Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Joker cukup terkenal di kalangan penggemar film. Tokoh rekaan DC Comic yang dijadikan musuh Batman ini menjadi teror bagi warga Gotham. Berbicara soal teror, bahkan nama Joker juga digunakan untuk menyebut salah satu virus yang selama ini menggerayangi pengguna Android. Mereka tak pernah berhenti untuk menyusupkan virus ke dalam aplikasi dan menginfeksi perangkat. Apa sebenarnya virus Joker ini dan seberapa bahayanya jika ponsel terserang malware tersebut?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Joker sebenarnya bukan barang baru. Virus ini pertama kali booming pada 2017 lalu setelah sejumlah pengguna Android melaporkan disusupi malware setelah mengunduh aplikasi dari Google Playstore. Tak tanggung-tanggung, sejauh ini bahkan Google telah memindai dan menghapus malware yang mengandung virus Joker hingga lebih dari 1.700 aplikasi. Hampir setahun silam, September 2020, juga dilaporkan sebanyak 24 aplikasi dijangkiti virus Joker. Celakanya, aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 500 ribu pengguna di 30 negara, sebelum dihapus oleh Google.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Virus Joker memang salah satu virus yang paling gigih menyabotase aplikasi Android. Pertengahan tahun ini Quick Heal Security Labs juga menemukan sebanyak 8 aplikasi Android mengandung malware aplikasi ini. Beruntung Google cepat tanggap dan segera menghapus aplikasi berbahaya tersebut. Tapi bukan Joker namanya kalau berhenti begitu saja, baru-baru ini perusahaan keamanan siber Zscaler, mengumumkan setidaknya terdapat 16 aplikasi lain yang, menurut analisis mereka, juga mengandung virus berbahaya ini.
Virus Joker sendiri sebenarnya merupakan bagian dari malware yang dikenal sebagai Bread. Virus ini dikatakan berbahaya karena dapat meretas tagihan ponsel pengguna Android dan mengotorisasi operasi tanpa sepengetahuan dan persetujuan pengguna. Virus ini dapat mengumpulkan dan mencuri data dari pengguna dan membuat banyak masalah. Dilansir dari indianexpress.com, virus Joker bahkan dilaporkan juga dapat membuat korban berlangganan layanan premium, tanpa persetujuan pengguna.
Quick Heal Security Lab melaporkan virus ini dapat memasukkan pesan teks, kontak, dan informasi lain di ponsel yang terinfeksi. Aplikasi ini akan meminta akses notifikasi dan kemudian mengambil data SMS dari notifikasi tersebut. Bahkan virus Joker ini mampu mengakses kontak dan mengatur untuk mengambil izin panggilan telepon. Selanjutnya data pengguna akan dimata-matai untuk digunakan tanpa menunjukkan tanda-tanda aktivitas berbahaya. Melansir dari truescoopnews.com, dalam kasus yang parah, bahkan aplikasi yang disusupi malware ini dapat menguras rekening bank korban mereka.
Metode ini memanfaatkan konektivitas penyedia telepon dengan vendor untuk memudahkan pembayaran layanan menggunakan tagihan telepon seluler. Proses ini memang memerlukan verifikasi perangkat tetapi bukan verifikasi manusia, sebab mengotomatisasi pembayaran tanpa memerlukan partisipasi pengguna. Itulah mengapa akan sangat berbahaya jika ponsel terserang virus Joker. Meski Google terus berupaya memerangi Bread ini, tetaplah waspada dengan tidak memasang aplikasi sembarang dari sumber yang tidak aman. Aktifkan juga Google Play Protect agar Google dapat memberitahu saat ada aplikasi yang mencurigakan.
HENDRIK KHOIRUL MUHID