Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin dunia dari negara-negara ekonomi utama termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa dan Brasil, berencana untuk melewatkan pertemuan puncak perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun ini, yang dikenal sebagai COP29, di Baku, Azerbaijan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Reuters, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen tidak akan menghadiri KTT Iklim COP29 karena perkembangan politik di Brussels. Pernyataaan itu disampaikan oleh juru bicara Komisi Uni Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Komisi ini sedang dalam tahap transisi dan oleh karena itu presiden akan fokus pada tugas kelembagaannya," kata juru bicara tersebut yang dikutip Tempo pada Senin, 11 November 2024.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga tidak akan menghadiri acara tersebut, kata sumber pemerintahan Biden kepada Reuters. COP29 akan berlangsung dari 11 hingga 24 November 2024.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva telah membatalkan perjalanannya ke COP29 setelah mengalami cedera kepala bulan lalu.
Beberapa pemimpin dunia tetap menghadiri pertemuan puncak KTT Iklim PBB. Pada pertemuan COP sebelumnya, para pemimpin negara-negara menggunakan pidato mereka untuk mengumumkan kebijakan dan pendanaan baru untuk mengurangi emisi CO2 atau menggandakan komitmen mereka terhadap upaya global untuk mengekang perubahan iklim.
Pemilu Amerika Serikat menjadi sorotan menjelang KTT Iklim ini. Sejumlah diplomat iklim mengatakan kemenangan kandidat Republik Donald Trump dapat mempersulit COP 29 untuk menghasilkan kesepakatan guna meningkatkan pendanaan iklim dalam jumlah besar. Pada periode pertama sebagai presiden, Trump menarik AS keluar dari Perjanjian Paris.
Li Shuo, pakar diplomasi iklim di Asia Society Policy Institute, mengatakan apa yang dibawa negara-negara ke COP29 dalam bentuk tindakan mereka untuk memobilisasi lebih banyak keuangan pada akhirnya akan lebih penting daripada kepala negara mana yang akan muncul di KTT Iklim ini.
"Yang terpenting adalah kepemimpinan. Pemimpin harus selalu hadir di COP. Namun, yang lebih penting dari kehadiran mereka adalah komitmen nyata yang dibawa negara-negara ke meja perundingan," kata Li Shuo seperti dikutip Reuters.
Pemimpin Cina, Jepang, Australia dan Meksiko juga absen dalam KTT di Baku ini. Presiden Indonesia, Prabowo Subianto juga tidak bakal hadir. Delegasi Indonesia ke COP29 dipimpin adiknya, Hashim Djojohadikusumo, yang statusnya adalah utusan khusus presiden untuk perubahan iklim. Hashim ke COP didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
COP29 ini juga bersamaan dengan KTT G-20 di Brasil pada 18-19 November, di mana para pemimpin negara-negara ekonomi maju juga akan membahas upaya pendanaan transisi iklim.