Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - TikTok dan perusahaan induknya, ByteDance, memperingatkan bahwa larangan atau pemblokiran aplikasi media sosial tersebut oleh Pemerintah Amerika Serikat dapat berdampak pada perusahaan lainnya. Pernyataan ini disampaikan oleh ByteDance di hadapan Mahkamah Agung pada Jumat, 10 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, ByteDance tengah menghadapi larangan dengan alasan keamanan nasional dan diberi tenggat waktu hingga 19 Januari 2025 untuk menjual TikTok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, TikTok memiliki sekitar 170 juta pengguna di Amerika Serikat, yang setara dengan hampir setengah dari total populasi negara tersebut. Larangan tersebut disahkan oleh Kongres pada 2024, dengan dukungan bipartisan, didasarkan pada kekhawatiran bahwa China dapat menggunakan TikTok untuk memata-matai warga Amerika.
Ketika TikTok menghadapi ancaman larangan di Amerika Serikat, persaingan untuk platform video pendek baru semakin ketat, dengan Xiaohongshu, yang dikenal sebagai RedNote dalam bahasa Inggris, cepat meraih perhatian.
Dengan ketidakpastian mengenai masa depan TikTok di AS, RedNote berhasil menduduki posisi pertama dalam peringkat aplikasi gratis di Apple App Store di negara tersebut.
Sejumlah kreator TikTok mulai mempromosikan Xiaohongshu melalui akun mereka, mengajak pengikut untuk beralih ke platform tersebut. Meskipun para influencer tidak bisa memprediksi apakah TikTok akan lolos dari larangan, Xiaohongshu memberikan mereka alternatif untuk mengurangi potensi risiko sosial.
Beberapa pengguna AS menyebut diri mereka sebagai "pengungsi TikTok" karena mereka mendorong orang lain mengunduh RedNote untuk mengirim pesan kepada pemerintah AS dan perusahaan seperti Meta. Lonjakan aktivitas ini juga membuat RedNote melampaui platform lain, seperti aplikasi saudara TikTok, Lemon8, dalam peringkat App Store.
Apa itu RedNote?
Dilansir dari newsbytesapp.com, RedNote, yang diluncurkan pada 2013 oleh Charlwin Mao Wenchao dan Miranda Qu Fang, awalnya berfungsi sebagai panduan belanja bagi wisatawan asal Tiongkok. Seiring waktu, aplikasi ini berkembang menjadi platform media sosial utama dan pesaing kuat di dunia video pendek.
Dengan lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan, RedNote telah meraih popularitas besar, terutama di kalangan pengguna muda di Tiongkok. Saat ini, aplikasi ini memanfaatkan strategi berbasis influencer untuk menciptakan pendapatan yang signifikan.
Dengan tampilan yang mirip dengan Pinterest, keberhasilan RedNote terletak pada kemampuannya menggabungkan media sosial dengan e-commerce, memungkinkan pengguna untuk menemukan dan membeli produk melalui konten yang dibuat oleh influencer. Pengaruh RedNote terus berkembang pesat, dan laporan menunjukkan bahwa perusahaan ini diperkirakan akan meraih laba lebih dari $1 miliar pada 2024, yang membuka kemungkinan untuk melakukan initial public offering (IPO).
Di tengah ancaman larangan TikTok, sejumlah aplikasi lain seperti RedNote, Lemon8, dan Flip kini tengah populer di toko aplikasi Apple dan Google.
Lemon8, aplikasi milik ByteDance yang juga pengembang TikTok, berisiko menghadapi nasib serupa jika Mahkamah Agung AS mendukung undang-undang yang diajukan oleh Pemerintahan Biden.
Sementara itu, Flip, aplikasi dari Humans, Inc. yang berbasis di Los Angeles, menawarkan video pendek dan etalase produk dalam aplikasinya. Aplikasi ini kini menempati peringkat ke-14 di Google Play dan keempat di App Store.
ReelShort, aplikasi media sosial lainnya, turut merasakan lonjakan popularitas di tengah ketidakpastian mengenai masa depan TikTok. Aplikasi ini saat ini berada di peringkat ketujuh di App Store dan kedua di Google Play.
Perkembangan ini mencerminkan pergeseran signifikan dalam preferensi pengguna yang beralih ke platform alternatif, seiring dengan ketidakpastian yang melanda TikTok di pasar AS. Pemerintahan Biden telah mendukung undang-undang tersebut dengan alasan bahwa kontrol Tiongkok atas TikTok melalui ByteDance dapat menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.
Defara Dhanya berkontribusi dalam penulisan artikel ini.