Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratchet & Clank: Rift Apart tidak memenuhi ekspektasi perihal gameplay yang kabarnya akan menonjolkan perjalanan lintas dimensi. Walau unsur tersebut ada, penerapannya tidak se-integral seperti apa yang ditampilkan trailernya selama ini. Perjalanan lintas dimensi, atau disebut Dimension Jumping dalam game yang rilis di PlayStation 5 ini, hanya berperan integral ke ceritanya, bukan permainannya.
Apa yang ditunjukkan trailer Ratchet & Clank: Rift Apart selama ini tidak bisa dikatakan bohong. Bagian game yang menekankan aksi dimension jumping sungguhan ada, hanya frekuensinya tidak sebanyak yang digadang-gadangkan. Dalam sebagian besar wujudnya, Ratchet & Clank terbaru masih terasa seperti para penaduhulunya, namun dengan grafis yang lebih mulus, setting yang lebih megah, dan laga yang lebih menghibur.
Kisah Rift Apart dibuka dengan duo tokoh utama, Ratchet dan Clank merayakan kemenangan mereka atas Dr. Nefarious untuk kesekian kalinya. Kali ini kemenangan dirayakan secara besar-besaran, di sebuah stadion dengan parade balon raksasa, jutaan fans, dan confetti penuh warna. Adapun dalam perayaan itu, keduanya diminta memeragakan ulang momen-momen penting dalam petualangan interstellar mereka selama ini.
Seperti kisah-kisah Ratchet & Clank selama ini, ada saja musuh yang mengganggu momen-momen bahagia keduanya. Dr. Nefarious, yang belum kapok-kapok dihajar berkali-kali oleh Ratchet dan Clank, kembali membuat onar. Ia mengacaukan selebrasi demi mencuri hadiah Clank untuk Ratchet, sebuah alat perjalanan lintas dimensi bernama Dimensionator.
Clank berniat memberikan hadiah untuk Ratchet agar ia bisa lebih mudah mencari rasnya yang selama ini dianggap hilang, Lombax. Dr. Nefarious punya rencana berbeda. Kesal berkali-kali kalah dari Ratchet dan Clank, ia ingin menggunakan Dimensionator untuk pindah ke dimensi di mana dirinya yang menang.
Dasarnya gegabah, Nefarious menekan terlalu banyak tombol di Dimensionator. Ulahhnya menyebabkan berbagai dimensi saling bebenturan satu sama lain, menimbulkan kerak realita (Rift) yang mampu menyedot siapapun ke dunia berbeda. Ratchet and Clank tersedot masuk ke dalam Rift tersebut, meloncati berbagai dimensi, dan berakhir di dunia alternatif di mana Nefarious berkuasa.
Clank, yang terpisah dari Ratchet ketika tersedot ke Rift, tanpa sengaja ditemukan oleh seekor Lombax, Rivet. Ia mirip dengan Ratchet, namun betina dengan bulu putih keunguan. Menyakini Clank adalah robot mata-mata dari Nefarious, Rivet membawanya kabur. Sementara itu, Ratchet pontang-panting mencari Clank sambil mempelajari bagaimana caranya mengakhiri petaka interdimensi yang disebabkan Nefarious.
Ratchet & Clank: Rift Apart (Sumber: PlayStation Asia)
Dari titik tersebut, selanjutnya gamer akan bergantian mengendalikan Rivet dan Ratchet. Keduanya memiliki jalan cerita berbeda, namun berjalan ke tujuan yang sama, memperbaiki kerusakan yang disebabkan Nefarious. Di luar itu, tidak ada lagi perbedaan signifikan di antara keduanya.
Baik Rivet maupun Ratchet memiliki karakteristik yang sama. Tidak ada perbedaan dalam hal bagaimana mereka dimainkan, persenjataan, ataupun skill. Ketika salah satu membeli senjata atau naik level, maka karakter satunya otomatis memiliki progressi yang sama. Skenario siapa yang dimainkan lebih dulu pun tidak memberikan dampak terhadap satu sama lain. Keduanya terpisah secara cerita, namun terikat erat secara desain game.
Tidak adanya pembeda di antara kedua karakter sungguh disayangkan. Hal itu membuat gameplay kedua karakter sepanjang cerita terasa sama saja, apapun planet yang dipilih. Padahal, jika Rivet dan Ratchet memiliki gaya permainan berbeda, game ini akan terasa lebih kaya dan membuka potensi direksi ala It Takes Two jika co-op mode ada ke depannya. Entah apa pertimbangan yang diambil developer game ini, Insomniac, hingga mereka memutuskan Rivet dan Ratchet sebagai karakter yang berbeda skin saja.
Terlepas dari mekanisme permainan yang sama antara Rivet dan Ratchet, beberapa perubahan dibuat oleh studio first party Sony itu untuk membuat gameplay seri ini lebih cepat dan fun dibanding pendahulunya. Fokus perubahan ada pada unsur traversal (pergerakan) di mana Insomniac memasukkan sejumlah fitur baru untuk meningkatkan mobilitas karakter yang ada.
Salah satu fitur terbaru itu adalah skill Phantom Dash. Dengan skill tersebut, gamer dapat bergerak cepat ke berbagai sisi sebagai phantom untuk menghindari serangan musuh. Karena phantom pada dasarnya tak memiliki tubuh fisik, baik Ratchet dan Rivet akan kebal sepersekian detik ketika menggunakan skill ini.
Fitur baru lainnya adalah Rift Tether. Nah, inilah skill yang banyak ditampilkan di trailer Ratchet & Clank: Rift Apart. Dengan Rift Tether, gamer dapat "teleport" dari satu titik ke titik lainnya yang berjauhan dengan menarik kerak dimensi (Rift). Teleportasi itu sendiri berlangsung seamless, tanpa jeda, memanfaatkan kecepatan SSD PlayStation 5 dalam me-load aset map. Ketika berhadapan dengan musuh yang main keroyokan, Rift Tether adalah penyelamat utama.
Ratchet & Clank: Rift Apart (Sumber: PlayStation Asia)
Baca juga: Review Returnal: Bukan untuk Gamer Kebanyakan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gadget Hover Boots, yang sempat tampil di seri-seri pendahulu, melengkapi peningkatan dalam hal traversal. Dengan boots yang diperbarui itu, Ratchet maupun Rivet dapat ngebut dalam menjelajahi setting game yang luas ini. Mekanismenya mirip dengan sepatu roda, gamer harus menekan tombol L2 beberapa kali agar Ratchet dan Rivet meluncur kian cepat. Di salah satu level planet, gadget ini akan sangat membantu untuk mempercepat pencarian harta karun.
Sebelum kalian bertanya, ya Dimension Jumping tidak masuk dalam fitur traversal di game ini. Momen di mana Ratchet and Rivet melakukan dimension jumping seperti di trailer bisa dihitung dengan jari. Hal itu pun berupa cutscene, bukan in game, walaupun transisi di antara keduanya sangat mulus. Jika kalian membayangkan bakal bergonta-ganti dimensi dengan bebas sepanjang permainan untuk memecahkan puzzle atau mengalahkan bos, sebaiknya lupakan hal tersebut.
Hal yang paling mendekati dimension jumping di game ini hanyalah ketika gamer memukul batu yang menjadi inti Dimensionator. Setiap kali batu berwarna ungu yang tersebar di berbagai titik itu dipukul, gamer akan langsung diteleportasi ke versi lain dari planet yang dipilih. Perlu digarisbawahi, gamer tetap berada di planet yang sama, namun beda versi. Gamer tidak bisa memilih dimensi yang diinginkan.
Tanpa adanya dimension jumping, yang digadang-gadang bakal menjadi game changer untuk serial Ratchet & Clank, Rift Apart berakhir menjadi seri evolusi dibanding revolusi. Core gameplay-nya menjadi tidak jauh berbeda dibanding game-game sebelumnya, bahkan game pertama yang rilis 2002 lalu. Gamer akan tetap menemukan kotak-kotak kayu untuk dihancurkan, musuh untuk ditembaki, dan mur baut untuk membeli senjata.
Perlu ditegaskan bahwa tak adanya dimension jumping tak serta merta membuat Ratchet & Clank: Rift Apart sebagai game yang buruk. Jika unsur dimension jumping dilupakan, Rift Apart adalah salah satu seri terbaik dari franchise Ratchet & Clank. Gameplaynya begitu fun berkat fitur-fitur traversal yang ada, memungkinkan gamer bergerak bebas dan cepat untuk menghindari musuh ataupun mengejutkan mereka dari belakang. Crowd control di game ini sangatlah asyik, apalagi dengan senjata-senjata spesialnya.
Ratchet & Clank: Rift Apart (Sumber: PlayStation Asia)
Soal senjata, tidak perlu ditanya. Insomniac bisa dikatakan masternya gadget dan weaponry. Ratchet & Clank: Rift Apart menghadirkan belasan tipe senjata, baru dan lama, yang bisa digunakan gamer untuk membantai musuh. Karena musuh-musuh di Ratchet & Clank: Rift Apart relatif lebih kuat, pemilihan senjata yang tepat akan sangat membantu gamer untuk menghabisi musuh-musuh yang ada. Adapun pemilihan senjata tersebut tidak akan sampai se-ekstrim Doom Eternal di mana sudah seperti permainan gunting-batu-kertas. Rift Apart tetap menekankan pada karakteristik fun dan quirky, didukung fitur getar Dual Sense 5 dari PlayStation5 yang memberikan sensasi khusus dan immersif pada tiap tembakan.
Gameplay yang fun dan persenjataan yang unik diperkuat dengan unsur visual yang memanjakan mata. Grafis dari Ratchet & Clank: Rift Apart, misalnya, tidak hanya vibran dan colorful, tetapi juga detil dengan kualitas sekelas film Pixar. Selain itu, desain map-nya juga benar-benar massif, berkarakter, kaya, dengan beberapa di antaranya mengingatkan kami dengan film Guardians of The Galaxy. Tak berlebihin mengatakan Rift Apart seperti dibuat untuk tampil di layar lebar karena kualitasnya yang tak main-main.
Bagi kalian yang menggemari puzzle, Rift Apart memiliki plethora puzzle yang variatif. Sebagai Clank, kalian akan banyak berhadapan dengan puzzle di mana ia harus mengarahkan clonenya dengan memanfaatkan gadget gravitasi, kecepatan lari, serta levitasi. Sementara itu, sebagai Ratchet, puzzle yang dihadapi lebih seperti mini shooting game di mana ia akan mengendalikan robot laba-laba untuk membasmi virus di dalam mesin-mesin yang ia retas. Kalau puzzle-puzzle itu dirasa membosankan, gamer bisa menyalakan fitur skip puzzle di setting.
Di atas semua kelebihan itu, perlu disinggung juga bahwa Ratchet & Clank: Rift Apart memiliki kisah yang lebih intimate dibanding sebelumnya. Meski rosternya dua kali lipat lebih besar, dengan kehadiran Rivet dan robot mirip Clank bernama Kit, kisah yang disampaikan tetap personal dengan penekanan pada eksistensi diri dan kesehatan mental. Seri Ratchet & Clank sudah terlalu lama berfokus pada persahabatan dan Rift Apart menyadari hal itu. Dinamika Ratchet dan Clank diubah Insomniac dengan memisahkan keduanya (nyaris) sepanjang permainan.
Overall, Ratchet & Clank: Rift Apart dalam sebagian wujudnya adalah sebuah missed opportunity. Fitur yang digadang-gadang ada dan menjadi game-changer ternyata hadir dalam wujud yang tidak sesuai ekspektasi. Hal itu bukan deal-breaker, namun membuat core gameplay Ratchet & Clank seperti terjebak di pola yang sama selama 19 tahun. Untungnya, ada fitur-fitur baru yang membuat gameplaynya sangat fun, grafis yang memanjakan mata, dunia yang well-designed serta cerita yang lebih dewasa di mana membuat kami lupa dengan kekurangan game ini.
Baca juga: Review Days Gone (PC): Versi Definitif yang Tidak Hadir di PlayStation
ISTMAN MP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini