Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagai adegan film horor, semua ikon di layar ponsel Januar Promono tiba-tiba dipenuhi gambar tengkorak dengan dua tulang menyilang. Ini simbol khas bendera kapal bajak laut seperti di film Hollywood. Semua fitur ponsel seperti buku telepon, pesan pendek (SMS), dan media player, mati dalam seketika. Januar panik. Lebih-lebih setelah mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta itu tahu ponselnya telah diserang virus Skull.
Cirinya, ya itu tadi, gambar tengkorak dengan dua tulang. Januar ingat virus itu menyerbu setelah ia mengunduh lagu dari ponsel kawannya melalui fasilitas bluetooth. Untuk membersihkan virus, ia mesti mendatangi gerai ponsel untuk memasang program antivirus. ”Saya mengeluarkan uang Rp 75 ribu untuk mengusir si bajak laut sialan,” katanya.
Skull, CommWarrior, Cabir, dan entah apa lagi namanya, adalah beberapa contoh dari 323 virus yang kini bergentayangan mengancam 100 juta ponsel pintar. Skull, seperti tengah menumpang promosi film Pirates of Caribbean 3 di pelbagai belahan dunia dalam dua pekan ini, giat menghajar pemilik ponsel belakangan ini.
Rentannya ponsel dari serbuan jahat ratusan virus telah dibuktikan oleh produsen antivirus khusus ponsel UMU Limited, Inggris. Mereka melakukan percobaan terhadap Nokia 6330 dengan membawa ponsel tersebut berkeliling di jalanan dan pusat belanja London. Mereka mengaktifkan fasilitas bluetooth, mengunduh file melalui pesan bergambar (MMS), SMS, atau surat elektronik selama 28 hari. Hasilnya, sebagaimana dilansir UMU Limited dua pekan lalu, ponsel itu terinfeksi lima virus mutakhir yang mematikan, yakni Cabir, CommWarrior, Skulls, CardTrap, serta Doomed.
Cabir dan CommWarrior menyebar melalui MMS atau bluetooth. Virus lainnya, Skulls, CardTrap, dan Doomed, akan bertandang bila pemiliknya mengunduh dan menginstal program. Kepala Teknologi UMU Peter Harrison mengatakan virus ponsel sekarang semakin pintar dan berdaya rusak lebih besar. ”Banyak orang yang terinfeksi tapi tak menyadarinya,” kata Peter seperti dikutip vnunet.
Saat ini virus memang masih menyerang ponsel pintar yang menggunakan sistem operasi Symbian atau Windows. Jadi pengguna ponsel di luar itu atau produk jadul tidak perlu khawatir tertular virus. Virus ini juga hanya menyerang peranti lunak ponsel. Tapi virus ini bisa membuat komponen dalam ponsel bekerja keras sehingga mempercepat rusaknya perangkat keras, seperti menurunkan daya tahan baterai.
Anda bisa mendeteksi kehadiran virus dengan memperhatikan keanehan pada ponsel. Misalnya mengirim MMS secara otomatis ke nomor-nomor di buku telepon secara acak, ikon tiba-tiba berubah, atau tak bisa membaca buku telepon dan program lain seperti media player. Tanda-tanda lain adalah ponsel melakukan reset otomatis setiap bulan—CommWarrior, umpamanya, mereset setiap tanggal 14.
Dony Koesmandarin, Senior Technical PT Inovasi Lintas Media, distributor produk antivirus F-Secure, mengatakan bahwa jumlah virus akan kian melonjak dengan makin banyaknya pengguna ponsel berfasilitas 3G atau WiFi. ”Perkembangan teknologi kian merangsang pembuat software virus,” kata Dony. ”Makin pintar teknologi, makin pintar pula virusnya,” dia menambahkan.
Dony menandai, virus ponsel pertama kali ditemukan pada 2000. Waktu itu virus hanya menyebar dari komputer ke ponsel. Sekarang virus sudah menyebar dari ponsel ke ponsel, bahkan dari ponsel ke komputer. Dony memperkirakan kelak virus tak hanya menyerang ponsel dengan sistem operasi Symbian atau Windows, tapi juga melanda ponsel berbasis program Java. ”Bukan tidak mungkin perkembangannya menyamai virus komputer,” kata Dony.
Toh, dia menyarankan agar pemilik ponsel tak khawatir. Asal berhati-hati ketika memakai fasilitas bluetooth dan MMS, pengguna tak akan tertular virus. Pemasangan antivirus bisa mencegah masuknya virus. Dan antivirus ini bisa didapat gratis di Internet. Beberapa produk ponsel seperti Nokia N73 sudah dibundel dengan antivirus yang berlaku dalam jangka waktu tertentu.
Penyebaran virus ponsel di Indonesia juga diidentifikasi PT Vaksincom. Perusahaan antivirus ini mendapat laporan masuknya virus di pusat keramaian Jakarta sampai Pontianak. ”Menonaktifkan bluetooth saat berada di tempat umum mencegah 95 persen ancaman virus,” kata Alfons Tanujaya, ahli vaksin virus dari Vaksincom.
Lembaga riset teknologi informasi Gartner, Amerika Serikat, melaporkan penjualan ponsel pada kuartal pertama 2007 di seluruh dunia mencapai 257,4 juta unit, meningkat 14 persen dibanding periode sama tahun lalu. Lembaga ini memperkirakan penjualan ponsel hingga akhir tahun ini mencapai 1,15 miliar unit. Telepon pintar—jenis ponsel yang bisa diserang virus—mengambil porsi seperempatnya.
Gartner juga melaporkan telah terjadi peningkatan penjualan produk antivirus dan pengaman jaringan. Mereka memperkirakan produk ini akan menghasilkan penjualan hingga US$ 9,1 miliar (sekitar Rp 81 triliun) pada akhir 2007, naik 10,7 persen dibanding tahun lalu yang US$ 8,2 miliar.
Sekalipun berbahaya, kata Graham Cluley, konsultan teknologi senior Sophos, Inggris, fenomena virus ponsel hanyalah ”titik air hujan dalam badai”. Menurut Cluley, perkembangan virus yang mengancam ponsel tak akan sedahsyat pada komputer. ”Yang penting gunakan akal sehat,” katanya. Caranya, berhati-hati membuka perangkat koneksi ponsel seperti bluetooth. Dan berwaspada saat menginstal program tak dikenal. Pencetlah tombol OK atau YES hanya bila Anda sudah betul-betul yakin dari mana datangnya kiriman.
Yandi M.R.
Lima Virus Mematikan
DOOMED Virus ini menonaktifkan aplikasi dan mencegah ponsel melakukan restart.
CABIR Menyebar melalui MMS dan Bluetooth. Virus ini mampu menurunkan ketahanan baterai.
COMMWARRIOR Menular melalui MMS dan Bluetooth. Virus ini mampu menghapus seluruh data.
CARDTRAP Virus ini mampu mengganti aplikasi ponsel, namun takkan lama bertahan jika pengguna menyalakan ulang ponsel.
SKULLS Mengubah semua ikon ponsel dengan gambar tengkorak dan dua tulang bersilangan. Semua fitur ponsel seperti buku telepon, SMS dan media player, akan mati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo