Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Menggagas Dunia yang Sederhana

Sistem komputer membuat klub AC Milan bisa mengurangi cedera pemain. Akankah kelak dokter tak perlu menulis resep?

23 Januari 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKALI-sekali mainlah ke gimnasium milik AC Milan di Italia. Di sanalah salah satu tempat olahraga termodern di negeri pizza itu. Ruang olahraganya dilengkapi dengan sistem komputer terbaru yang terhubung ke MilanLab Scientific. Laboratorium itulah yang menjadi ”mesin” pengendali sukses tidaknya klub Italia yang punya bisnis senilai 183 miliar euro (sekitar Rp 2.078 triliun) itu. Dari laboratorium itu klub memonitor kondisi fisik dan mental 52 pemainnya. Dari lab pintar itu pula mereka berusaha mencegah cedera para pemainnya.

”Dengan sistem komputer, pada 2003 kami bisa menekan angka cedera pemain hingga 90 persen,” kata Bruno Demichelis, koordinator MilanLab Scientific.

MilanLab dibangun dengan sistem komputer Unicenter keluaran Computer Associates, salah satu penyedia peranti lunak manajemen terbesar di dunia. Dengan sistem CleverPath Portal, data kesehatan para pemain bisa ditampilkan dalam bentuk grafis. Menurut Demichelis, klub bisa tahu persis apa yang harus dilakukan agar seorang pemain dalam kondisi fit, misalnya harus diet, olahraga, atau mengatasi hal-hal abnormal, baik secara fisik maupun psikis. ”Aset terpenting kami adalah pemain. Kami harus menjaganya agar tetap terunggul,” ujar Demichelis.

Teknologi memang membuat dunia makin terlihat sederhana. Computer Associates sejak 2001 telah bekerja sama dengan AC Milan. Mereka mengembangkan berbagai macam sistem manajemen. Yang terbaru, Computer Associates mengeluarkan Unicenter, teknologi manajemen penyimpanan dan unit manajemen keamanan. Dengan peranti ini, ”Pelanggan dapat meningkatkan layanan, mengurangi waktu kerja, menekan biaya operasional,” ujar John Swainson, Presiden Computer Associates, kepada Tempo dalam acara Computer Associates World 2005 di Las Vegas, Amerika. Sistem itu juga bertujuan menggabungkan berbagai infrastruktur teknologi informasi. Di Indonesia, PT Indosat Tbk dan Bank Mandiri tercatat sebagai salah satu pelanggan utama Computer Associates.

Hasilnya cukup menggembirakan. Menurut Linda Reino, Chief Information Officer Universal Health Services (UHS), pemilik jaringan rumah sakit besar di seluruh Amerika, layanan Unicenter itu membuat terobosan penting. Selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sistem teknologi informasi UHS bisa memangkas aneka birokrasi. ”Persoalan distribusi jaringan, sistem, dan aplikasi dapat diatasi. Para dokter bisa membaca data pasien secara cepat dan akurat,” ujar Linda Reino. Kelak, menurut Reino, para dokter di seluruh Amerika tak perlu membuat resep obat secara manual. Semua resep akan dikirimkan melalui jaringan komputer langsung ke apotek. Jadi, pasien tak repot.

Toh, Computer Associates tak bermain sendiri. IBM saat ini masih menjadi kompetitor utama dalam memberikan layanan manajemen teknologi informasi. Untuk sektor kesehatan, misalnya, IBM juga menjadi pemasok layanan utama. Deutsche Angestellten Krankenkasse (DAK), perusahaan asuransi terbesar di Jerman, sejak awal mengandalkan dukungan IBM untuk menyederhanakan sistem komputer mereka. Sistem itu menyederhanakan birokrasi dan membuat DAK mampu memonitor 6,3 juta nasabah mereka. Semua data personal nasabah—mulai jejak rekam medis, kondisi finansial, hingga data mutakhir kesehatan—dapat diakses secara cepat dan akurat.

Situs resmi IBM juga menceritakan kisah sukses mereka dalam menangani Pfizer. Produsen obat kuat Viagra yang memiliki 125 ribu karyawan itu memanfaatkan manajemen TI yang simpel. Semua proses produksi, mulai dari riset, pembuatan obat, pengepakan, hingga pengiriman obat, didukung oleh IBM. Hasilnya, ”Ongkos untuk operasional sistem komputer berkurang 37,5 persen,” ujar Hank McKinnell, Presiden Direktur Pfizer. Tahun lalu, Pfizer membukukan angka pendapatan kotor US$ 45 miliar (sekitar Rp 450 triliun!).

Kepada Tempo, Presiden Computer Associates, John Swainson, mengaku optimistis dalam menghadapi kompetitor. Swainson, yang sempat menjadi direktur di IBM, menyatakan hingga 30 September 2005 Computer Associates meraup US$ 942 juta (Rp 8,8 triliun). ”Terjadi kenaikan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya,” ujar Swainson.

Setiyardi (Las Vegas), BS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus