Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cloud Storage telah menjadi teknologi penyimpanan data yang populer. Cloud storage adalah layanan penyimpanan file atau data di Internet. Dikutip dari IBM, cloud storage adalah teknologi penyimpanan data digital di server yang dikelola oleh penyedia pihak ketiga. Data tidak disimpan di perangkat lokal pengguna, melainkan server jarak jauh yang dapat diakses melalui koneksi Internet, publik maupun pribadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyedia cloud mengelola, mengamankan, dan memastikan ketersediaan data kapan pun dibutuhkan. Dengan menggunakan cloud storage, individu atau organisasi tidak perlu memiliki dan mengelola pusat data sendiri. Hal ini mengubah model biaya dari pembelian perangkat keras (belanja modal) menjadi pembayaran berdasarkan penggunaan (belanja operasional). Keunggulan utama dari cloud storage memungkinkan kapasitas penyimpanan diperbesar atau diperkecil sesuai kebutuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cara Kerja Cloud Storage
Cloud storage bekerja dengan cara mengunggah data dari perangkat pengguna ke server yang dikelola penyedia layanan cloud. Data tersebut disimpan dalam bentuk mesin virtual (virtual machine) di server fisik yang tersebar di berbagai pusat data di seluruh dunia.
Agar data tetap aman dan tersedia, penyedia cloud sering menduplikasi data ke beberapa lokasi. Jika salah satu server mengalami gangguan, pengguna tetap dapat mengakses data dari server lainnya. Pengguna mengakses data ini melalui portal web, aplikasi seluler, atau antarmuka pemrograman aplikasi (API).
Ketika kebutuhan penyimpanan meningkat, penyedia cloud dapat menambahkan kapasitas melalui mesin virtual tambahan. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk menikmati fleksibilitas tanpa harus berinvestasi dalam perangkat fisik.
Berbagai Model Cloud Storage
Dikutip dari Google Cloud, cloud storage tersedia dalam beberapa model, masing-masing dengan keunggulan dan kegunaannya sendiri:
1. Model Penyimpanan Publik (Public Cloud)
Dalam model ini, data disimpan di pusat data milik penyedia layanan yang digunakan bersama oleh banyak organisasi. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan kapasitas penyimpanan sesuai kebutuhan. Cloud publik dapat diakses dari berbagai perangkat melalui Internet.
2. Model Penyimpanan Pribadi (Private Cloud)
Model ini dirancang khusus untuk satu organisasi, menggunakan infrastruktur internal maupun server khusus yang disediakan oleh penyedia layanan. Cloud pribadi sering digunakan oleh perusahaan dengan kebutuhan keamanan dan kepatuhan data yang tinggi.
3. Model Penyimpanan Hibrid (Hybrid Cloud)
Model hibrid menggabungkan cloud publik dan cloud pribadi. Organisasi dapat menyimpan data sensitif di cloud pribadi, sementara data yang kurang sensitif disimpan di cloud publik. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas dan efisiensi biaya.
4. Model Penyimpanan Multi-cloud (Multicloud)
Model ini melibatkan penggunaan layanan cloud dari beberapa penyedia untuk mengoptimalkan performa dan menghindari ketergantungan terhadap satu vendor. Dengan multicloud, organisasi dapat memanfaatkan keunggulan masing-masing penyedia layanan.