Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - CFO Twitter Ned Segal mengatakan bahwa platformnya telah mempertimbangkan untuk membayar karyawan dan vendor menggunakan bitcoin. Sebelumnya, pembuat kendaraan listrik Tesla telah menginvestasikan US$ 1,5 miliar untuk mata uang digital bitcoin.
Baca:
Studi Inggris Temukan Gejala-gejala Baru Covid-19: Menggigil, Sakit Kepala
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam wawancaranya dengan CNBC, Segal mengatakan bahwa perusahaan masih meninjau kasus penggunaan potensial dari cryptocurrency populer itu. “Ini juga mempertimbangkan apakah perusahaan perlu memiliki aset digital di neracanya,” ujar dia, Kamis, 11 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun membeli bitcoin atau mata uang kripto lainnya tampaknya menguntungkan bagi banyak orang, penerapannya masih sangat lambat terutama karena pengawasan peraturan.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yallen baru-baru ini memperingatkan, penyalahgunaan cryptocurrency adalah masalah yang berkembang dan dia sebelumnya telah menyuarakan kekhawatiran tentang penggunaan cryptocurrency.
Selain Tesla membeli bitcoin dan Twitter mempertimbangkannya, perusahaan lainnya juga sedang bergerak ke arah ini. Mastercard telah mengumumkan rencana untuk mulai mengizinkan pemegang kartu bertransaksi dalam cryptocurrency tertentu. Perusahaan itu secara aktif terlibat dengan bank sentral di seluruh dunia dalam rencana mereka untuk meluncurkan mata uang digital baru, seperti dikutip Gizmochina.
CNBC | GIZMOCHINA