Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meta dihadapkan dengan gugatan pelanggaran privasi di Spanyol dengan klaim ganti rugi kompetisi senilai US$ 600 juta (Rp 9,3 triliun) oleh pemilik media setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah pemilik media di Spanyol yang menggugat Meta, di antaranya AMI, asosiasi pemilik surat kabar yang lebih dari 80 anggotanya termasuk penerbit. Mereka tersebar di surat kabar El País, ABC dan La Vanguardia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gugatan Meta oleh AMI bermula dari ketidakpatuhan sistematis yang dilakukan oleh Meta terhadap Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) di Uni Eropa.
"Penggunaan data pribadi pengguna platform Meta secara sistematis dan masif yang dilacak tanpa persetujuan mereka selama penjelajahan digital. Hal ini memungkinkan perusahaan Amerika itu untuk menawarkan penjualan ruang iklan di pasar berdasarkan keunggulan kompetitif yang diperoleh secara tidak sah,” kata AMI dikutip dari Techcrunch, Selasa, 5 Desember 2023.
Ami bahkan menilai pendapatan daerah Meta dari hasil ruang iklan mereka diduga tidak sah. Ditambah lagi Meta pada Januari lalu pernah didenda sebesar 390 juta euro (Rp 6,5 triliun) dengan kasus yang sama.
"Otoritas perlindungan data UE (Uni Eropa) mengonfirmasi bahwa pelaksanaan kontrak bukanlah dasar hukum yang sah untuk melacak dan membuat profil pengguna sekaligus menargetkan mereka dengan iklan," ungkap AMI.
Gugatan AMI kepada Meta yang didasarkan pada Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) di Uni Eropa tidak bisa diproses secara instan. Keputusan terkait hasil gugatan nantinya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk pengambilan keputusan.
Sementara kini Meta ternyata juga sedang mengajukan banding di pengadilan Irlandia, sembari berupaya untuk menyelesaikan permasalahan privasi yang dituntut kepada dirinya bisa segera diperbaiki dan diselesaikan.
Gugatan tentang Perlindungan Data Umum kepada Meta itu dilaporkan oleh AMI di periode Mei 2018 hingga Juli 2022. Namun, menurut AMI, tidak menutup kemungkinan pihaknya bakal mempertimbangkan lagi jangka waktu dari gugatan yang mereka lakukan.
"Sejak hukuman bulan Januari, Meta telah dua kali mengalihkan dasar hukum yang diklaimnya untuk pemrosesan iklan di wilayah tersebut. Awalnya mereka beralih ke klaim atas dasar yang disebut kepentingan yang sah," jelas AMI, menjawab dasar utama gugatannya kepada Meta.
Lebih lanjut, menurut AMI, kesalahan terbesar Meta yang terbaru ialah membuat bisnis iklan yang bertentangan dengan aturan privasi di Uni Eropa. AMI berpendapat jika hak privasi dan konsumen yang ditawarkan kepada pengguna adalah ilegal dan tidak adil.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.