Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saban kali pergi ke kantornya di Bulaksumur, Yogyakarta, Gunawan Wibisono, pengajar akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, tak pernah lupa membawa empat buah telepon genggamnya. Ada Motorola yang biasa dipakai menelepon saja. Ada Nokia N-Gage yang setiap sore selepas kerja dialihfungsikan untuk bermain game bersama-sama rekannya. Dua telepon lainnya berupa dua PDA (personal digital assistant, komputer genggam) yang paling gres, yang bisa untuk bertelepon, kirim pesan pendek (SMS), chatting, hingga menjelajah di Internet, yakni XDA Mini dan HP Ipaq 6365.
"Teman-teman sampai menjuluki saya the gadget boy," kata alumni Melbourne University, Australia, yang selalu memburu telepon genggam terbaru ini. Namun, empat telepon itu ternyata belum juga cukup buat Gunawan. Dengan empat telepon tersebut, tagihan pembayaran pulsa dosen muda yang baru berusia 25 tahun itu rata-rata di atas Rp 500 ribu per bulan.
Dia pun menjajal telepon pulsa murah yang ditawarkan Telkom Flexi. Hanya, masalahnya, Telkom Flexi berjalan di sistem jaringan CDMA (code division multiple access), sementara empat teleponnya terdahulu memakai sistem yang lebih dulu populer, yakni GSM (global system for mobile). Itu artinya, jika dia ingin memakai telepon murah ala CDMA, dia harus menenteng lima buah telepon sekaligus. "Sungguh merepotkan," katanya.
Beruntung, beberapa waktu lalu ia mendapat sebuah telepon yang bisa berjalan di dua jaringan, baik GSM maupun CDMA. Telepon pintar itu adalah LGW800 bikinan Korea Selatan. Dengan satu telepon ini, Gunawan bisa menelepon hemat ala CDMA Telkom Flexi atau menelepon di jaringan GSM yang, walaupun mahal, terbukti andal dan jaringannya sudah ada di seluruh kabupaten di Indonesia.
"Kita bisa memasang dua kartu di telepon itu," katanya senang. Dua kartu itu adalah kartu SIM (berisi nomor telepon dan data pribadi di sistem GSM) dan kartu RUIM (data nomor telepon di sistem CDMA). Bila mau berpindah jaringan dari GSM ke CDMA atau sebaliknya, cukup tekan satu tombol. "Tak perlu mematikan telepon dan mencopot kartunya karena sudah disediakan dua slot," ujar Gunawan.
Pekan lalu, Tempo menjajal kemampuan ponsel ini. Begitu ponsel dinyalakan, setelah logo LG, di layar akan muncul pilihan jaringan: CDMA atau GSM. Nama operator akan tertulis pada dua pilihan tersebut. Bila ingin pindah, cukup sekali tekan, begitu mudah.
Telepon cerdas GSM-CDMA ini memang produk yang sedang memikat banyak perhatian para pemburu telepon terbaru. Di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta sudah dijual produk anyar ini. Bahkan Gunawan membelinya dari sebuah gerai pedagang telepon di Yogyakarta.
Di dunia, saat ini baru ada tiga merek telepon GSM-CDMA. Selain LG W800, dua produsen telepon lainnya, Motorola dan Samsung, juga mengeluarkan produk serupa, yakni Motorola A860 dan Samsung SCH W109.
Ketiga telepon ini sudah banyak dipakai di Cina dengan operator China Unicom. Di sononya, operator telepon genggam ini memang punya dua lisensi, yakni GSM dan CDMA. Dua-duanya punya pasar yang tumbuh pesat. Operator asal Amerika Serikat, Verizon Wireless, juga telah memasarkan telepon GSM-CDMA ini ke pasarnya di Eropa, Asia Pasifik, Afrika, dan Timur Tengah.
Selain teknologi yang bisa berpindah-pindah jaringan, telepon ini dilengkapi fasilitas yang cukup mewah. Motorola A860, misalnya, dilengkapi kemampuan penjejak global positioning system (GPS). Dengan fasilitas ini, di mana pun di bumi, telepon ini akan terhubung dengan satelit yang bisa memantau lokasi. GPS adalah alat untuk navigasi pilot, pendaki gunung, dan para pelaut.
Trisanti Noviani dari Motorola Indonesia menuturkan ponsel ini mulai dipasarkan di Indonesia sejak Januari lalu. Kekuatan teknologinya adalah menggabungkan dua kartu di satu telepon. "Yang menempel di badan ponsel adalah kartu RUIM, sedangkan yang menempel di battery cover adalah kartu SIM," ujarnya.
Selain itu, Motorola A860 adalah ponsel dengan beberapa fasilitas canggih, misalnya pemutar MP3 dan penyimpan data mini yang bisa dicopot-copot, yakni Trans Flash Mini SD, hingga 128 MB. Ia juga bisa dipakai menyimpan lagu dan data.
Keunggulannya yang lain, ponsel ini juga mampu merekam video dan memiliki lampu kilat untuk kameranya. Selain itu, ponsel ini juga memiliki dua layar yang berwarna.
"Kelemahan telepon ini cuma mahal, sama dengan membeli dua telepon, ha-ha-ha?, " kata Zoel Gandhi, pemilik telepon LG W800. LG W800 di Indonesia dijual sekitar Rp 5,6 juta. Harga Motorola sampai Rp 7,8 juta.
Zoel Gandhi, Senior Manager Value Added Service PT Mobile-8 Telecom, sangat diuntungkan dengan telepon ini. Soalnya, sebagai penggemar telepon CDMA, ia kini bisa bebas bepergian dengan satu telepon saja. Bila sinyal CDMA kurang bagus, dia menggunakan jalur GSM. Bahkan, katanya, teleponnya itu kini sudah bisa digunakan di Singapura, negara yang tak memakai sistem CDMA. Perusahaannya, Mobile-8 yang menggunakan sistem CDMA, memang sudah menjalin kerja sama dengan operator GSM di sana, Singtel. "Nanti pelanggan Mobile-8 atau Fren tetap bisa bertelepon di Singapura. Dan itu hanya butuh satu kartu RUIM," katanya bangga.
Kartu RUIM ini memang bukan kartu biasa. Dalam satu kartu ini ditanam dua nomor sekaligus, yakni CDMA dan GSM. Menurut Zoel, dua nomor itu disuntikkan dalam satu kartu dan dipisah seperti halnya membuat partisi (penyekat) dalam hard disk komputer.
Dengan lompatan teknologi semaju itu, apakah telepon ini bakal laku keras di waktu mendatang? Seorang pengamat telekomunikasi menilai produk ini cuma cocok untuk segmen tertentu, yakni orang-orang yang suka melanglang buana untuk keperluan bisnis di berbagai negeri. Misalnya pebisnis Eropa, yang umumnya memiliki telepon GSM, yang harus melawat ke negeri CDMA seperti Jepang, Korea Selatan, Cina, dan Amerika. Teknologi GSM-CDMA ini membuat tiada ada lagi hambatan buat para pebisnis itu.
"Ini produk untuk segmen regional yang tertentu," kata Paul Reddy, Manajer Arsitektur Jaringan Nirkabel di Intel. Menurut dia, tahun ini produk tersebut akan menarik jika produksi sudah massal dan harga turun. Kalau itu terjadi, "Tak ada alasan lagi orang tak memakai produk ini," tuturnya.
Buat para jetsetter seperti Bernie Larson, manajer perusahaan konstruksi asal San Francisco, telepon seperti ini sangat berguna. Dia hampir tiga kali dalam sebulan keliling ke berbagai negara yang memakai sistem GSM. Padahal teleponnya adalah Sprint CMDA. "Perusahaan saya juga akan butuh telepon seperti ini," katanya kepada CNET.
Suara senada dinyatakan Puspa Dewi, manajer perusahaan garmen asal Amerika Serikat yang memiliki pabrik di Cina, Vietnam, Indonesia, dan India. Dewi hampir dua kali dalam sebulan terbang ke negara dengan sistem telepon seluler yang beragam, termasuk Amerika Serikat yang banyak memakai CDMA. "Saya akan senang dengan telepon seperti itu. Saya sudah ribet menenteng dua telepon dengan dua operator dan dua tagihan," tuturnya.
Burhan Sholihin
Inilah Penyatu Dua Jaringan
LG W800 CDMA 2000 1X/GSM (hanya bisa berfungsi salah satu) SPESIFIKASI Transfer data 153 kbps Berat: 113 gram Dimensi: 5,9 cm Layar internal 176 x 220 piksel, TFT-LCD warna 260 k, eksternal 96 x 96 piksel, TFT-LCD warna 65 k Waktu bicara: 200 menit Waktu siaga: 200 jam Kamera video CCD Nada dering 72 polifonik Speaker phone
Motorola A860 CDMA 2000 1X/GSM (hanya bisa berfungsi salah satu) SPESIFIKASI Transfer data 153 kbps data capable Berat: 115 gram Layar internal 176 x 220 piksel, TFT-LCD warna 260 k, eksternal 96 x 64 piksel, 4096 warna LCD Waktu bicara: 190 menit Waktu siaga: 160 jam Bisa CDMA/GSM Kamera 1,2 megapiksel VGA CMOS, dan video-camera Mendukung/bisa GPS dengan gpsOne Slot kartu data Trans-Flash 128 MB Pemutar MP3 Nada dering 64 polifonik
Samsung SCH W109 CDMA 2000 1X/GSM (hanya bisa berfungsi salah satu) SPESIFIKASI Transfer data 153 kbps data capable Berat: 130 gram Layar internal 176 x 220 piksel, TFT-LCD warna 260 k, eksternal 128 x 96 piksel, 4096 LCD warna Waktu bicara: 300 menit Waktu siaga: 200 jam Bisa CDMA/GSM Kamera 1,2 megapiksel VGA CMOS, video-camera Mendukung/bisa GPS dengan gpsOne Memori 128 MB Pemutar MP3 Nada dering 64 polifonik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo