Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk sementara, sasaran utama virus yang tergolong dalam jenis "worm"karena bentuknya mirip cacingitu adalah para pengguna telepon seluler GSM di Eropa. Namun, tidak tertutup kemungkinan virus bakal segera menyebar ke seluruh penjuru bumi. "Saya yakin virus ini lahir di Spanyol," kata Chris Vargas, presiden perusahaan keamanan internet F-Secure, kepada CNET. "Pesannya tertulis dalam bahasa Spanyol dan ditujukan langsung kepada operator di negara tersebut."
Timofonica merupakan virus yang diciptakan dan disebarkan oleh komputer. Bentuknya cuma sederet pesan tak beraturan. Seperti halnya virus "ILoveYou", yang baru saja meluluhlantakkan ribuan komputer bulan lalu, Timofonica dibuat berdasarkan bahasa pemrograman VBScript keluaran Microsoft. Virus tersebut juga menular lewat surat elektronik dengan secara otomatis mengirimkan pesan-pesan yang telah terinfeksi dari sebuah komputer. Lalu, dia mengirimkan dirinya sendiri ke semua alamat yang tersimpan di daftar alamat komputer tersebut.
Cara kerja virus itu begini. Mula-mula dia mengirimkan satu pesan ke tempat yang disebut gerbang layanan pesan singkat atau short messaging service (SMS) gateway. Lantas, "cacing nakal" itu secara acak memilih beberapa nomor telepon sasaran di gerbang corio.movistar.net. Setiap kali virus meneruskan pesan ke nomor baru, dia juga mengirimkan satu pesan baru ke nomor lain yang dipilih secara random secara terus-menerus. Nomor telepon penerima pun lama-kelamaan bisa kebanjiran pesan.
Seriuskah dampak serangan virus bagi telepon seluler (ponsel)? Virus ponsel merupakan kontroversi. Manajer Pelaksana InTouch, Kendro Hendra, pernah mengatakan kepada TEMPO bahwa virus hampir mustahil hidup di ponsel. Soalnya, agar virus bisa masuk, diperlukan komunikasi data via modem. Ponsel biasakecuali DataPhone seperti Nokia Communicatortidak memiliki kemampuan menerima data, kecuali kalau dihubungkan ke komputer.
Pada kasus Timofonicameski cukup mengganggudampak serangan virus relatif aman karena tidak merusak data, baik di ponsel maupun komputer. Dia hanya mengganggu sistem pengiriman pesan singkat milik perusahaan telepon Spanyol, Telefonica.
Para pakar sistem keamanan mengatakan, kendati virus menyerang telepon dan peranti genggam nirkabel, dia tidak akan segera menjelma menjadi acaman yang berbahaya.
Dan Schrader, Kepala Analis Sistem Keamanan Trend Micro, menyebutkan beberapa perangkat nirkabel seperti PalmPilot merupakan komputer yang andal dan susah ditembus virus. Tapi, ada beberapa jaringan komputer tradisional yang rawan serangan. Di titik itulah, ia khawatir, virus mulai menyebar.
Vincent Gullotto, Direktur Tim Penanggulangan Keadaan Darurat di Network Associates, mengatakan risiko virus ponsel sangat rendah. Dia juga yakin perangkat elektronik genggam belum akan menjadi sasaran ancaman virus, kecuali bila perangkat itu sudah mampu menggabungkan beberapa fasilitas tertentu, misalnya kemampuan menjalankan apa yang disebut pre-programmed command. "Masalah baru timbul seandainya ponsel mampu melakukan sesuatu bagi penggunanya, baik di dalam ponsel itu sendiri atau mengirimkan sesuatu melalui sinar inframerah," Gulloto menjelaskan. Serangan virus, menurut Gulloto, menunjukkan semakin kaburnya batas antara teknologi telepon dan komputer.
Memang, sistem operasi cross-platform yang saat ini ada masih menjadi kendala teknis bagi peralatan nirkabel genggam, yang juga membuat virus sulit hidup dan berkembang. Tapi, dengan makin gencarnya usaha mewujudkan standar sistem operasi nirkabel seperti wireless application protocol (WAP) dan Bluetooth, bukan tak mungkin keadaan justru berbalik. Virus seperti mendapatkan lingkungan yang tepat untuk berkembang biak. Teknologi akhirnya memang seperti buah simalakama.
Wicaksono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo