Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ARIEF Hartono selalu menenteng dua telepon seluler sejak setahun lalu. Tapi tanyakan kepadanya soal 3G, maka pekerja di perusahaan konstruksi itu akan balik bertaÂnya, ”Apa sih, 3G?”
Apa boleh buat, 3G Âsudah di depan mata, tapi Arief—dan kebanyakan pemilik telepon seluler—masih awam dalam soal kecanggihan teknologi telekomunikasi geÂneÂrasi anyar ini. Padahal pemerintah telah bertitah: Siap atau tidak, sebelum 2006 berÂakhir, semua pemilik lisensi 3G harus menggelar jaringannya. ”Bila tengÂgat dilanggar, denda menunggu,” ujar Basuki Yusuf Iskandar, Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
Istilah 3G adalah sebutan bagi teknologi telekomunikasi seluler geÂneÂrasi ketiga. Inilah generasi setelah Global System for Mobile CommuniÂcations (GSM) yang digolongkan tekÂnologi generasi kedua (2G). Teknologi 3G mempunyai kecepatan mengirim data hingga 384 kilobyte per detik, cukup untuk mengantarkan fitur yang mustahil bisa dilakukan dengan 2G. Katakanlah fitur video calling, yang memungkinkan pihak yang berteleÂpon melihat lawan bicara di layar. Atau Âfitur video streaming, yang membuat video dari situs Internet dapat dinikmati tanpa perlu diunduh lebih dulu. Jika tak cukup, cobalah video mail, main game online dan kenyamanan mengunduh file berukuran raksasa yang cuma perlu sekejap mata.
Lima operator—Telkomsel, Indosat, Excelcom, Hutchison, dan Natrindo—sudah mengantongi lisensi 3G. ”Kecuali Natrindo, semua pemegang lisensi 3G sudah mengajukan uji laik operasi,” ujar Basuki kepada Tempo.
Sulur jaringan 3G pun telah dibentang para operator ke berbagai kota beÂsar. Sidarta Sidik, Direktur PT Hutchison CP Telecommunications, meÂngatakan sudah mendirikan ratusÂan menara pemancar di semua kota besar di Jawa. Bahkan, untuk Jakarta dan sekitarnya, Hutchison adalah Âoperator 3G perÂtama yang meÂnganÂtongi serÂtiÂfiÂkat uji laik opeÂraÂsi.
Sayang, Sidarta irit bicara dalam soal fitur 3G-nya. Dia hanya menyebut dua fitur ”standar”: video call dan video streaming. Tapi dia memastikan, ”Hutch akan berusaha membuat fitur-fitur lokal.”
Pesaing Hutch, Excelcom, juga meÂngÂaku telah menegakkan hampir 1.000 menara 3G di sembilan kota yang menjadi target utama Excel—Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Surabaya, Denpasar, Medan, Yogyakarta, Batam, Bintan, dan Lombok. Uji laik operasi wilayah Jakarta juga sudah tuntas. ”Tinggal menunggu dokumen sertifikasinya,” kata Ruby Hermanto, GeneÂral Manager Pemasaran Produk PT Excelcomindo Pratama Tbk.
Untuk delapan kota lainnya, Excelcom menjadwalkan uji laik operasi sudah bakal tuntas pada pertengahan September. Karena itu, portal Internet yang memuat film, musik, game, dan rekaman televisi juga dikebut. Targetnya, sebelum bulan puasa, jaringÂan sudah bisa dijajal khalayak dengan gratis.
Telkomsel ikut ngebut memanjangkan sulur 3G-nya. Targetnya sembilan kota: Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, Makassar, Medan, Palembang, Balikpapan, dan Batam. Permohonan uji laik operasi telah diajukan. Berbagai fitur juga sedang dikemas, dari video call, TV live streaming, viÂdeo on demand, hingga video download yang digarap bareng SCTV, Metro TV, BizCom dan Elasitas.
Namun jangan tanya soal tarif. Para operator dan pemerintah masih menyusun rumusnya. Tapi Sidarta berharap, tarif 3G, khususnya video call, tidak beda jauh dengan tarif GSM. Harapan Excelcom sebangun dengan Hutch. Bagaimana dengan kualitas?
Inilah pekerjaan rumah terbesar yang harus cepat dibereskan. Pasalnya, rata-rata kualitas layanan standar 3G seperti video call dan video streaming belum benar-benar mulus. Tayangan video, seperti diakui Ruby dan Sidarta, masih tersendat-sendat.
Untunglah, beberapa masalah lainnya yang tak kalah pelik telah terÂatasi. Di antaranya, perpindahan otomatis dari jaringan 3G ke 2G atau sebaliknya yang sudah berlangsung mulus.
Sekarang, tinggal tunggu tanggal mainnya. Semua operator masih berahasia dalam soal peluncuran ini. Direktur Utama Telkomsel Kiskenda Suriahardja mengatakan, layanan komersial 3G Telkomsel baru digelar setelah lulus uji laik operasi. Hm..., padahal Arief yang sudah kepincut fitur-fiturnya tak sabar menggeber 3G.
Sapto Pradityo
Dari 0 ke 3
1946. Diperkenalkannya teknologi telekomunikasi seluler 0G (generasi nol) seperti PTT (Push to Talk), MTS (Mobile Telephone System), IMTS (Improved Mobile Telephone Service), dan AMTS (Advanced Mobile Telephone System).
1971. Berkembanganya teknologi 0,5G (generasi 0,5) seperti teknologi Autotel dan ARP.
1990. Teknologi 1G (generasi 1) seperti Nordic Mobile Telephone dan AMPS masuk Indonesia.
1997. Indonesia mengimplementasi teknologi 2G (generasi 2) seperti GSM (Global System for Mobile Communications) dan CDMA One.
2002. Teknologi 2,5G (generasi 2,5), di antaranya teknologi General Packet Radio Service (GPRS), mulai dipakai.
Februari 2004. Teknologi 2,75G (generasi 2,75), misalnya teknologi Enhanced Data Rates for Global Evolution (EDGE), diperkenalkan.
Akhir 2006. Era 3G di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo