Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Membina Start-up Lewat Program Akselerasi

Sudah tiga kali Samsung mengadakan aksi sosial tahunan di Indonesia, untuk start-up baru tahun ini.

4 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dari 150 proposal, hanya 23 yang lolos mengikuti sesi pembinaan di Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tahun ini, Samsung menggelar Global Startup Acceleration Program (GSAP) di Indonesia. Ini merupakan program pembinaan bagi mahasiswa maupun usia pekerja yang sedang merintis usaha atau start-up kurang dari dua tahun. Bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM), Samsung memberikan pembinaan kepada seluruh start-up terpilih agar dapat mengembangkan usaha rintisannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Samsung hadir untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda agar usaha rintisannya lebih produktif. Kegiatan ini banyak menggunakan teknologi dan mendukung program pemerintah Indonesia untuk mewujudkan 1.000 start-up digital pada 2020," ujar Presiden Samsung Electronics Indonesia, Jae-Hoon Kwon, di Auditorium Fisipol UGM, Yogyakarta, Jumat pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GSAP diselenggarakan di empat negara, yakni India, Malaysia, Afrika Selatan, dan Indonesia. Dalam program ini, Samsung mengirimkan 32 orang karyawannya dari Korea sebagai relawan yang memberikan pembinaan selama lima hari dan merupakan bagian dari kegiatan employee volunteering program (EVP) alias aksi sosial tahunan dari karyawan Samsung.

Kwon menjelaskan, tahun ini merupakan ketiga kalinya EVP beraksi di Indonesia. Dalam dua kesempatan sebelumnya, mereka berfokus pada bidang pendidikan untuk memperbaiki sekolah dan membangun ruang kelas pintar dengan teknologi beserta perangkat pendukungnya. Kini, Kwon melanjutkan, untuk pertama kalinya digelar dengan berfokus kepada start-up yang ingin mengembangkan usahanya.

Program pembinaan ini dilaksanakan pada 23-27 Juli 2018. Terdapat 150 proposal yang masuk. Proposal kemudian diseleksi menjadi 50 oleh tim inkubasi dari UGM. Setelah itu, 50 proposal tersebut dikirim ke Korea untuk selanjutnya diseleksi oleh pihak Samsung. Akhirnya terpilih 23 start-up yang berhak mengikuti GSAP.

Sebanyak 32 relawan karyawan Samsung mendampingi 23 tim dengan 63 orang peserta yang berasal dari Jakarta, Medan, Bandung, Surakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Dari 23 dipilih 12 untuk presentasi pada akhir acara. Start-up yang melakukan presentasi adalah yang dipilih berdasarkan perkembangan selama pelatihan. Lalu, terakhir, dipilih tiga start-up terbaik untuk selanjutnya mengikuti kompetisi berskala Asia-Pasifik.

Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Hari Sungkari, mengatakan selain proses inovasi dari ide hingga menjadi produk yang mempunyai nilai, start-up juga perlu membangun tim pendiri yang berkomitmen. Sehingga, kata dia, melalui Samsung GSAP, mereka dapat mengembangkan bisnis serta organisasi yang lebih baik dan berkembang.

"Kami percaya GSAP dapat membantu start-up untuk membangun fondasi yang kuat, sehingga bisa membuka kesempatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan," ucap Hari. "Saya percaya start-up Indonesia bisa bersaing di dunia. Caranya dengan berkolaborasi antarnegara, inkubator, dan mentor kelas internasional."

Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Electronics Indonesia, Kang-Hyun Lee, mengatakan program Samsung, selain mendukung dan membantu start-up Indonesia, juga jadi pembelajaran bagi karyawan Samsung. "GSAP sebetulnya salah satu program tahunan pertama yang digelar Samsung. Sebelumnya, kegiatan yang diselenggarakan adalah membuat kelas pintar di sekolah-sekolah. Kebetulan tahun ini programnya untuk start-up," ucap Lee.

UGM menyambut baik GSAP, seperti yang disampaikan oleh Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Hugo Utomo. "Indonesia memiliki generasi muda yang kreatif dan inovatif, terbukti sudah memiliki lebih dari tiga start-up yang menyandang unicorn. Jika dibina dengan baik, kita mampu melahirkan lebih banyak start-up dengan inovasi bisnis yang baru," kata Hugo. MOH. KHORY ALFARIZI | FIRMAN ATMAKUSUMA


Marak Akselerasi di Indonesia

GSAP telah memilih tiga tim start-up Indonesia terbaik, yakni Moi (start¬-up di bidang kesehatan), Majapahittech (start¬-up di bidang keamanan kendaraan bermotor revolusioner), dan Ailesh Power Co (start-up bidang energi terbarukan memanfaatkan limbah padat kelapa sawit). Ketiganya akan mewakili Indonesia mengikuti kompetisi tingkat Asia-Pasifik.

Selain Samsung GSAP, banyak program serupa yang digelar di Indonesia, seperti Jakarta Founder Institute (JFI). JFI merupakan cabang dari program The Founder Institute di Indonesia. Sejak 2011 hadir di Indonesia, program tersebut telah meluluskan berbagai macam start-up dan JFI diklaim sebagai program akselerasi paling lama di Tanah Air.

Kemudian ada Ideabox, program akselerasi hasil kerja sama antara Indosat dan Mountain SEA Ventures, perusahaan venture capital (VC) asal swiss. Program tersebut dimulai sejak 2013 dan berfokus pada start-up tahap awal. Start-up terpilih nantinya akan mengikuti program akselerasi selama 120 hari. Selain mendapat pendanaan tahap awal, start-up juga bisa memperluas jaringan dan mendapat mentoring.

Raksasa Internet Google juga mempunyai program Google Launchpad Accelerator. Program ini dibuat untuk mengembangkan start-up yang telah berjalan dan punya potensi untuk berkembang. Google Launchpad pertama dimulai pada Januari 2016. Beberapa nama start-up yang telah menimba ilmu dalam program ini adalah Jojonomic, Kakatu, HarukaEdu, Setipe, Sirclo, Kurio, eFishery, dan Seekmi, serta tahun ini Kulina.

Sedangkan GnB Accelerator, yang diprakarsai Fenox VC bersama dengan Infocom Corporation, menargetkan start-up tahap awal dengan menjanjikan akses ke jaringan investor Fenox VC dan Infocom Corporation yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa nama start-up yang menjadi alumnus program GnB Accelerator adalah Ahlijasa, Paprika, Poplegal, TeleCTG, dan layanan car sharing-rentalHipcar.

Akselerator asal Amerika Serikat, Plug and Play, juga membuka program akselerasi dan membuka jalur bagi calon investor muda di Tanah Air. Akselerator pimpinan Nayoko Wicaksono ini pada Mei 2017 mengumumkan sejumlah start-up yang berhasil lolos memasuki batch pertama, yakni Brankas, Otospector, Sayurbox, serta Wonderlabs. MOH. KHORY ALFARIZI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus