Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Krisis pangan di Yaman diprediksi bakal meningkat tajam dalam enam bulan ke depan akibat adanya penurunan kegiatan ekonomi karena pandemic Covid-19 yang berkepanjangan.
Laporan Program Pangan Dunia (WFP) disebutkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengatakan jumlah orang yang bakal mengalami kerawanan pangan akut akan meningkat menjadi 3,2 juta orang di bagian selatan Yaman.
Sebelumnya, kelaparan belum pernah dinyatakan secara resmi di Yaman.
SANAA — Krisis pangan di Yaman diprediksi bakal meningkat tajam dalam enam bulan ke depan akibat adanya penurunan kegiatan ekonomi karena pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan Program Pangan Dunia (WFP), Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyebutkan jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan akut akan meningkat menjadi 3,2 juta orang di bagian selatan Yaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yaman diketahui telah menjadi tempat krisis pangan terbesar di dunia akibat adanya perang antara pemberontak Houthi dan koalisi pimpinan Saudi yang berada di pihak pemerintah dan diakui secara internasional.
Di satu sisi, pencegahan penyebaran Covid-19 yang mengharuskan adanya pembatasan mengakibatkan guncangan ekonomi serta berkurangnya pengiriman uang untuk berbagai bantuan. Sejumlah hal itu memperparah situasi kelaparan di tengah perang yang sudah terjadi dalam lima tahun terakhir.
Kekerasan pun bangkit kembali pada warga sipil dalam beberapa pekan terakhir di antara pihak-pihak yang bertikai, meskipun ada upaya perdamaian oleh PBB.
Sebelumnya, kelaparan belum pernah dinyatakan secara resmi di Yaman. "Yaman menghadapi krisis di berbagai bidang. Kita harus bertindak sekarang," kata Laurent Bukera, Direktur WFP untuk Yaman.
Konflik Yaman setidaknya telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan menciptakan bencana kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari tiga juta orang mengungsi secara internal dan dua pertiga penduduknya bergantung pada bantuan makanan untuk bertahan hidup.
Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, sekitar 24 juta orang Yaman, atau 80 persen dari populasi negara itu, memerlukan berbagai bentuk bantuan atau pelindungan.
Negara-negara donor baru-baru ini mengurangi bantuan ke Yaman akibat pandemi. Para donatur pun khawatir bantuan tersebut mungkin tidak akan mencapai penerima yang dituju di wilayah yang dikuasai Houthi yang didukung Iran.
"Yaman kembali berada di ambang krisis keamanan pangan yang besar," ujar Lise Grande, koordinator kemanusiaan PBB untuk Yaman.
REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo