Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengungkapkan bahwa dia hampir menjadi korban penipuan suara kecerdasan buatan (AI) yang menyamar sebagai pemimpin asing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ingin memperingatkan semua orang bahwa saya sendiri hampir menjadi korban. Masalah ini penting. Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat telah menangani kasus ini. Kita harus mengakui bahwa penipuan dan kecurangan semakin canggih dan sulit dideteksi,” kata Paetongtarn Shinawatra dalam rapat kabinet, Kamis, 16 Januari 2025, dikutip Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penipuan Suara Berbasis AI
Manipulasi berbasis suara atau deepfake AI memang telah diprediksi menjadi salah satu ancaman utama siber pada 2025. Regional Vice President Palo Alto Networks ASEAN Steven Scheurmann mengatakan modus ancaman siber lewat fitur suara mudah dilakukan oleh peretas.
“Mereka mau menggunakan yang paling mudah untuk berkompromi," kata Steven dalam diskusi yang digelar secara daring di Jakarta pada Selasa, 14 Januari 2025, dikutip dari Antara.
Menurut Steven, teknologi AI generatif yang canggih mempermudah pembuatan deepfake suara. Bahannya bisa didapat dari berbagai sumber terutama dari figur yang sering tampil di publik. Suara tipuan bisa dibuat menjadi sangat realistis, sehingga sulit dibedakan oleh korban penipuan. “Mudah dilakukan, mudah dikirim, dan mudah mendapat hasil," ucapnya.
Apa Itu Deepfake AI?
Dikutip dari TechTarget, deepfake AI untuk membuat konten visual yang sangat realistis dengan mengubah atau mengganti wajah seseorang dalam video atau gambar. Istilah deepfake merujuk metode pembelajaran mesin yang digunakan untuk membuat konten tersebut.
Dikutip dari situs web MIT Sloan, istilah deepfake pertama kali muncul pada akhir tahun 2017 oleh pengguna Reddit. Pengguna ini membuat ruang di situs berita dan agregasi online, tempat mereka berbagi video yang menggunakan teknologi pertukaran wajah open source.
Deepfake video palsu yang dibuat menggunakan perangkat lunak digital, pembelajaran mesin, dan pertukaran wajah. Deepfake video buatan komputer yang tampak realistis, menggabungkan gambar untuk membuat rekaman baru yang menggambarkan peristiwa, pernyataan, atau tindakan yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Sebagai contoh, teknologi ini bisa membuat video seseorang berbicara atau berperilaku dengan cara yang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.
Rizki Dewi Ayu, Sukma Kanthi Nurani turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini