena beberapa tahun yang lalu kejadian serupa pernah terjadi ledakan Unit Amoniak Pabrik Pupuk Kaltim I," ungkapnya.
"Kami mendesak perusahaan dan pemerintah serta pihak terkait untuk melakukan investigasi sejauh mana dampak cemaran polusi udara yang disebabkan oleh ledakan tersebut dan membuka secara transparan proses dan hasil dari investigasi tersebut," kata Imam.
PT Pupuk Kaltim menyatakan ledakan tersebut terjadi karena over firing dan dapat segera dikendalikan. Mereka juga menyatakan tak ada korban jiwa akibat ledakan tersebut.
Pupuk Kaltim merupakan produsen pupuk urea dan NPK terbesar di Indonesia saat ini. Beroperasi di Kota Bontang, perusahaan pupuk plat merah ini mampu memproduksi pupuk urea sebesar 3,43 juta ton/tahun, Amoniak sebesar 2,74 juta ton/tahun, dan NPK sebesar 350 ribu ton/tahun.