Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yangon -Perusahaan keamanan siber global Kaspersky mengungkapkan tren yang cukup mengkhawatirkan yang diamati dalam industri farmasi, yaitu peningkatan stabil dari tahun ke tahun pada jumlah perangkat yang terkena serangan siber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari 44 persen mesin yang terinfeksi pada tahun 2017 dan peningkatan 1 persen pada tahun 2018, jumlah upaya serangan yang terdeteksi tahun ini menunjukkan bahwa hampir setiap perangkat (5 dari 10) fasilitas farmasi kini menjadi target serangan secara global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara negara-negara yang tercatat memiliki serangan terbanyak adalah Pakistan (54 persen), Mesir (53 persen), Meksiko (47 persen), Indonesia (46 persen), dan Spanyol (45 persen).
Empat negara lagi dari kawasan Asia Pasifik melengkapi 15 negara teratas dengan persentase tertinggi perangkat yang terinfeksi. Ini termasuk India, Bangladesh, Hong Kong, dan Malaysia dengan sekitar 4 dari 10 mesin terdeteksi terkena upaya serangan berbahaya
“Walaupun diketahui fakta bahwa para pelaku penjahat siber yang haus akan keuntungan dapat dengan mudah memperoleh uang dengan menyerang bank, kami juga mengamati bahwa peretas ini serta kelompok cyberespionage perlahan-lahan memberikan perhatiannya terhadap industri kedokteran canggih,” kata Yury Namestnikov, Kepala Tim Riset dan Analisis Global (GReAT) Rusia Kaspersky dalam acara Kaspersky Cyber Security Weekend di Yangon, Myanmar, Kamis, 5 September 2019.
“Mereka perlahan-lahan menyadari bahwa perusahaan farmasi menyimpan harta karun data yang sangat berharga seperti obat dan vaksin terbaru, penelitian terbaru, serta rahasia medis. Munculnya teknologi operasional yang terhubung internet (OT) di dalam obat-obatan ini juga berkontribusi terhadap meluasnya serangan siber di sektor ini.”