Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Tetap Halo tanpa Kartu

Ponsel tanpa kartu akan diluncurkan pada November ini. Alternatif telepon murah.

15 Oktober 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

REZEKINYA moncer berkat sinetron laris Kiamat Sudah Dekat dan Para Pencari Tuhan, yang ditayangkan tiap hari selama bulan puasa ini. Toh Zaskia Adya Mecca—bintang utama kedua sinetron—tetap pusing karena tagihan ponsel yang melambung. Maka dia pun mengurangi jam mengobrol dengan sang kekasih di Turki. ”Aku harus mulai berhitung, karena biaya komunikasi mahal,” ujar Zaskia.

Pengalaman gadis 20 tahun ini dapat melanda siapa saja. Tarif sambungan langsung internasional memang tidak ramah bagi kantong kebanyakan orang Indonesia. Apalagi, di hampir semua operator, Turki bukan negara yang masuk daftar tujuan tarif murah. Biaya berhalo-halo ke sana di atas Rp 6.000 per menit.

Zaskia mesti berpaling ke pilihan yang jauh lebih murah: jasa telekomunikasi suara berbasis protokol Internet, VoIP. Fasilitas bertelepon supermurah ini sebentar lagi dengan mudah dapat dinikmati melalui ponsel. Biaya percakapan jauh lebih hemat—kurang dari seperlimanya.

VoIP, begitulah nama yang telanjur melekat untuk komunikasi antarkomputer. Untuk ponsel, Nokia menamai fitur ini VoIP Wizard. Jasa telekomunikasi ini bukan hal baru untuk percakapan melalui komputer, tapi gres untuk ponsel.

Diperkenalkan pada 2003 melalui layanan Skype di Amerika, Indonesia melansir teknologi ini pada tahun yang sama melalui VoIP Merdeka atas prakarsa Onno W. Purbo. VoIP Merdeka tak berkembang. Tapi gagasan itu memunculkan komunitas VoIP Rakyat beberapa bulan kemudian. VoIP Rakyat digagas Anton Raharja serta timnya di Information and Communication Technology Center DKI Jakarta (Tempo, Mei 2007).

Namun teknologi itu masih menggunakan komputer atau laptop multimedia. Belakangan ada perangkat khusus, seperti telepon rumah biasa, yang bisa dipakai VoIP. Nah, kini pemakai telepon seluler bisa menggunakan teknologi VoIP. Sejak tahun lalu, Nokia mengeluarkan ponsel seri E yang bisa mendukung VoIP. Pabrikan asal Finlandia ini akan menambah produknya yang sudah ada dengan meluncurkan seri E51, November nanti. Inilah ponsel tanpa kartu yang memiliki fitur VoIP lengkap.

Semua seri E itu bisa berhalo-halo tanpa melalui operator telepon. Cukup tersambung ke Internet melalui jaringan nirkabel. ”Nokia berusaha menangkap tren telekomunikasi masa depan,” ucap Trisnawan Tjipto, Product Marketing Manager Enterprise Solution Nokia Indonesia, kepada Tempo pekan lalu.

E51 memiliki fasilitas komplet untuk koneksi. Ponsel yang dibanderol 350 euro (sekitar Rp 4,5 juta) ini mempunyai fasilitas standar VoIP seperti Wi-Fi serta Session Initiation Protocol (SIP), semacam kode untuk mengawali akses Internet. Ada juga koneksi standar seperti inframerah dan blue tooth. Ponsel ini mendukung teknologi berkecepatan tinggi HSDPA dan 3G dengan kamera depan dan belakang.

Dengan ponsel seri E51, pemakai bisa memanfaatkan fasilitas VoIP Wizard. Ini fitur panduan praktis untuk menjalankan aplikasi VoIP. Fasilitas ini baru diperkenalkan pada September lalu dalam E90 dan E61i, yang memudahkan penggunaan VoIP. Ponsel bisa mendeteksi akses poin dan otomatis mengatur SIP. ”Hanya perlu tiga langkah untuk menelepon murah,” kata Trisnawan.

Aplikasi VoIP Wizard diperoleh dengan mengunduh layanan VoIP Rakyat, CBN Talk, atau Okefone. Caranya bisa melalui pesan pendek atau situs resmi. Pasang aplikasi yang sudah diunduh itu ke ponsel. Lalu isilah formulir yang tersedia seperti username dan kata sandi. Pemakai akan memiliki nomor telepon masing-masing penyedia aplikasi.

Anda bisa menelepon, termasuk melakukan panggilan internasional. Syaratnya, calon lawan bicara harus terkoneksi dengan penyedia aplikasi. Tinggal hitung-hitungan biaya Internet. Jika ingin melakukan panggilan ke ponsel atau telepon biasa, pelanggan harus mengeluarkan biaya melalui penyelenggara jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik—operator telekomunikasi berbasis Internet. ”Tapi tarifnya tetap masih jauh di bawah sambungan biasa,” ujar Anton Raharja, penggagas VoIP Rakyat.

Nokia baru mendukung dua jasa Internet Teleponi: CBN Talk dan Okefone. Keduanya mengklaim bisa menghemat biaya hingga 80 persen dalam situs resmi mereka. Tarif paling mahal Rp 3.000 per menit. Okefone bahkan memasang tarif Rp 999 per menit ke sejumlah negara seperti Amerika, Australia, Cina, Hong Kong, Inggris, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Prancis, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, dan Thailand.

Teknologi VoIP tak hanya berlaku di ponsel Nokia Seri E. Beberapa orang di forum VoIP Rakyat mengatakan bisa memakai VoIP pada Nokia Seri N Internet Edition. Ponsel pintar buatan Dopod, Eten, Gigabyte, HP, O2, atau Treo juga mampu menjalankan teknologi ini. Namun pemakai perlu tambahan waktu untuk pengaturan program.

Ponsel yang belum mempunyai VoIP Wizard bisa mengunduh piranti lunak dari situs Fring (www.fring.com). Aplikasi ini hanya digunakan untuk ponsel dengan sistem operasi Symbian 8 atau 9 serta Windows Mobile 5 atau 6. Nantinya Fring akan memberikan pilihan layanan komunikasi seperti Skype, Google Talk, MSN Messenger, Twitter, serta ICQ. Fring menambahkan SIP yang memungkinkan layanan lain—seperti VoIP Rakyat.

VoIP, kata Onno Purbo, merupakan generasi teknologi yang lebih maju ketimbang 3G atau 3,5G. Ia bisa dibilang sebagai generasi keempat. Transfer suara melalui teknologi ini bisa menyedot bandwidth hingga 30 kilobita per detik. Karena itu ponsel VoIP ini akan lebih andal bila dipakai dalam jaringan pita lebar Wimax. Tapi teknologi 3G atau 3,5 G juga masih bisa mendukung VoIP. ”Tidak disarankan menggunakan VoIP dengan GPRS karena terlalu pelan sehingga suara putus-putus,” kata Onno. GPRS adalah akses data dengan kecepatan rendah.

Kualitas suara dalam VoIP amat bergantung pada kecepatan akses Internet. Padahal areal hotspot di Indonesia masih terbatas di kota besar. Faktor utama yang menghambat perkembangan VoIP adalah kurangnya pemahaman terhadap teknologi ini. Hambatan lain, tidak ada alokasi nomor telepon dari pemerintah untuk rakyat Indonesia yang mengembangkan VoIP. ”Pemerintah belum berpihak pada rakyat,” ujarnya.

Ono menambahkan, pemerintah di Indonesia belum sepenuhnya mendukung ponsel generasi keempat sehingga bisa tampil maksimal. Tapi Nokia tetap optimistis, tren telekomunikasi akan mengarah pada protokol Internet. Apalagi pasarnya tersedia. Salah satunya, mereka yang doyan berhalo-halo tapi tak sudi tercekik tagihan telepon.

Yandi M.R.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus