Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Halloween Jadi Google Doodle: Serunya Trick or Treat

Di Amerika Serikat dan Kanada, trick or treat telah menjadi aktivitas Halloween yang populer sejak akhir 1950-an.

31 Oktober 2017 | 11.17 WIB

Seorang anak laki-laki menggunakan kostum badut It saat mengikuti pesta Halloween di Ciudad Juarez, Meksiko, 27 Oktober 2017. REUTERS/Jose Luis Gonzalez
Perbesar
Seorang anak laki-laki menggunakan kostum badut It saat mengikuti pesta Halloween di Ciudad Juarez, Meksiko, 27 Oktober 2017. REUTERS/Jose Luis Gonzalez

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA- Google Doodle merayakan Halloween dengan menampilkan cerita tentang hantu yang ingin merayakan Halloween yang terkenal dengan budaya trick or treat. Tapi apa yang dimaksud dengan kata tersebut?

Baca: Kostum Halloween Selebriti, Bunga Citra Lestari Sampai Sherina

Dilansir dari laman Wonderopolis, di Amerika Serikat dan Kanada, trick or treat telah menjadi aktivitas Halloween yang populer sejak akhir 1950-an. Anak-anak dari segala usia berdandan dengan kostum dan perjalanan dari rumah ke rumah untuk menerima respons atas seruan mereka "trick or treat". Ucapan "trick or treat" adalah semacam ancaman yang berarti "beri kami (permen) atau kami jahili".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ungkapan itu adalah saran halus bahwa jika sebuah permen diberikan, maka anak tersebut tidak akan melakukan kejahilan pada pemilik rumah. Kostum Halloween yang gunakan berawal dari praktik kuno "souling" dan "guising".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Souling adalah kepercayaan pada Abad Pertengahan tentang berdoa dan mengunjungi pintu ke pintu dan meminta makanan sebagai gantinya. Guising adalah budaya Skotlandia pada abad ke-19 dengan memakai kostum untuk mengusir roh jahat

Menurut laman Express.co.uk, ungkapan "trick or treat" pertama kali digunakan di Amerika pada tahun 1927, di mana tradisi itu dibawa ke Amerika oleh para imigran.

Karena jatah gula dalam Perang Dunia Kedua dibatasi, Halloween menjadi liburan yang meluas di kalangan anak-anak. Pinggiran kota yang baru dibangun menyediakan tempat yang aman bagi anak-anak untuk bebas berkeliaran dan tentunya untuk mengoleksi permen.

Kostum menjadi ajang pamer kreativitas, mengadopsi gaya zaman Victoria yang dipengaruhi oleh tema gothik, atau berpakaian seperti kelelawar dan hantu atau yang tampak eksotis, seperti Ratu Cleopatra dari Mesir. Kemudian, kostum dipengaruhi oleh budaya pop sehingga menjadi lebih seksual pada tahun 1970-an.

Baca: Halloween, Kisah Awalnya dari Ritual Doa Si Miskin untuk Si Kaya

Halloween juga identik dengan lelucon atau tipuannya, bisa berbentuk lucu atau menyeramkan, atau bahkan mengerjai orang lain. Bisa dengan cara melompat keluar dari semak-semak berpakaian seperti zombie atau menakut-nakuti orang dalam tidur mereka sebagai hantu.

TELEGRAPH | WONDEROPOLIS | RENDRAWATI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus