Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Wisata Super-Premium Tak Menjamin Tambahan Devisa

Pemerintah diminta tetap menyediakan fasilitas reguler di Labuan Bajo dan Pulau Komodo.

29 Oktober 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas memberikan penjelasan kepada turis di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur,14 Oktober 2018. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Pelaku industri pariwisata meminta pemerintah tidak membatasi kunjungan berbagai segmen wisatawan ke kawasan Labuan Bajo dan Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, dengan konsep super-premium.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Maulana Yusran, menyatakan konsep super-premium tak menjamin peningkatan devisa karena volume pengunjung bakal anjlok. Menurut dia, tarif yang mahal berpotensi membatasi kunjungan wisatawan. "Jenis turis asing berbeda-beda. Meski mungkin mampu membayar tarif yang mahal, banyak dari mereka yang memilih konsep backpacking di tujuan wisata seperti Labuan Bajo," kata dia, kemarin.

Maulana mengatakan pemerintah seharusnya memadukan konsep leisure dengan bisnis, termasuk menyediakan fasilitas meeting, incentives, conferencing, and exhibitions (MICE) jika ingin mengerek perolehan devisa. "Pariwisata berkualitas itu ada di dalam MICE tourism karena banyak efek ikutannya," ujar dia. Maulana memberi contoh Singapura, Thailand, Australia, dan Malaysia yang menerapkan konsep ini untuk meningkatkan jumlah wisatawan sekaligus mengumpulkan devisa.

Maulana menyatakan pemerintah juga tak seharusnya membangun pariwisata untuk satu acara tertentu. Seperti diketahui, pemerintah mengembangkan sejumlah prasarana di Labuan Bajo untuk KTT G20 pada 2023. "Perlu dipertimbangkan fungsinya nanti setelah acara selesai," tutur dia.

Faktor lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah, menurut Maulana, adalah peningkatan turis domestik. Pada 2018, perjalanan turis domestik mencapai 300 juta kali lipat. Pada saat pandemi seperti saat ini, wisatawan domestik menjadi andalan pemulihan ekonomi. Dari sudut pandang perhotelan, dia mencatat okupansi di semua lokasi pariwisata, kecuali Bali dan Bintan, sangat bergantung pada turis domestik.

Namun Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata, Budijanto Ardiansjah, menyatakan kawasan Labuan Bajo memiliki daya tawar tinggi untuk menarik wisatawan. Salah satunya adalah pesona Taman Nasional Komodo. "Komodo harus diakui menjadi andalan," katanya.

Budijanto memperkirakan minat kunjungan wisatawan ke kawasan ini tetap tinggi, meski pemerintah menerapkan tarif mahal. Terlebih lagi, kata dia, dengan fasilitas super-premium, akses menuju lokasi wisata hingga sarana lain sangat terjamin. “Namun kawasan wisata non-premium tetap perlu disediakan untuk menarik minat wisatawan, terutama dari dalam negeri.”

Wacana destinasi eksklusif di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo telah dipersiapkan sejak tahun lalu. Dalam acara 100 CEO Forum yang digelar di Jakarta pada 28 November 2019, Presiden Joko Widodo menyebut Labuan Bajo sebagai satu dari lima destinasi wisata super-prioritas yang akan menjadi pemasukan devisa negara. Dia ingin kawasan tersebut dibangun dengan fasilitas premium dan dibatasi kunjungannya agar bisa dinikmati secara eksklusif.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan konsep itu dirancang untuk meningkatkan kualitas destinasi wisata. Dia menyatakan pemerintah akan lebih berfokus pada kualitas dibanding kuantitas. Salah satunya adalah membuat wisatawan lebih banyak berbelanja.

Untuk mewujudkan kawasan wisata super-premium, pemerintah telah memulai menata sarana dan prasarana di Taman Nasional Komodo. Salah satunya di Lembah Loh Buaya, Pulau Rinca. Di daerah itu, pemerintah menata dermaga, pembangunan jalan layang untuk akses ranger dan turis agar tak berinteraksi langsung dengan komodo, serta penginapan.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, menyatakan kemajuan proyek ini telah mencapai 30 persen. Dia memastikan pembangunan tersebut tak akan mengganggu area konservasi komodo. "Seluruh aktivitas penataan diawasi 5-10 ranger setiap hari," katanya.

Selain itu, pemerintah menyiapkan kawasan Pulau Komodo menjadi destinasi eksklusif. Aksesnya hanya berlaku bagi anggota atau member dengan biaya keanggotaan US$ 1.000  per tahun.

FRANCISCA CHRISTY | VINDRY FLORENTIN

 


Menuju Destinasi Wisata Mewah

Taman Nasional Komodo menjadi tujuan wisata andalan di Nusa Tenggara Timur. Dalam dua tahun terakhir, pemerintah gencar menata kawasan ini demi menarik lebih banyak pelancong. Target terbarunya adalah menjadikan Taman Nasional Komodo sebagai destinasi wisata super-premium untuk wisatawan kelas atas.

Profil Taman Nasional Komodo

  • Berdiri sejak 1980.
  • Ditetapkan sebagai World Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 1986.
  • Luas area 2.321 kilometer persegi.
  • Habitat bagi sekitar 2.500 komodo dan 28 jenis burung. Perairannya memiliki 385 spesies karang, 10 jenis lumba-lumba, dan 6 macam paus.

Tarif Kunjungan
- Hari Kerja
Jenis Kegiatan                                     Turis Asing                   Turis Domestik
Karcis masuk                                       Rp 150 ribu                  Rp 5.000
Penelusuran hutan dan gunung          Rp 5.000                      Rp 5.000
Pengamatan satwa liar                       Rp 10 ribu                    Rp 10 ribu
Snorkeling                                          Rp 15 ribu                    Rp 15 ribu
Diving                                                  Rp 25 ribu                    Rp 25 ribu
Memancing                                         Rp 25 ribu                    Rp 25 ribu

- Hari Libur
Jenis Kegiatan                                     Turis Asing                   Turis Domestik
Karcis masuk                                       Rp 250 ribu                  Rp 7.500
Penelusuran hutan dan gunung          Rp 5.000                      Rp 5.000
Pengamatan satwa liar                       Rp 10 ribu                    Rp 10 ribu
Snorkeling                                          Rp 15 ribu                    Rp 15 ribu
Diving                                                  Rp 25 ribu                    Rp 25 ribu
Memancing                                         Rp 25 ribu                    Rp 25 ribu


Angka Kunjungan ke Labuan Bajo

Tahun              Wisatawan Lokal                     Wisatawan Asing                     Total
2015                15.885                                     45.372                                     61.257
2016                29.377                                     54.335                                     83.712
2017                45.148                                     66.601                                     111.749
2018                71.184                                     91.870                                     163.054
2019                79.690                                     102.619                                   184.208


VINDRY FLORENTIN  

SUMBER: BALAI TAMAN NASIONAL KOMODO, PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus