Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan Komunitas Kampung Pacibita bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengembangkan Kampung Aksara Pacibita yang terletak di daerah Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam acara Seremoni Kampung Aksara Pacibita yang digelar pada Jumat, 14 Januari 2022, Ketua Komunitas Aksara Pacibita, Sukadi, mengatakan bahwa tujuan dibuatnya Kampung Aksara untuk mengenalkan kembali pada masyarakat yang selama ini sudah banyak melupakan bahkan tidak mengenali aksara mereka sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami ingin masyarakat memahami betapa pentingnya aksara ini, karena aksara Jawa adalah jati diri masyarakat Jawa itu sendiri, sehingga kepercayaan diri masyarakat Jawa bisa tumbuh dan bangga untuk menggunakan dan melazimkan aksara Jawa dalam kehidupan kaum milenial maupun masyarakat biasa. Sehingga orang Jawa tidak hilang Jawanya dan bisa hamemayu hayuning bawono," kata Sukadi.
Selain itu, Sukadi juga sangat berterima kasih kepada PANDI yang telah memberikan dukungan moril dan materil, untuk bisa bersama-sama memajukan dan melestarikan aksara Jawa melalui Kampung Aksara Pacibita.
"Kami bangga dan senang dengan dukungan dari PANDI, karena hal ini merupakan perjuangan yang mulia dan tidak mudah. Oleh karena itu diperlukan bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Harapan kami ke depan adalah bisa melestarikan aksara Jawa, masyarakat bisa dan mampu menggunakan aksara Jawa secara konvensional dan dalam dunia digital," tambah Sukadi.
Akhmad Fikri, selaku inisiator Komunitas Kampung Aksara Pacibita menceritakan awal mula pembuatan Kampung Aksara dan penamaannya. Pacibita merupakan akronim dari Payak Cilik Bintaran Wetan, karena di lokasi tersebut juga terdapat Situs Payak yang merupakan situs arkeologi yang dibangun pada abad ke-9.
“Nama Pacibita merupakan gabungan dari dua Pedukuhan Srimulyo, karena kebetulan lokasi dimana Situs Payak itu berada di Bintaran Wetan, tapi namanya Situs Payak maka kemudian dinamakan Pacibita,” beber Fikri.
Lebih lanjut Fikri menjelaskan awal mula gagasan untuk mendirikan Kampung Aksara muncul pada tahun 2019. Pada saat itu masih sebuah gagasan. Fikri berinisiatif memulai kegiatan Kampung Aksara dari pemasangan papan nama beraksara Jawa sebanyak 150 rumah di dua RT dan pedukuhan dengan biaya sendiri.
“Kebetulan saya saat itu menjadi panitia Kongres Aksara Jawa. Saya mencoba untuk membuat gerakan Buletin Jumat yang disebarkan setiap Jumat, sebuah produk terkait kelaziman aksara Jawa, juga saya sebarkan di tengah Kongres Aksara Jawa di bulan Maret 2021. Sementara akhir tahun 2019, kita tempel papan nama beraksara Jawa dalam rangka sosialisasi,” kenang Fikri.
Sementara itu, Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, yang juga menghadiri acara Seremoni Kampung Aksara, mengaku senang atas inisiasi kerja sama tersebut. Dia berharap Kampung Aksara bisa menjadi pemicu agar daerah lain bisa melakukan hal serupa.
"Tentunya kita berharap dengan adanya kerja sama ini merupakan langkah awal yang bagus. Kampung Aksara Pacibita selain bisa belajar tentang aksara Jawa, lokasinya pun dekat dengan Situs Payak. Jadi dari sisi edukasinya ada, sisi wisatanya pun dapat," ungkap Yudho.
Dia mengatakan PANDI hanyalah merupakan bagian kecil dari terwujudnya Kampung Aksara yang sudah dimulai sejak tahun 2019 silam. "Tentunya ada peran serta Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, Pemerintah Provinsi DIY yang selalu aktif dalam melestarikan Aksara Jawa. Mari kita promosikan habis-habisan bersama-sama Kampung Aksara Pacibita ini," pungkas Yudho.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.