Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wuling terus berusaha meningkatkan pasar otomotif di Indonesia. Salah satunya, menyiapkan lembaga pembiayaan sendiri. Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B OJK Bambang W Budiawan mengatakan produsen mobil PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) di Indonesia tengah mengurus izin usaha perusahaan pembiayaan. Perusahaan ini didukung oleh sejumlah investor asing ternama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu perizinannya sudah (proses). Tidak hanya lembaga atau bisnis plan, orangnya harus fit and proper, test” ujarnya, Rabu 30 Januari 2019.
Baca: Video Wuling Almaz First Impressions: Bukan SUV Murahan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bambang memperkirakan proses perizinan akan rampung pada kuartal I 2019. Dia mengatakan, ada sedikit kendala teknis untuk menyesuaikan jadwal pihak asing dalam melakukan uji kelayakan.
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, PT Sinarmas Multiartha Tbk., telah melakukan tambahan setoran modal pada PT SGMW Multifinance Indonesia senilai Rp38 miliar pada Oktober 2018.
Berdasarkan struktur kepemilikan saham PT SGMW Multifinance Indonesia, SAIC Motor HK Investment Limited menjadi shareholder terbesar, yakni 38 persen atau senilai Rp76 miliar.
PT SGMW Motor Indonesia memegang 24 persen saham atau senilai Rp24 miliar. Sementara General Motors Financial Company, Inc dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk., masing-masing memegang 19 persen saham senilai Rp38 miliar. Dengan demikian, pengendali PT SGMW Multifinance Indonesia adalah PT SAIC Motor HK Investment Limited.
Simak: Wuling Almaz Punya Fitur Wah, Tak Kalah dari Mobil Jepang
Sebagai informasi, Wuling merupakan perusahaan yang berada di bawah PT SAIC-GM-Wuling Automobile (SGMW). Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan antara SAIC Motor, General Motors, dan Liuzhou Wuling Motors Co Ltd. Yang berbasis di Liuzhou, Guangxi Zhuang Autonomous Region, di bagian barat daya China.
Selain Wuling, Bambang menyebutkan akan ada dua investor asing yang berasal dari Korea Selatan dan Singapura yang sedang proses due diligence. “Yang sudah selesai Jepang. Nama jangan deh,” katanya.
BISNIS