Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 16 warga Desa Grogol dan Bulusari, Kecamatan Tarkoan, Kediri, mengajukan gugatan pembebasan lahan untuk proyek Bandara Internasional Dhoho ke Pengadilan Negeri Kediri, Selasa kemarin, 30 November 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gugatan diajukan bersamaan dengan kunjungan Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan ke lokasi proyek bandara tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu penggugat, Yana Prasetia (52 tahun), mengatakan warga keberatan atas nilai penggantian tanah yang jauh lebih rendah dari harga pasar. “Kami bukan ingin malak pemerintah atau aji mumpung. Masalahnya dengan harga pasar yang lebih rendah, kami tidak bisa membeli tanah di daerah kami lagi,” kata Yana saat dihubungi, Rabu, 1 Desember 2021.
Tanah milik Yana berada di tengah-tengah bakal landasan pacu atau runway bandara dan merupakan tanah permukiman. Memiliki luas 5.180 meter persegi, tanah tersebut merupakan satu yang paling jembar di antara lahan milik warga lainnya.
Panitia pelaksana pembebasan tanah mematok nilai ganti sebesar Rp 1,1 juta per meter persegi. Sedangkan harga pasar penjualan tanah di sekitar proyek Bandara Kediri disebut-sebut sudah mencapai kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta sesuai jenis lahannya.
Nilai tanah yang dipatok panitia pembebasan lahan tersebut juga jauh lebih rendah dari harga yang diterima oleh warga terdampak proyek saat pemerintah melakukan pembebasan tanah tahap pertama pada 2018 lalu. Dengan harga yang dipatok saat ini, Yana dan 15 warga lainnya harus mencari tanah untuk membangun rumah jauh dari wilayah kota.
“Jadi seperti kami diusir. Katanya proyek ini untuk kesejahteraan dan warga juga menikmati, tapi kok kami harus menyingkir?” tutur dia.
Saat ini Yana memastikan warga telah memasukkan permohonan gugatan. Sidang perdana gugatan pun akan berlangsung pada 8 Desember 2021. Yana mengatakan warga tidak menunjuk kuasa hukum untuk mendampingi proses gugatan tersebut.
“Kami sudah berjuang sendiri sejak lama,” katanya.
Pembangunan Bandara Internasional Dhoho merupakan investasi dari PT Gudang Garam Tbk. Luhut dalam kunjungannya menyatakan progress pembangunan bandara itu tergolong cepat.
"Kami tujuh bulan yang lalu datang ke sini dengan Pak Sofyan (Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil), progress-nya baik sekali. Ini akan punya dampak di selatan Jawa Timur," kata Luhut saat berkunjung ke lokasi Kediri, kemarin.
Ia menegaskan dengan keberadaan bandara ini, masyarakat di Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kediri dan sekitarnya tidak perlu lagi ke Surabaya untuk mengakses transportasi udara. Terlebih, dukungan infrastruktur jalan tol akan mempercepat konektivitas antar-daerah.
Luhut juga menyebut bandara ini memiliki nilai investasi sampai Rp 9 triliun. "Terima kasih kepada Gudang Garam, kami lihat investasinya tidak kecil, Rp 8 triliun sampai Rp 9 triliun," kata Luhut.
Luhut meminta semua pihak mendukung pembangunan bandara dan jalan tol demi meningkatkan perekonomian masyarakat. Dia juga ingin penyelesaian pembebasan lahan untuk bantuan Gura Instronu yang sampai saat ini masih tersisa 1,7 hektare segera dirampungkan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | HARI TRI WARSONO
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.