Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengungkap rencana perusahaan yang akan merevitalisasi pabrik-pabrik dengan total anggaran mencapai Rp 116 tiriliun. "(Investasi) Rp 116 triliun itu adalah untuk merevitalisasi seluruh industri pupuk. Itulah yang dibutuhkan karena banyak pabrik kami yang sudah tua-tua," kata Rahmad saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR, Jakarta, Pada Senin, 24 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rahmad lalu menyebutkan sejumlah pabrik pupuk yang telah berdiri lama, mulai dari PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) yang menjadi paling tua karena beroperasi sejak tahun 1959. Ia kemudian mengurutkan pendirian pabrik lain dari PT Petrokimia Gresik pada 1972, PT Pupuk Kujang pada 1975 di Cikampek, PT Pupuk Kalimantan Timur 1977, dan PT Pupuk Iskandar Muda di tahun 1982.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Rahmad, perusahaan perlu merevitalisasi sejumlah pabrik agar operasional bisa berjalan lebih optimal dan mengeluarkan lebih sedikit emisi gas. "Tentunya kalau kami merevitalisasi itu lebih efisien, biaya subsidi kan juga tentu akan berguna," katanya melanjutkan.
Rahmad menjelaskan urgensi revitalisasi pabrik itu untuk menambah kapasistas produksi PT Pupuk Indonesia selama 5 tahun ke depan. Dalam jangka waktu itu, pemerintah berencana akan mencapai swasembada pangan. Oleh karena itu, Rahmad mengeklaim revitalisasi pabrik pupuk sejalan dengan program Kabinet Merah Putih.
Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi Indonesia akan menambah produksi beras hingga 7 juta ton pada 2045, merujuk pada data itu, Rahmad menilai pupuk menjadi komponen penting untuk mencapai target tersebut. "Itulah yang mau kami siapkan supaya Indonesia bisa segera swasembada pangan, tidak hanya untuk tahun ini tapi selamanya," kata Rahmad.
Selain menghidupkan kembali pabrik pupuk yang sudah lama, Rahmad juga mengungkap rencana perusahaan yang akan mendirikan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat. Rahmad berujar konstruksi pabrik itu akan mulai dibangun pada 2026. Sedangkan pada tahun ini ia masih menyelesaikan masalah perizinan pendirian pabrik di Fakfak.
Dari anggaran revitalisasi pabrik sebesar Rp 116 triliun, Pupuk Indonesia butuh Rp 15 triliun untuk bangunan pabrik pupuk di Fakfak. Pupuk Indonesia akan memprioritaskan distribusi hasil produksi pabrik Fakfak tersebut di wilayah Indonesia timur. Namun Rahmad belum mau menyebut kapasitas produksi pupuk di Fakfak tersebut.
Pilihan editor: Wamen BUMN: Proses PMN Agrinas Masih Belum Final