Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEJUMLAH video beredar di Twitter [arsip] berisi klaim bahwa aksi #IndonesiaGelap digerakkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Narasi klaim tersebut diikuti gambar mobil komando (mokom) yang digunakan oleh massa aksi demonstrasi ‘Indonesia Gelap’ yang dinilai serupa dengan unjuk rasa kader (PDIP) di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video itu memang memperlihatkan barisan mahasiswa di samping mokom bertuliskan “Suara Rakyat” saat aksi demonstrasi ‘Indonesia Gelap’ pada 20-21 Februari 2025. Video lainnya memperlihatkan mobil yang dianggap serupa itu digunakan kader PDIP saat Sekjen saat Hasto Kristiyanto diperiksa KPK, 20 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, benarkah video mobil yang serupa tersebut menandakan demonstrasi mahasiswa dimodali atau digerakkan PDIP?
PEMERIKSAAN FAKTA
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan mobil komando warna merah bertuliskan “Suara Rakyat” adalah hasil sewa ke pihak ketiga. Penyewaan mobil komando telah dimiliki beberapa orang dan praktik sewa-menyewa mobil komando menjadi praktik umum setiap demonstrasi.
Koordinator Aksi ‘Indonesia Gelap BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan, Muhammad Anas Robbani, menegaskan bahwa mobil komando yang mereka gunakan dalam berdemonstrasi #IndonesiaGelap, bukan dari PDIP.
Mobil komando tersebut mereka sewa dari pihak ketiga dengan tarif antara Rp 1,5 sampai Rp 2 juta untuk sekali aksi. Koalisi masyarakat sipil yang akan turun aksi #IndonesiaGelap menggelar konsolidasi pada 16 Februari 2025 dan saling berdonasi untuk persiapan aksi. Salah satunya untuk menyewa mobil komando. menyewa mobil tersebut.
“Ada sekitar 30 lebih organisasi yang bergabung aksi dan saling berdonasi,” kata Anas pada Tempo melalui pesan, Kamis, 27 Februari 2025.
Pemilik mobil komando tersebut, enggan diwawancarai Tempo. Namun media Inibanten.com, pernah menulis soal pemilik mobil komando “Suara Rakyat” pada Februari 2024, bernama Jainal. Menurut dia, Ia memasang tarif Rp2 juta untuk sekali aksi pada demonstran yang menyewa mobilnya.
Tidak hanya menyewakan ke mahasiswa yang aksi #IndonesiaGelap atau kader PDIP, mobil komando “Suara Rakyat” juga digunakan oleh massa aksi yang berdemonstrasi di Gedung Komisi Yudisial pada 28 Februari 2025.
Dikutip dari Rmol.id, massa dari PT Bukit Belawan Tujuh (BBT) berdemonstrasi untuk memprotes putusan bebas dari Pengadilan Negeri Ketapang, terhadap Direktur PT. Sultan Rafli Mandiri (SRM), Muhammad Palmar Lubis, dalam kasus pertambangan emas di luar kawasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) alias ilegal.
Selain di gedung KY, mereka juga membawa mobil itu ke gedung Badan Pengawas (Bawas) Mahkamah Agung, Jakarta, untuk melakukan aksi yang sama.
Sejumlah pemberitaan menyatakan penyewaan mobil lazim dilakukan oleh massa aksi demonstrasi. Cerita tentang mobil komando lainnya bernama Si Putih bisa dibaca di situs media CNN Indonesia.
Inisiator Demo ‘Indonesia Gelap’
Dilansir Tempo, BEM di kampus-kampus berbagai daerah melakukan konsolidasi untuk menggelar aksi demonstrasi ‘Indonesia Gelap’ setelah pesan dari grup WhatsApp Koordinator Wilayah BEM SI didistribusikan, pada Jumat, 14 Februari 2025.
Selain massa dari kalangan mahasiswa, pesan itu meminta kelompok masyarakat sipil dan pekerja kampus diajak untuk turut berdemonstrasi pada 17 sampai 20 Februari 2025.
BEM SI terdiri dari 340 badan mahasiswa. Mereka berniat menggelar aksi sejak awal Februari 2025. Kemudian mendapat inspirasi dari viralnya tagar #IndonesiaGelap di media sosial yang bertahan selama beberapa hari. Maka tagar itu yang dijadikan tajuk aksi demonstrasi.
Selain adanya indikasi pemangkasan bantuan operasional kampus dan beasiswa karena kebijakan efisiensi Presiden Prabowo Subianto, Koordinator BEM Sumatera Barat Rifaldi mengkhawatirkan pemangkasan dana transfer daerah yang dapat mengurangi pelayanan publik di daerah.
Pernyataan pemerintah bahwa beasiswa tak akan dikurangi, uang kuliah tunggal (UKT) tak akan naik, dan penggantian Mendiktisaintek dari Satryo Soemantri Brodjonegoro ke Brian Yuliarto dinilai mahasiswa hanya untuk meredam aksi mereka. Mereka khawatir pernyataan itu tak bisa dipercaya karena tak didasarkan dokumen keputusan yang menjamin.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan kesamaan mobil komando dalam aksi demonstrasi ‘Indonesia Gelap’ dan kedatangan kader PDIP ke Kantor KPK menunjukan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak adalah klaim keliru.
Mobil itu diperoleh massa aksi ‘Indonesia Gelap’ dari penyewaan dan menggunakan uang patungan lembaga dan organisasi, sehingga tidak menunjukkan bukti dukungan material atau peminjaman mobil dari PDIP kepada mereka.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]