Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Terinspirasi Laba-laba, Ilmuwan Ini Bikin Sensor Kedalaman Kamera

Ilmuwan Harvard telah menciptakan sensor kedalaman kamera yang lebih efisien terinspirasi dari isyarat mata laba-laba.

30 Oktober 2019 | 14.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Laba-laba, Predator Super-Rakus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim ilmuwan Harvard telah menciptakan sensor kedalaman kamera yang lebih efisien. Sensor kamera ini digunakan pada ponsel cerdas untuk fitur seperti face unlock. Mereka terinspirasi dari isyarat mata laba-laba.

Sensor ini bekerja dengan menggunakan ribuan titik laser untuk memetakan detail wajah. Namun, membutuhkan prosesor cepat dan baterai besar untuk melakukan banyak perhitungan, demikian dikutip laman Engadget, Selasa, 29 Oktober 2019.

Para peneliti sedang mencari cara untuk melakukan fungsi serupa, tapi dalam perangkat kecil dengan daya tahan baterai terbatas, seperti jam tangan pintar atau microrobots. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences.

Untuk menemukan cara yang lebih efisien dalam mengukur kedalaman, mereka beralih ke laba-laba untuk mendapatkan inspirasi. Tidak seperti manusia dengan setiap mata menangkap gambar sedikit berbeda, laba-laba yang melompat membutuhkan persepsi kedalaman sangat akurat meskipun otak mereka kecil.

Jadi mereka memiliki lapisan retina mata yang menangkap gambar dengan berbagai tingkat kekaburan. Suatu objek akan tampak buram di satu mata dan tajam di mata lain, yang memungkinkan perhitungan kedalaman yang efisien.

Untuk mereplikasi kemampuan laba-laba dalam sebuah sensor, ilmuwan menggunakan jenis lensa baru yang disebut metalens, yang menghasilkan dua gambar dengan tingkat keburaman berbeda secara bersamaan.

"Alih-alih menggunakan retina berlapis untuk menangkap beberapa gambar simultan, seperti laba-laba melompat, metalens membelah cahaya dan membentuk dua gambar yang tidak fokus secara berdampingan pada foto sensor," kata kandidat Ph.D di Harvard University yang juga penulis pendamping penelitian, Zhujun Shi.

Bagian terakhir dari teka-teki adalah algoritma yang efisien menganalisis dua gambar yang dihasilkan oleh metalen dan menggunakannya untuk membuat peta kedalaman. Secara bersama-sama, metalens dan algoritma membentuk tipe baru kamera kedalaman yang digunakan untuk teknologi dari VR ringan hingga perangkat yang dapat dikenakan, serta mikrorobot.

ENGADGET | PROCEEDINGS OF NATIONAL ACADEMY OF SCIENCES


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus