Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan baru saja menemukan tujuh ‘komet gelap’ baru, menambah misteri terkait objek langit yang terlihat seperti asteroid namun berperilaku seperti komet. Penemuan ini menunjukkan bahwa komet gelap terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan orbitnya, yang semakin memperdalam penelitian mengenai objek ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ketika melihat gangguan seperti itu pada objek langit, itu biasanya adalah komet, dengan material mudah menguap dari permukaannya memberikan sedikit dorongan. Namun meskipun kami berusaha, kami tidak menemukan tanda-tanda ekor komet,” kata Davide Farnocchia, ilmuwan dari NASA Jet Propulsion Laboratory, dikutip dari Space.com, Selasa, 24 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah “komet gelap” pertama kali digunakan pada 2023 untuk menggambarkan objek yang tidak bercahaya seperti komet biasa namun menunjukkan pola percepatan yang sama. Fenomena ini disebabkan oleh dorongan non-gravitasi, yang pada komet biasa terjadi akibat penguapan es menjadi gas. Namun, berbeda dengan komet biasa, komet gelap tidak menampilkan tanda-tanda penguapan atau ada ekor yang terlihat.
Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Daryl Seligman dari Michigan State University menunjukkan bahwa komet gelap terbagi menjadi dua kelompok: satu berada di luar tata surya, di wilayah gas dan es raksasa, dan satu lagi di tata surya bagian dalam, berbagi orbit dengan planet-planet seperti Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Komet gelap yang terletak di luar tata surya lebih besar, dengan diameter ratusan meter atau lebih, sementara yang berada di bagian dalam lebih kecil, hanya beberapa puluh meter. Komet gelap bagian luar memiliki orbit yang lebih mirip dengan komet keluarga Jupiter, yaitu komet yang datang dari ujung tata surya dan mengorbit matahari.
“Komet gelap bagian luar lebih besar, dengan diameter ratusan meter atau lebih, sementara komet gelap bagian dalam jauh lebih kecil,” kata Seligman. Meski demikian, asal-usul dan alasan mengapa komet gelap berada di dua lokasi ini masih misterius.
Penelitian ini juga mendalami potensi keberadaan es dalam komet gelap, terutama yang berada di luar garis salju, yaitu wilayah di tata surya yang cukup dingin untuk memungkinkan pembentukan es. Es ini, meski tidak terlihat, kemungkinan bertanggung jawab atas dorongan kecil yang mengubah jalur orbit mereka.
“Komet gelap adalah sumber potensial baru untuk material yang dibawa ke Bumi yang diperlukan untuk perkembangan kehidupan,” kata Seligman. “Semakin banyak yang bisa kami pelajari tentang mereka, semakin baik kami dapat memahami peran mereka dalam asal-usul planet kita.”
Penemuan tujuh komet gelap baru ini dilaporkan pada 9 Desember 2024 dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Temuan ini membuka peluang penelitian lebih lanjut untuk mengungkap peran komet gelap dalam evolusi tata surya dan kemungkinan kaitannya dengan asal usul air di Bumi.