Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mencampur listrik dan air dapat memunculkan masalah bagi manusia, sehingga membuat perahu atau kapal bertenaga listrik mungkin akan berisiko. Namun, startup bernama Arc dari California, Amerika Serikat, menabrak stigma itu dengan mengembangkan perahu listrik edisi terbatas seharga US$ 300 ribu (Rp 4,3 miliar).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CEO Arc, Mitch Lee, mengatakan perusahaan rintisannya itu akan memulai dengan menargetkan pasar kelas atas dengan produk terbatasnya itu. “Kami bekerja secepat kami bisa,” ujar dia kepada The Verge, Kamis, 29 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harga perahu yang dinamai Arc One itu juga diharap bisa membantu membiayai aktivitas R&D yang diperlukan untuk membuat versi yang lebih terjangkau. “Sehingga bisa terjual dalam ribuan unit,” tutur Lee.
Kapal listrik memiliki bagian yang bergerak jauh lebih sedikit, artinya bisa mengurangi biaya pemeliharaan yang biasanya membebani pemiliknya. Terlebih lagi, listrik bisa jauh lebih murah daripada harga bahan bakar, dan mengisi daya perahu di lokasi penyimpanan jauh lebih masuk akal daripada membeli bahan bakar lalu membawanya dengan mobil.
Arc sudah menawarkannya ke beberapa ekspatriat SpaceX, dan mengaku mendapatkan dukungan perusahaan pembangkit tenaga listrik Silicon Valley Andreessen Horowitz. Mereka berencana akan turun dari titik harga perdananya itu nanti, seperti yang pernah dilakukan Tesla untuk mobil penumpang listrik Roadster, diikuti Model S dan X, kemudian Model 3 dan Y.
Perahu pertama Arc terlihat sederhana, tapi sesuatu yang menakjubkan—setidaknya di atas kertas. Lee mengatakan Arc One sudah memiliki satu prototipe dan akan memiliki baterai 200kWh, 800 volt, kira-kira dua kali lipat kapasitas dan tegangan paket top-tier Tesla saat ini. “Dan motor listrik dengan setidaknya 475 tenaga kuda,” kata Lee.
Menurut Lee, perahu berukuran 24 kaki atau 7 meter itu akan memiliki kecepatan maksimal sekitar 40 mil per jam dan bisa berlayar selama total sekitar empat jam. Lebih baik lagi, kata Lee, perahu akan dimodifikasi di bagian belakangnya, sehingga akan menyenangkan digunakan untuk olah raga seperti ski air.
Bagian penting lain dari desain Arc One adalah membangun lambung aluminium. Sama seperti ketika Ford mengadopsi aluminium untuk truk pick-up setengah dekade yang lalu, Arc melawan konvensi di sini.
Kebanyakan lambung kapal di kelas ini terbuat dari serat karbon atau beberapa jenis material komposit lainnya. “Aluminium lebih murah, masih cukup ringan sehingga Arc dapat melakukan sebagian besar berat ke baterai.”
Selain lambung, startup ini merancang penutupnya sendiri untuk paket baterai, serta sistem pendingin. Juga mengembangkan perangkat lunak, yang rencananya akan diubah dan ditingkatkan melalui pembaruan over-the-air.
THE VERGE