Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor itu sungguh sederhana. Tak ada bedanya dengan gedung kantor lain di kawasan Redmond, Washington, Amerika Serikat, halamannya dihiasi hamparan kerikil kasar. Sama sekali tak ada tanda kemewahan Microsoft, raja peranti lunak sejagat. Tidak ada halaman rumput yang tercukur rapi, tiada juga lapangan softball dan kafetaria anggun seperti di kantor pusat Microsoft. Sebuah kantor yang hampir tak dilirik banyak orang, meski namanya cukup keren: Kampus Milenium.
Namun, di kantor inilah keping-keping masa depan Microsoft sedang dibangun. Inilah kantor pusat Xbox, mesin game nomor dua terbesar di dunia, setelah PlayStation bikinan Sony. Dari kantor yang ongkos sewanya murah ini, kini diam-diam Bill Gates, bos Microsoft, menjalankan proyek Xbox 360, sebuah mesin game terbaru.
Banyak orang berpikir Xbox 360 hanyalah sebuah mainan biasagenerasi lanjutan dari mesin game Xbox yang diluncurkan pada 2001. Tak salah, memang. Tapi, di mata Gates, inilah game yang bakal mengubah kehidupan orang: mengubah cara mendengarkan musik, menonton film, foto, maupun TV. Bahkan mesin pintar ini juga bisa digunakan untuk menelepon, ngobrol lewat Internet. Inilah revolusi sebuah mesin game. "Dengan game ini kami ingin menjadi nomor satu di dunia game," kata Gates.
Dibandingkan dengan generasi pertama Xbox yang diluncurkan pada 2001, Xbox 360 menghadirkan sejumlah fitur yang lebih menawan. Xbox juga tak lagi berbentuk kotak seperti pemutar VCD. Microsoft mengadopsi gaya desain manis Apple dan Sony bukan dengan meng-undang pakar komputer dari Massachusetts Institute of Technology, tapi justru pematung dari Rhode Island School of Design. Pematung inilah yang menyewa belasan butik desain yang harganya selangit, untuk membuat desain Xbox.
Gambar yang ditampilkan juga lebih bagus dari pendahulunya. "Gambarnya dahsyat, sangat hidup dan bukan seperti kartun," ujar Garis Gemilang, Ketua Xbox Citizen-X, komunitas pecandu Xbox di Indonesia. Dua pekan lalu pria yang mencandu Xbox sejak empat tahun silam ini menonton tayangan peluncuran mesin ini di MTV.
Tengok saja game legendaris Xbox yang melambungkan mesin itu, Tiger Woods PGA Tour 2005, dan bandingkan dengan versi baru yang dirancang untuk Xbox 360. Gambar rumput di game versi lama tampak seperti hamparan karpet hijau. Di versi baru, tiap helai daun rumput tampak nyata, bergoyang ditiup angin. Gambar pepohonan di mesin game baru juga tampak lebih alami. Rerimbunan daunnya semakin mendekati daun asli. Dengan sentuhan ini, game mafia The Godfather pun tampak lebih dramatis: emosi wajah-wajah mafioso yang dingin tampak nyata.
Itu baru sekelumit kehebatan Xbox 360. Dengan mesin ini, maniak game bukan hanya bisa memutar CD (cakram digital), tapi juga menyalin lagu-lagu itu ke hard disk dan juga menonton DVD. Colokkan iPod (pemutar musik MP3 keluaran Apple) ke alat ini, mesin ini akan memainkan lagu untuk Anda juga. Hasil jepretan kamera digital juga bisa ditonton lewat layar TV yang terhubung ke Xbox 360. Bila komputer Anda terhubung dengan peranti nirkabel (Wi-Fi, wireless fidelity), Xbox bisa dialihfungsikan sebagai remote, untuk memilih lagu, atau video.
Kehebatan lain, yang belum tertandingi pesaingnyabaik itu Sony PlayStation 2 maupun GameCube bikinan NintendoXbox 360 bisa menjadi alat komunikasi yang canggih. Microsoft sudah menyediakan jasa online yang bisa diakses mainan ini, disebut Xbox Live. Layanan ini bukan sekadar menjadi toko game online yang diimpikan Bill Gates seperti Itunestoko lagu online milik Apple yang mendongkrak penjualan iPod. Lewatan layanan itu, para pecandu game sedunia juga bisa mengobrol dan mencari teman-teman lama yang "hilang". Jasa ini persis seperti yang disediakan oleh Friendster, komunitas pertemanan di dunia maya yang sangat populer.
Bahkan Microsoft juga menyediakan fasilitas telepon lewat Internet gratis ke seluruh penjuru dunia bagi sesama pecandu Xbox. Ketika menonton televisi, fasilitas ngobrol di dunia maya inibaik teks maupun suarabisa dilakukan sambil main game atau nonton TV. Pesan-pesan berupa teks akan ditampilkan berupa teks berjalan.
"Itu yang tak dipunyai para pesaing kami. Apakah Sony bisa melakukan hal yang sama seperti ini?" tanya Gates menantang. Menurut dia, 1995-2000 adalah era dot-com, sedangkan kini adalah era dot-home. Xbox 360 adalah keping untuk menyambut era itu. Dia ingin Xbox 360 menguasai dot home, seperti sekarang Windows menguasai perkantoran.
Berbagai sajian manis itulah yang membuat penggemar Xbox Indonesia menunggu-nunggu mesin ini. Rencananya mesin ini akan resmi dipasarkan saat hari Thanksgiving, akhir November tahun ini. Di Amerika, seperti peluncuran game Xbox terdahulu, orang rela mengantre sehari sebelumnya, bahkan ada yang sampai mendirikan tenda dan bermalam.
Di Indonesia, tutur Gilang, banyak penggemar fanatik yang sudah siap membeli Xbox 360 edisi perdana ituwalaupun harganya mungkin mencapai Rp 10 juta (hampir tiga kali lipat harga resmi yang sekitar US$ 399 atau Rp 3,7 juta). Mereka adalah maniak yang selama ini sering mengadakan pertemuan dan bertukar pengalaman tentang modifikasi Xboxmulai dari mengecat ulang Xbox sampai "menyulapnya" sehingga bisa memutar DVD. Gilang termasuk orang yang kesengsem Xbox 360 itu. "Tak boleh ketinggalan dari yang lainnya," ujar pria yang sehari minimal bermain Xbox selama empat jam ini.
Gates yakin, hanya dengan alat inilah semua anggota keluarga bisa menjadi awal sebuah kehidupan digital. Sambil menyeruput kopi, tiduran di sofa, bisa menikmati letusan pistol pasukan khusus di game Halo-2 serta ngobrol (chatting) dengan pecandu Halo-2 di belahan dunia yang lain. Pada saat yang sama juga bisa berbagi video atau foto dengan teman di Internet, menonton DVD, mengecek stok susu di kulkas, hingga belanja online. Inilah alat yang bisa menyatukan semua kepentingan melalui berbagai cara, telepon, surat elektronik, mengobrol online (convergence device).
Semua keunggulan itu tak menggentarkan Sony. Sony adalah raja pasar mesin game. Produk terbarunya PlayStation 2 telah menguasai 56 persen dari total pasar video game dunia senilai US$ 25 miliar (sekitar Rp 235 triliun), sedangkan Xbox hanya 25 persen, dan Nintendo 19 persen. Awal tahun depan, Sony juga berniat meluncurkan PlayStation 3. Mainan ini diharapkan dilengkapi dengan Cell. Prosesor bikinan IBM, Toshiba, dan Sony ini disebut-sebut sebagai prosesor superkomputer yang kecepatannya 10 kali lipat prosesor komputer rumahan. Alat ini juga dilengkapi dengan DVD Blu-ray, keping DVD yang kapasitasnya 50 kali DVD biasa. "Kami ingin menghadirkan quantum leap, tidak hanya Xbox 1.5," ujar seorang juru bicara Sony.
Nintendo, yang dulu dikenal dengan game legendaris Mario dan Pokemon, juga mengembangkan produk serupa. Produsen game asal Jepang ini tetap mengincar pasar anak-anak seperti selama ini dengan produk baru Revolution. Mesin game ini akan dilengkapi teknologi nirkabel (Wi-Fi) dan layar sentuh.
Serangan dari penantang itu tak membuat Gates mundur. Dia bahkan berencana menantang PlayStation 3. Kata dia, bertepatan dengan peluncuran PlayStation 3 kelak, Microsoft juga akan melepas Halo-3, sebuah game pasukan khusus melawan alien. Siapa yang bakal menang?
Burhan Sholihin (Time, Fortune, Reuters, Forbes)
XBOX 360 Rilis: November 2005 Pembuat: Microsoft, Amerika Serikat Fitur: Bisa untuk telepon, mengobrol online, selancar di dunia maya, memutar musik, bisa koneksi nirkabel, kualitas gambar high definition television, lebih tajam dari tampilan TV biasa Genre: Terkenal dengan game pertempuran Game populer: Halo-2 dan Tiger Wood PGA Tour Pasar yang dikuasai Microsoft: 25%
REVOLUTION Rilis: 2006 Pembuat: Nintendo, Jepang Fitur: Koneksi nirkabel, bentuk kecil Genre: Terkenal dengan game untuk anak-anak (tanpa darah, wanita, dan mobil) Game populer: Mario dan Pokemon Pasar yang dikuasai Nintendo: 19%
PLAYSTATION 3 Rilis: Awal 2006 Pembuat: Sony, Jepang Fitur: Prosesor 10 kali lebih cepat dari prosesor komputer, DVD kapasitas tinggi Blu-ray Genre: Terkenal dengan game petualangan dan punya alur cerita Game populer: Tomb Rider dan Final Fantasy Pasar yang dikuasai Sony: 54%
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo