Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Atlet Pro Evolution Soccer (PES) 2018, Setia Widianto menyatakan bahwa persiapan untuk berlaga di Asian Games 2018 masih tergolong kurang maksimal. Pasalnya, fokus pemuda kelahiran Cianjur, Jawa Barat, itu terbagi dengan tugas akhir pendidikan yang harus diselesaikan.
Baca: Tik Tok Ikut Ramaikan Asian Games 2018, Ini Tantangannya
Baca: Sambut Asian Games 2018, Google Modifikasi Beberapa Aplikasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Persiapan saya buat Asian Games masih terbilang belum maksimal, soalnya terbentur sama kuliah. Tapi setiap minggu tetap menyempatkan latihan satu atau dua kali. Sekarang sudah beres, mungkin akan lebih difokuskan lagi buat latihan full," ujar Setia, yang baru saja menjalani sidang skripsi saat dihubungi, Selasa, 14 Agustus 2018.
PES 2018 menjadi salah satu nomor baru eSport yang dilombakan dalam ajang olahraga Asia empat tahunan itu. Selain PES 2018, ada lima game lain yang akan dihadirkan dalam Asian Games, yaitu Arena of Valor, Clash Royal, Heartstone, League of Legends dan Starcraft.
Pemuda yang biasa disapa Widi itu baru saja menyelesaikan pendidikan jurusan manajemen di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Widi membagi waktu latihan dengan memanfaatkan waktu luang di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa.
"Membagi waktu latihannya ya kalau lagi enggak ada kuliah atau bimbingan, saya langsung pakai buat latihan," tambah Widi. "Sekarang sudah selesai, alhamdulillah sudah, jadi aman bisa fokus sama PES lagi."
Pertandingan untuk PES 2018 di Asian Games akan digelar pada 1 September 2018. PES 2018, kata Widi, menjadi game paling akhir dilombakan di antara game lainnya. Untuk latihan, Widi masih menggunakan perlengkapan pribadi. "Tapi nanti pas tanggal 25 sampai 31 Agustus diakomodir sama Liga1PES buat latihan di Indonesia Esport Stadium," lanjut dia.
Widi juga mengatakan bahwa lawan terberatnya di ajang olah raga tersebut adalah Jepang dan Vietnam. Menurutnya, Jepang memiliki pemain tingkat dunia bernama Sofia yang pernah menjuarai PES League World Tour di Berlin, Jerman.
"Sedangkan Vietnam udah enggak diragukan lagi soal permainan game PES-nya, karena bisa dibilang terkuat di Asia Tenggara. Kalau India saya kurang tahu," kata dia. "Untuk optimis tidaknya, kalau ditanya optimis ya pasti optimis mas, tapi kalau realitanya buat lolos grup juga kayaknya berat banget."
Katika ditanya dukungan pemerintah, menurut Widi, pemerintah baru memberikan tempat di Wisma Atlet untuk menginap. Sedangkan untuk pelatih, kata Widi, disediakan dari admin di Liga1PES. "Namanya Ko Valent," lanjut pemuda kelahiran 1996 itu.
Dengan hadirnya PES 2018 yang menjadi bagian aktivitas olahraga, pemuda berusia 22 tahun itu berharap agar bisa memberikan pandangan baru terhadap masyarakat, bahwa melalui game kini bisa berprestasi.
"Game sekarang itu bukan hanya sekedar buang-buang waktu, tapi bisa memberikan prestasi," tambah Widi. "Dan satu lagi semoga bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah dan diberikan fasilitas yang baik buat para gamers di Indonesia, agar lebih berkembang lagi untuk memberikan prestasi."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Simak artikel lainnya tentang atlet PES Asian Games 2018 di kanal Tekno Tempo.co.