Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MAKAN malam bagi sepasang buah hati Mahesh Sheta bak sebuah ujian. Di sela-sela makan, sang ayah, yang bekerja di Sholapur District Central Cooperative Bank, di Sholapur, Maharasthra, India, ini akan meminta kedua anaknya yang sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah itu menunjukkan perbendaharaan kata-kata baru dalam bahasa Inggris. Sesekali kedua anak itu mengecek kembali kata-kata baru itu di telepon seluler mereka. Setiap hari, melalui layanan pesan pendek (short message service/SMS) di teleponnya, anak-anak Mahesh memperoleh kata baru dalam bahasa Inggris.
Tak jauh dari rumah Mahesh Sheta tinggal Dhanaji Dongre. Petani bawang ini juga punya rutinitas baru. Setiap pagi, ayah tiga anak ini mengecek harga bawang melalui ponselnya sebelum menjualnya ke pasar. Melalui layanan pesan pendek, ia bisa mendapatkan informasi harga bawang di tiga pasar di sekitar Sholapur. Tapi ia biasanya menjualnya ke Pasar Murlim di Pandherpur, 60 kilometer dari Sholapur. Di sana, pria 40 tahun ini bisa mendapatkan harga terbagus. Dengan cara yang sama, ia juga bisa memperoleh informasi tentang cuaca.
Mahesh dan Dhanaji adalah dua dari ribuan pengguna ponsel yang memanfaatkan layanan terbaru Nokia Life Tools. Layanan ini ditujukan untuk pengguna ponsel di kawasan pedesaan dan pertanian melalui SMS. Ada tiga jenis informasi yang bisa diperoleh pelanggan, yakni informasi seputar pertanian, pendidikan bahasa Inggris dan pengetahuan umum, serta hiburan. ”Nokia Life Tools dikembangkan untuk menjembatani kesenjangan informasi di negara-negara berkembang,” kata Jawahar Kanjilal, Global Head of Emerging Market Services Nokia, di Mumbai, pertengahan Oktober lalu.
Sejak Desember tahun lalu, Nokia mulai menguji coba proyek ini di Negara Bagian Maharashtra. India dipilih karena 60 persen penduduknya hidup dan bekerja di daerah pertanian. Dan sejak Juni lalu, Nokia Life Tools resmi diterapkan ke seluruh India. Setelah itu, Nokia akan menjual produk yang sama ke negara lain di Asia dan Afrika mulai akhir tahun ini. Indonesia, kata Kanjilal, akan menjadi negara kedua yang menjadi pasar Nokia Life Tools. Rencananya, produk ini akan diluncurkan di Indonesia pada 4 November ini. Karakter Indonesia memang mirip India. Mayoritas penduduknya juga bekerja di sektor pertanian.
Nokia Life Tools dirancang untuk pengguna ponsel berbasis teknologi Global System for Mobile (GSM). Aplikasi Nokia Life Tools ini dicangkokkan di telepon pelanggan. Di India, Nokia menggandeng Idea Cellular sebagai operator. Telepon yang bisa dipakai untuk mengakses Nokia Life Tools kebanyakan yang jenis low end—harganya rata-rata di bawah Rp 700 ribu karena yang menjadi target pasar memang masyarakat pedesaan atau petani yang berpenghasilan rendah. Di India, Nokia menggunakan seri 1680 dan 2600.
Pengiriman data, tabel, atau grafik dilakukan melalui pesan pendek. Begitu juga pengiriman kata-kata baru bahasa Inggris, berita, hiburan, sampai ramalan nasib. Pilihan pada SMS dilakukan terutama karena masih rendahnya pengguna Internet. Selain itu, teknologinya tak rumit. Di India, misalnya, dari 335 juta pelanggan GSM, 100 juta di antaranya tidak pernah memanfaatkannya untuk berinternet ria kendati teleponnya sudah bisa dipakai untuk mengakses Internet. Berbeda dengan SMS biasa yang masuk ke boks SMS, informasi ini akan masuk melalui aplikasi Nokia Life Tools.
Para pelanggan, baik yang prabayar maupun pascabayar, hanya perlu mencantumkan kode pos di mana dia tinggal karena informasi yang dipasok Nokia akan spesifik pada lokasi pelanggan. Informasi itu antara lain menyangkut jenis tanaman apa yang cocok untuk suatu daerah, berapa harga suatu komoditas di pasar tertentu, atau bagaimana ramalan cuaca untuk daerah tertentu. Pelanggan hanya memiliki tiga pilihan untuk masing-masing item. Untuk harga komoditas, misalnya, pelanggan Nokia Life Tools akan memasok informasi dari tiga pasar terdekat.
Di India, pelanggan layanan informasi pertanian dikenai biaya 30 rupee (Rp 6.000) per bulan untuk layanan pertanian dasar, seperti berita atau tip tentang pertanian. Tapi, jika ia ingin mendapatkan informasi lebih lengkap, misalnya tentang harga komoditas atau perkembangan cuaca terbaru, mereka harus mengeluarkan lagi 30 rupee. Untuk pendidikan bahasa Inggris, pelanggan juga harus membayar 30 rupee, dan uang dalam jumlah yang sama jika ia ingin mendapatkan informasi pengetahuan umum. Harga langganan layanan hiburan juga 30 rupee.
Sayangnya, Kanjilal enggan menyebutkan jumlah pelanggan yang digaet Nokia. Yang pasti, kata dia, para pengguna Nokia Life Tools bisa mendapatkan nilai tambah. Dhanaji, misalnya, sebelum menggunakan layanan ini menggantungkan nasibnya pada para agen atau tengkulak untuk mendapatkan informasi harga. Kadang-kadang ia mesti pergi ke pasar yang lumayan jauh untuk mengecek harga. Kini, ia hanya perlu memencet telepon untuk mendapatkan harga bawang. ”Keuntungan saya lebih tinggi 200 rupee (Rp 40 ribu) setiap kuintalnya,” kata Dhanaji, yang tak mau menyebut luas tanah dan hasil panennya.
Yang paling krusial dari layanan ini adalah kualitas dan keandalan data. Kanjilal menjamin bahwa akurasi data yang disediakan vendor Nokia cukup tinggi. Untuk harga pasar, misalnya, Nokia bekerja sama dengan Maharashtra State Agricultural Marketing Board. Badan ini mengelola 299 pasar besar dan 600 pasar kecil. Mereka memiliki agen-agen yang bekerja dari pagi hingga siang untuk mengumpulkan data harga 800 produk yang dijual di pasar-pasar di bawah lembaga itu.
Manajer Teknologi Informasi Maharashtra State Agricultural Marketing Board M.L. Lokhande mengatakan data dari agen-agen mereka di pasar kemudian diolah oleh timnya. Pada pukul tiga sore, para petani sudah bisa mendapatkan data harga dan prediksi untuk keesokan harinya. Lokhande menceritakan, mereka bahkan memiliki data harga hingga 10 tahun sebelumnya. ”Itu sebabnya, kami bisa membuat analisis dan prediksi harga,” katanya ketika ditemui di Pasar Gultekadi, Pune. Di pasar terbesar kedua di Maharashtra ini, ada 740 pedagang dan omzet hariannya mencapai 32 juta rupee atau sekitar Rp 6,5 miliar sehari.
Informasi cuaca disediakan Skymet Energy, salah satu penyedia data cuaca swasta di India. Mereka mengumpulkan data dari berbagai sumber dan mengolahnya dengan software yang mereka ciptakan, sebelum menjualnya kepada pelanggan. ”Kami harus mampu menyediakan deskripsi atau pola cuaca yang spesifik bagi para petani dan akurat,” kata Jatin Singh, Managing Director Skymet. Akurasi data memang sangat penting bagi para petani karena cuaca di India sangat beragam dan bisa sangat menentukan gagal-tidaknya panen.
Untuk pendidikan bahasa Inggris, Nokia mengajak Pearson—sebuah perusahaan kelas dunia yang juga memiliki Penguin dan menerbitkan The Financial Times serta The Economist. Pearson juga dikenal memiliki pengalaman yang luas dalam mobile-learning. Untuk informasi pasar, Nokia juga mengajak Reuters Market Light.
Dari berbagai vendor inilah, Nokia Life Tools menjadi seperti pusat data (database) yang menyediakan data tentang pertanian, pendidikan dan pengetahuan umum, serta hiburan. Dan data ini terus berubah, bukan data statis. Setiap hari Nokia memasok sekitar 10 ribu data kepada para pelanggannya di 4.000 pasar di 18 negara bagian. Ia juga melayani pengajaran bahasa Inggris dalam 11 bahasa lokal.
Di Indonesia, persoalan vendor bisa jadi masalah. Berbeda dengan India, Indonesia hanya memiliki satu badan yang menyediakan data cuaca, yakni Badan Meteorologi dan Geofisika. Kapasitas lembaga ini untuk menyediakan data bagi seluruh pedesaan di Indonesia layak dipertanyakan. Apalagi, kalau data yang dipasok untuk para petani mirip yang di India. Begitu juga dengan informasi harga. Sejauh ini, belum ada satu pun lembaga yang mampu menjangkau seluruh pasar di Indonesia. Ketika ditanya soal ini, lagi-lagi Kanjilal mengelak. ”Tunggu saja nanti,” katanya.
M. Taufiqurohman (Mumbai, India)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo