Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEORANG ibu ”berkicau” di Twitter tentang anaknya yang patuh tak nonton televisi selama musim ujian sekolah. Si anak manut karena tak risau lagi bakal ketinggalan beberapa siaran favoritnya.
”Setelah ujian, bisa dirapel nonton siaran yang terlewat melalui TV on demand di Groovia,” tulis sang ibu beberapa hari lalu. Groovia adalah siaran televisi berbayar melalui jaringan Internet, atau biasa dikenal sebagai Internet protocol television (IPTV), yang dioperasikan Telkomvision, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia.
Groovia baru beroperasi di wilayah Jakarta Selatan sejak pertengahan Juni lalu. ”Karena kami pemain pertama, diuji coba dulu di Jakarta Selatan. Kan, perlu waktu untuk mengenalkan cara menonton televisi yang baru,” kata Elvizar K.H., Presiden Direktur Telkomvision, pekan lalu. Rencananya, dua atau tiga bulan lagi, semua warga Jakarta sudah bisa berlangganan Groovia. Sebelum akhir tahun, empat kota—Medan, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta—akan masuk daftar wilayah layanan Groovia.
Groovia, menurut juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot S. Dewa Broto, merupakan pemegang lisensi pertama tayangan televisi lewat jaringan Internet di negeri ini. Inilah gelombang besar Internet berikutnya, setelah era tulisan, suara, dan potongan video dikirim lewat jaringan maya.
Sekilas tak ada beda antara Groovia dan tayangan televisi berbayar lewat satelit seperti Yes TV milik Telkomvision, Indovision, atau Aora TV. Groovia menyediakan puluhan kanal siaran hiburan, berita, dan anak-anak. Tapi banyak hal bisa dilakukan Groovia dan tidak bisa disediakan televisi berbayar lewat satelit. Bukan semata pelanggan Groovia bisa sekaligus mendapatkan tiga hal atau triple play: siaran televisi, Internet kecepatan tinggi, dan jaringan telepon.
Yang paling utama, penonton tak hanya punya pilihan pindah dari satu kanal ke kanal siaran lain. Ketika tayangan sedang berlangsung dan kita hendak ke kamar mandi atau pergi ke warung sebelah sekalipun, tak perlu takut ketinggalan. ”Tekan saja tombol time shift,” kata Elvizar. Maka Groovia akan merekam siaran itu selama maksimal dua jam. Balik dari warung, tekan tombol itu lagi, maka gambar di televisi akan memutar ulang siaran yang kita tinggalkan.
Fitur lain, seperti yang ditulis sang ibu, adalah TV on demand. Groovia, kata Elvizar, merekam siaran puluhan stasiun televisi, baik lokal seperti RCTI dan TVOne maupun asing seperti CNN dan Al-Jazeera, dua hari ke belakang. Kalau hendak merekam sendiri acara favorit Anda, pilih saja fitur network personal video recorder. Anda yang menyimpan, Anda pula yang memutuskan kapan rekaman itu akan dihapus.
Satu hal lagi yang terang tak bisa dilakukan televisi berbayar via satelit: video, karaoke, musik, dan games on demand. Groovia ini serupa toko cakram musik dan film. Kita bisa memilih dan ”membeli” musik, sinetron, ataupun film seperti Naga Bonar dan Jawara Sok Kota di daftar koleksi Groovia. ”Harga per filmnya lima ribu rupiah,” ujar Elvizar. Film itu akan dikirim Groovia lewat streaming Internet. Setelah menonton, pembeli bisa merekamnya.
Namun, walaupun Groovia sudah bekerja sama dengan 14 produser film dalam negeri, koleksi film lokalnya masih sedikit sekali dan hampir semuanya film lawas. ”Saya masih merayu para produser itu supaya mau menayangkan film barunya di Groovia. Kan, tidak akan mengurangi penonton film itu di bioskop,” kata Elvizar.
Dia yakin para pembuat aplikasi dan film lokal akan luluh juga ketika jumlah pelanggan Groovia semakin banyak. Dia pasang target, pelanggan Groovia akhir tahun ini melampaui 50 ribu orang dan pada akhir 2012 bakal menembus angka 300 ribu.
INTERNET telah mengubah dunia. Setelah ikut andil ”membunuh” toko-toko kaset dan cakram musik lewat toko maya seperti Apple iTunes—dan mungkin juga toko buku, misalnya Borders, yang ditaklukkan Amazon.com—Internet sepertinya juga akan mengubah cara orang menonton televisi.
Siaran televisi lewat Internet diperkirakan akan menjadi tren baru. Digital TV Research, perusahaan riset asal Inggris, memperkirakan pelanggan televisi Internet di kawasan Asia-Pasifik pada 2016 akan menembus 100 juta rumah tangga. Sepertiga penduduk Singapura dan Hong Kong akan beralih ke televisi Internet lima tahun lagi. Duit yang berputar di bisnis televisi Internet akan berlipat lima, menjadi US$ 5,4 miliar atau sekitar Rp 46,5 triliun, dibanding pada 2010.
Jumlah pelanggan televisi berbayar di kawasan ini, menurut Direktur Digital TV Research Simon Murray, akan melesat hingga 522 juta atau bertambah 166 juta dibanding akhir 2010. Korea Selatan akan menjadi negara dengan persentase pelanggan televisi berbayar tertinggi, yakni 91 persen, dan Indonesia berada di posisi bontot. Hanya tujuh persen rumah tangga di negeri ini yang berlangganan televisi berbayar pada 2016. Padahal ada sekitar 75 juta rumah tangga yang memiliki televisi. ”Jadi pasar televisi berbayar masih sangat luas,” Elvizar optimistis. ”Para operator tak perlu berantem.”
Dalam urusan televisi berbayar dan siaran lewat Internet ini, Indonesia memang agak tertinggal dibanding para jiran. Mio TV milik Singapore Telecommunications (SingTel) sudah berumur lebih dari empat tahun. UniFi, siaran televisi Internet milik Telekom Malaysia Berhad yang mulai beroperasi setahun lalu, kini sudah mempunyai lebih dari 60 ribu pelanggan.
Prasyarat untuk berbisnis televisi berbayar lewat Internet memang berat. Layanan televisi ini tidak bisa berjalan lewat jalur satelit. Ia harus mempunyai jaringan kabel yang cukup untuk menyalurkan Internet kecepatan tinggi. Gergasi Televisi Media Nusantara Citra, menurut Gatot S. Dewa Broto, gagal mendapatkan lisensi IPTV karena tak memiliki jaringan kabel ini.
Telekomunikasi Indonesia, induk Telkomvision, mempunyai jaringan kabel sepanjang 12 juta kilometer dari ujung ke ujung wilayah Indonesia. ”Sekitar 4 juta kilometernya bisa dilewati IPTV,” kata Elvizar. Untuk soal panjang kabel itu, PT Telekomunikasi memang belum ada tandingannya di negeri ini. Kecepatan Internet minimal yang dibutuhkan supaya bisa mengirim gambar video dengan kualitas bagus, menurut Elvizar, adalah 1 megabit per detik.
Namanya Internet di negeri ini, selain soal kecepatan transfer data, yang menjadi pertanyaan adalah masalah kestabilannya. Tentu tak enak bila menonton siaran televisi yang gambarnya terputus-putus. Apalagi jaringan Internet yang dipakai Groovia bukan merupakan jaringan yang khusus (dedicated) untuk IPTV, melainkan harus berbagi dengan layanan Internet milik grup Telkom seperti Speedy.
Dengan pengalaman sekian tahun dan pelanggan lebih dari 2 juta orang, Elvizar yakin, PT Telekomunikasi tak kesulitan menyediakan Internet kecepatan tinggi yang stabil. ”Sudah kami uji di beberapa tempat, kualitas gambarnya tak ada masalah,” kata dia percaya diri. Apalagi Telkom, sang induk, terus menambah kapasitas jaringan Internetnya.
Sapto Pradityo
Siaran televisi berbasis jaringan Internet
Beberapa kelebihan siaran televisi berbayar melalui jaringan Internet, atau biasa dikenal sebagai Internet protocol television (IPTV):
- Bisa merekam siaran selama maksimal dua jam.
- Mampu merekam siaran puluhan stasiun televisi, baik lokal maupun asing.
- Bisa memilih dan ”membeli” musik atau film lewat streaming Internet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo