Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bayi berusia di bawah 1 tahun memiliki frekuensi tidur yang banyak dan panjang. Namun, Anda perlu mewaspadai penyebab kematian bayi mendadak alias sudden infant death syndrome (SIDS), yang sering dikaitkan dengan tidur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SIDS adalah kematian mendadak, tidak diduga, dan seringkali tidak bisa dijelaskan yang dialami oleh bayi dalam keadaan sehat. SIDS pernah dialami oleh bayi Kaola, anak dari finalis Masterchef Indonesia sekaligus influencer Yulia Baltschun. Yulia mengaku bayi berusia 6 bulan itu sudah coba dilarikan ke rumah sakit saat ditemukan tertidur dalam kondisi tidak bernapas, namun nyawanya tetap tidak tertolong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak ada yang mengetahui secara pasti penyebab kematian bayi mendadak ini secara spesifik. Namun, dokter menduga terdapat kombinasi beberapa faktor. Salah satu kemungkinan besar penyebab kematian bayi mendadak ialah adanya abnormalitas atau cacat pada otak bayi. Cacat ini biasanya terjadi pada jaringan saraf yang mengontrol cara bayi bernapas, denyut jantung bayi, tekanan darah, temperatur, serta kapan bayi harus bangun dari tidurnya.
Meskipun demikian, kondisi otak yang tidak normal saja kurang kuat untuk dijadikan faktor penyebab kematian bayi yang mendadak. Berdasarkan penelitian lebih lanjut, dokter berkesimpulan bahwa bayi memiliki kemungkinan untuk meninggal tiba-tiba jika mengalami kombinasi dari tiga hal ini, yaitu:
1. Bayi dengan masalah kesehatan: bayi yang lahir dengan cacat bawaan, seperti kelainan otak maupun penyakit genetik, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena SIDS. Kadang kala, masalah kesehatan yang diderita bayi ini tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan maupun orangtua sehingga orang-orang dewasa itu juga tidak mengetahui jika bayi tersebut memiliki risiko meninggal secara tiba-tiba.
2. Anak berusia kurang dari 6 bulan: di usia ini, bayi tengah mengalami growth spurt sehingga masih melakukan penyesuaian terhadap tubuhnya sendiri. Data mencatat bayi yang meninggal karena SIDS biasanya berusia antara 2-4 bulan.
3. Faktor lingkungan: tidur tengkurap, suhu di sekitar tempat tidur yang terlalu panas, serta paparan asap rokok ketika ia tidur juga bisa menjadi penyebab kematian bayi secara mendadak.
Selain kombinasi ketiga hal di atas, faktor risiko lain yang dapat menjadi penyebab kematian bayi mendadak ialah: Ibu yang merokok, minum alkohol, dan melakukan penyalahgunaan obat-obatan terlarang selama hamil dan setelah melahirkan (menyusui). Bayi yang lahir prematur atau berat badan rendah, perawatan pascakelahiran yang buruk, bayi dengan riwayat keluarga yang juga mengalami SIDS dan bayi dengan ibu berusia kurang dari 20 tahun.
Selanjutnya, cara mencegah kematian bayi mendadak
Cara mencegah kematian bayi mendadak
Tidak ada cara yang 100 persen menjamin bayi Anda akan terbebas dari SIDS. Namun demikian, terdapat cara untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kematian bayi mendadak. Berikut 10 langkah mencegah SIDS seperti direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics.
1. Biarkan bayi tidur telentang
Jangan tidurkan bayi dalam tengkurap, termasuk miring (karena ia bisa berguling kemudian tengkurap). Pastikan bayi tidur terlentang di kasurnya, bukan di stroller, car seat, kursi bayi, ataupun ayunan dalam durasi yang lama. Bayi tidak akan tersedak ketika tidur telentang. Tetapi, jika Anda khawatir akan kemungkinan ini, berikan bantal di kepalanya atau komunikasikan dengan dokter anak Anda.
2. Singkirkan benda-benda di sekitar bayi tidur
Pastikan bayi tidur tanpa barang-barang yang mungkin membuatnya kesulitan bernapas, seperti selimut, mainan, guling, bahkan bantal yang kebesaran.
3. Jangan merokok di sekitar bayi
Merokok saat hamil meningkatkan risiko bayi lahir dengan kemungkinan mengalami SIDS. Hal ini juga berlaku ketika bayi menjadi perokok pasif saat sudah dilahirkan.
4. Bayi sebaiknya tidur di kasurnya sendiri
Bayi yang tidur satu kamar dengan orangtuanya memiliki kemungkinan kecil untuk terkena SIDS. Namun, bayi yang juga tidur satu kasur dengan orangtua justru kemungkinan besar meninggal mendadak.
5. Menyusui bayi sesering mungkin
Menyusui langsung bayi akan menurunkan risiko SIDS hingga 50 persen.
6. Imunisasi bayi
Imunisasi rutin pada bayi juga menurunkan risiko SIDS hinga 50%.
7. Pertimbangkan penggunaan pacifier atau empeng
Menggunakan empeng ternyata menurunkan risiko SIDS. Namun, pertimbangkan juga efek negatif empeng, misalnya menyebabkan bayi bingung puting.
8. Gunakan pakaian tidur yang nyaman
Jangan memberikan pakaian tambahan pada bayi berlebihan. Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak membuatnya kegerahan serta pastikan suhu kamar cukup nyaman untuk bayi.
9. Tidak perlu menggunakan alat pencegah SIDS
Alat-alat yang diklaim bisa mencegah SIDS, seperti monitor detak jantung dan respirator belum terbukti secara medis.
10. Jangan berikan madu pada bayi
Bayi di bawah usia 1 tahun bisa terkena botulisme dan bakteri lain jika mengonsumsi madu. Jadi, jauhkan mereka dari madu dan produk-produk yang berkaitan dengan madu.