Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Kamus di Sana, Kateglo di Sini

Situs pertama yang menyatukan kamus, tesaurus, dan glosarium. Hendak dikembangkan seperti Wikipedia.

15 Juni 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ivan di Jakarta, Romi di Jerman. Mereka bertemu di ruang obrol­an daring (online) Yahoo Messenger pada Sabtu malam, 9 Mei lalu. Ivan Lanin, penggiat Wikipedia Indonesia, mengajak Romi Hardiyanto, programmer yang sedang menempuh studi di Bremen, membangun sebuah situs gratis dan terbuka pertama di Indonesia yang menyatukan kamus, tesaurus, dan peristilahan (glosarium).

Ivan memang sering mengobrol da­ring atau bertukar surat elektronik dengan Romi, yang kini aktif sebagai pe­nerjemah peramban Firefox versi bahasa Indonesia. Keduanya bahkan sempat bermukamuka saat menghadiri acara FreSh (Freedom of Sharing), komunitas pengguna web, di Jakarta pada April lalu. ”Saat itulah kami baru menyadari bahwa kami samasama gandrung pada bahasa Indonesia dan ingin membangun semacam situs tesaurus,” kata Ivan.

Sabtu malam itu keduanya mengobrol selama tiga jam hingga pukul satu dinihari waktu Jakarta untuk membahas model situs, desain program, tampil­an antarmuka, dan aspek teknis lain. Setelah itu, mereka secara terpisah menulis kodekode pemrograman yang akan dipakai dalam situs tersebut. Situs itu memakai aplikasiaplikasi bersumber terbuka (open source). Basis data­nya dengan MySQL dan bahasa pemrograman dengan PHP, yang lazim dipakai untuk web yang dinamis.

Empat hari kemudian, versi pertama situs tersebut diluncurkan dengan ala­mat http://www.bahtera.org/kateglo/. Nama Kateglo sengaja dipilih karena merupakan akronim dari kamus, tesaurus, dan glosarium, meskipun ia juga memuat peribahasa.

Ada banyak pihak yang terlibat dalam lahirnya situs ini, seperti Bahtera, mailing list untuk diskusi mengenai bahasa Indonesia dan penerjemahan bahasa Indonesia; Femmy Syahrani, blogger dan penerjemah lepas yang bermukim di Bandung; dan Steven Haryanto, salah satu pendiri perusahaan jasa web hosting PT Master Web Network.

Ivan menuturkan bahwa Kateglo lahir dari kebutuhan para wikipediawan, sebutan bagi orang yang rajin menulis dan menyunting artikel untuk Wikipedia. Kini sudah ada lebih dari 100 ribu wikipediawan untuk Wikipedia berbahasa Indonesia. Mereka, kata Ivan, yang aktif di Wikipedia sejak awal 2006, membutuhkan rujukan yang cepat untuk menemukan padanan kata yang pas ketika menerjemahkan artikelartikel berbahasa asing.

Rujukan mereka selama ini hanya kamus dwibahasa IndonesiaInggris dan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Bahasa kemudian mempublikasikan secara online kamus edisi ketiganya pada awal tahun lalu dan melansir koleksi glosariumnya. Namun, karena dua rujukan itu disaji­kan secara terpisah, pengguna tampaknya akan repot ketika perlu melakukan cek silang. ”Kami sering mengecek penerjemahan istilah di glosarium Pusat Bahasa, tapi kadang mereka menerjemahkannya dengan istilah yang tidak umum, seperti evergreen diterjemahkan sebagai ‘malar hijau’,” kata Ivan.

Untuk memahami artinya, pengguna harus masuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di sana mereka akan menemukan lema ”malar” yang artinya terusmenerus, selalu, dan tetap tidak berubah.

Dari situlah muncul kebutuhan menyatukan semua rujukan itu dan ditambah dengan bahanbahan lain dalam satu wadah, sehingga pengguna bisa ”belanja sekali jalan” ketika mencari arti sebuah kata. Sumber utama Kateglo adalah kamus dan glosarium Pusat Bahasa tersebut ditambah tesaurus dan peribahasa dari sumber lain.

Ivan berencana meluncurkan secara resmi Kateglo, yang kini masih versi beta, pada Agustus nanti. Dia juga akan menjadikan Kateglo seperti Wikipedia, yakni melibatkan para pengguna untuk menambah dan menyunting naskah di dalamnya, sehingga situs ini akan semakin kaya isinya.

Kepala Pusat Bahasa Dendy Sugono menyatakan sangat mendukung kegiatan Ivan dan kawankawan dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia. Dia juga mengizinkan pemakaian kamus dan glosarium Pusat Bahasa secara gratis asalkan sumbernya disebut dan bukan untuk kepentingan komersial.

Pusat Bahasa juga tak mau kalah aktif dibanding Ivan dan kawankawan dalam melayani pengguna bahasa di dunia maya. Menurut Dendy, lembaganya telah menyajikan secara online 18 ribu istilah dari koleksi glosariumnya, dan 250 ribu istilah lagi sedang disiapkan. Glosarium itu merupakan hasil dari proyek khusus pengembangan peristilahan di berbagai bidang, dari sastra sampai pertanian, dengan melibatkan pakar dari berbagai perguruan tinggi.

Proyek itu sebenarnya sudah diker­jakan Pusat Bahasa sejak 1978, tapi mencapai masa aktifnya pada periode 19852005, dengan menghasilkan sekitar 9.000 istilah per tahun. ”Kini glosarium itu sudah kami terbitkan sebanyak enam jilid, yang kalau ditumpuk kirakira setinggi setengah meter,” kata Dendy.

Pusat Bahasa, kata Dendy, juga berencana menyajikan bahanbahan miliknya secara online, seperti naskah pedoman ejaan dan sebuah proyek besar dalam membuat sketsasketsa sastra daerah, yang berisi ringkasan berbagai jenis sastra daerah dan contohnya. ”Ini memang proyek besar, sama dengan membikin peta bahasa Indonesia,” katanya.

Kateglo, yang hingga Rabu pekan lalu telah memuat sekitar 190 ribu lema glosarium, 70 ribu lema kamus dan tesaurus, serta 2.000 lema peribahasa, mulai ramai pengunjung. Ketika pertama kali muncul pada awal Mei lalu, statistiknya baru 100 page views per hari. Kini sudah 1.000 per hari. ”Dan trennya terus naik,” kata Ivan.

Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus