Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi di Inggris menyerbu bangunan di kompleks industri di pinggiran Kota Birmingham, yang belakangan diketahui lokasi penambangan bitcoin ilegal. Polisi terkejut mendapatinya karena semula curiga bangunan itu menyembunyikan aktivitas pabrik ganja ilegal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum penggerebekan dilakukan 18 Mei 2021, polisi mengamati banyak orang ke luar-masuk bangunan itu setiap siang secara mencurigakan. Polisi juga melihat ventilasi dan jaringan kabel yang juga mengundang curiga. Drone yang dikirim mengintai lokasi mendeteksi sejumlah besar panas yang diradiasikan dari bangunan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecurigaan meruncing kepada aktivitas klendestine peredaran ganja. Dasarnya adalah kebun-kebun ganja dalam ruangan yang juga biasa menggunakan pencahayaan, panas dan ventilasi untuk budidaya tanamannya.
Tapi, betapa terkejutnya polisi setelah memasuki bangunan itu. Mereka tak mendapati sebatang pun tanaman ganja, melainkan 'kebun' seratus atau lebih mesin Antminer S9. Mesin-mesin itulah yang ternyata membangkitkan panas yang besar sementara mereka berusaha menambang koin-koin baru dari dunia digital.
"Di luar dugaan kami sama sekali," kata Sersan Polisi Sandwell, Jennifer Griffin, dari kepolisian setempat, Kamis 27 Mei 2021, melukiskan temuan tersebut. "Ini adalah tambang cryptocurrency kedua yang pernah kami dapati," katanya menambahkan.
Griffin menyatakan aktivitas para penambang cryptocurrency tidak menjadi ilegal andaikan mereka membayar listrik yang mereka gunakan. Tapi polisi mendapati fasilitas penambangan bitcoin di depan matanya menyedot secara ilegal aliran listrik langsung dari jaringan distribusi utama listrik di kota itu.
Menurut pemberitaan media setempat, aktivitas itu menyedot listrik senilai ribuan Poundsterling. Polisi pun langsung menyegel dan mematikan sambungan listrik ke fasilitas itu. Selain juga menyita mesin-mesin penambangan yang ditaksir senilai lebih dari $5000 tersebut.
Penambangan uang digital seperti bitcoin memang dikenal sebagai aktivitas yang lapar energi sehingga turut membebani lingkungan. Kebutuhan energi berasal dari jaringan komputer khusus yang digunakan untuk memecahkan persamaan-persamaan matematika, kriptografi, dari transaksi Bitcoin yang dilakukan. Penambang pertama yang berhasil memproses serangkaian transaksi yang sudah diverifikasi akan menerima upah coin baru.
Pada 2016, aktivitas penambangan seperti itu terhitung menyumbang satu persen konsumsi listrik di Amerika Serikat dan ekuivalen dengan emisi 15 juta ton gas rumah kaca. Pada 2019, angka konsumsi listrik penambangan bitcoin setara 0,25 persen konsumsi global. Emisi karbonnya setara yang diproduksi Selandia Baru, yakni 36,95 megaton CO2.
THE VERGE | CNBC