Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah video amatir diunggah oleh akun Facebook ini [arsip] dengan klaim situasi bentrokan antara massa karena kotak suara dibawa kabur saat Pilkada Serentak 2024. Massa tampak berlarian ke berbagai arah. Di antara mereka membawa senjata tradisional. Tampak pula aparat TNI Polri berpakaian lengkap dengan senjata berjaga-jaga mengawasi pergerakan massa tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suara teriakan massa terdengar riuh. Sesekali terdengar dentuman senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengunggah mengklaim bahwa video tersebut adalah kekacauan karena kotak suara Pilkada dibawa kabur hingga terjadi kontak senjata.
Benarkah kotak suara dibawa kabur sehingga terjadi kontak senjata di Papua pegunungan?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan mesin pencarian Google dan YouTube. Dari identifikasi sejumlah video peristiwa tersebut memang terjadi di Tolikara, Papua Pegunungan.
Untuk memastikan peristiwa itu, Tempo menghubungi Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo. Ignatius membenarkan ada keributan yang terjadi di Tolikara. Video yang beredar tersebut terjadi di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan pada Rabu, 27 November 2024.
“Itu kejadian di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara. Sempat terjadi keributan antara 2 kubu paslon, tapi tidak sampai jatuh korban,” kata Ignatius saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 Desember 2024. Ia juga mengatakan tidak ada kontak tembak saat keributan tersebut.
Dikutip dari Jubi.id, portal berita di Jayapura, selain di Karubaga, Ignatius Benny mengatakan kericuhan atau bentrok antar massa pendukung pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Tolikara terjadi di beberapa tempat antara lain di Distrik Wunim, Distrik Numba, Distrik Kai, Distrik Konda, Distrik Wenam, dan Distrik Kembu.
Berbagai bentrokan itu dipicu perbedaan pendapat tentang pembagian surat suara di antara pendukung para kandidat Pilkada Serentak 2024. Massa pendukung pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Tolikara saling serang menggunakan parang, batu, dan panah.
Komisioner Bawaslu Kabupaten Tolikara, Linda Wanimbo juga mengamini bahwa peristiwa bentrok di Karubaga, Tolikara karena ada kelompok pendukung salah satu paslon yang membawa lari kotak suara.
“Betul, ada yang membawa kotak suara,” kata Linda singkat kepada Tempo. Ia masih merasakan trauma atas peristiwa bentrokan tersebut karena mobil yang ditumpanginya hampir dibakar massa.
Kompas TV melansir bahwa bentrokan dua kelompok massa pendukung calon Bupati dan Wakil Bupati Tolikara terjadi Rabu, 27 November 2024 siang. Peristiwa itu diduga karena perebutan suara yang tidak seimbang antara pasangan calon Nomor Urut 03 dan 04.
Dua massa saling serang dengan batu dan panah, hingga membuat ibu kota Karubaga sempat mencekam. Akibat bentrok, ada dua pendukung salah satu paslon yang terluka.
Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa, personel gabungan TNI-Polri bersama dengan KPU dan Bawaslu turun ke lokasi untuk menenangkan massa.
“Dua kubu yang melakukan upaya untuk merebut kotak suara tersebut menggunakan alat-alat perang. Sehingga kami dari pihak keamanan berusaha untuk menenangkan mereka,” kata Kabid Humas Polda Papua.
Tempo memverifikasi lokasi terjadinya bentrok tersebut dengan membandingkan video dari Facebook, Kompas TV, dan Google Earth. Hasil verifikasi menunjukkan terdapat empat petunjuk yang sama antara video yang terlihat di Kompas TV dengan Google Earth yang direkam pada 2020.
Petunjuk nomor 1 adalah atap bangunan berwarna hijau toska adalah Kodim 1716 Tolikara di Distrik Karubaga. Bangunan nomor 2 beratap biru adalah Masjid Khairul Ummah. Lanskap 3 terlihat sebuah landasan pacu yang diapit dengan dua lajur tanah berumput hijau. Landasan pacu tersebut bagian dari Bandara Tolikara. Keempat adalah ruas jalan yang dibatasi pagar kawat untuk memisahkan dengan lajur tanah berumput.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa kontak senjata karena kotak suara dibawa kabur di Papua pegunungan adalah sebagian benar.
Video tersebut memang benar terjadi di Tolikara, Papua Pegunungan. Namun kontak senjata bermula dari adanya perbedaan pendapat tentang pembagian surat suara di antara pendukung para kandidat Pilkada Serentak 2024, yang kemudian diikuti dengan upaya membawa lari kotak suara.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Cek Fakta Tempo telah hadir selama lima tahun membantu publik menghadirkan informasi yang sesuai fakta, serta melawan misinformasi dan disinformasi. Kami membutuhkan masukan Anda agar cek fakta Tempo terus relevan menjawab kebutuhan pembaca serta menghadapi tantangan disinformasi yang semakin kompleks. Semoga Anda bisa meluangkan waktu selama 5 menit untuk mengisi survei pada tautan ini.
**Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 30+ media di Indonesia.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]