Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - 1 November merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya pada tanggal 1 November 1999 merupakan pertama kalinya Bank Indonesia (BI) mencetak uang kertas Rp 100 ribu. Peristiwa ini merupakan peristiwa fenomenal karena seperti yang kita ketahui, uang Rp100 ribu merupakan nominal uang paling besar di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebenarnya uang Rp 100 ribu pernah beredar pada 1970-an, tapi uang Rp 100 ribu yang diterbitkan kala itu masih berbentuk koin. Namun, uang yang diedarkan BI pada 1 November 1999 ini berbentuk uang kertas Rp 100 ribu nilainya hanya 10 US Dolar karena krisis moneter pada tahun 1998 serta runtuhnya era Orde Baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saat itu, tepatnya pada Oktober 1999, Bank Indonesia mencetak uang baru Rp. 100.000 dengan jumlah yang banyak, yaitu mencapai Rp 50 triliun. Hal tersebut dilakukan karena ada persyaratan internasional yang harus dilakukan yaitu Bank Sentral harus memiliki persediaan uang tunai dengan jumlah lima kali lipat dari situasi normal. Pencetakan uang tersebut sebagai langkah untuk menghadapi millennium bug yang dimulai tahun 2000.
Pecahan uang kertas Rp 100 ribu memiliki gambar Soekarno-Hatta di bagian depan. Melansir dari Bi.go.id, hal tersebut dikarenakan Soekarno merupakan Presiden Indonesia pertama yang menerima gelar Honoris Causa terbanyak di Indonesia kala itu. Ia meraih 26 Gelar Doktor yang diperoleh dari seluruh penjuru dunia.
Sedangkan Mohammad Hatta adalah Wakil Presiden Indonesia pertama yang mendapatkan 7 gelar doktor Honoris Causa. Pada uang Rupiah Rp 100 ribu yang diterbitkan tahun 2016, gelar mereka diperbaharui menjadi Dr (H.C.) Ir Soekarno dan Dr (H.C.) Drs Mohammad Hatta.
Pada bagian belakang, terdapat gambar Tari Topeng Betawi. Tari Topeng Betawi biasanya tampil di acara pernikahan masyarakat Betawi. Raja Ampat yang terletak di Sorong, Papua, punya keindahan bawah laut yang tersohor hingga ke seluruh dunia. Sedangkan Bunga Anggrek Bulan adalah salah satu bunga nasional Indonesia yang pertama kali ditemukan oleh ahli Botani Belanda, bernama Carl Ludwig Blume.
Namun uang Rp 100 ribu telah mengalami beberapa perubahan seiring berjalannya waktu. Sejak muncul nominal ini pada emisi 2004, terjadi perubahan baik dari segi desain, warna, ukuran, hingga bahan pembuatannya. Kemudianpada tahun 2014 BI kembali mengumumkan keluaran baru dengan beberapa perbedaan dari desain emisi sebelumnya.
Lalu pada 2016 keluaran terbaru diterbitkan Bank Indonesia, yaitu emisi 2016. Walaupun terdapat sejumlah perubahan, namun perbedaannya tidak terlalu kelihatan. Meskipun ada perubahan, gambar bagian depan uang Rp 100 ribu masih sama, yaitu dua proklomator asal Indonesia, Soekarno-Hatta.
VALMAI ALZENA KARLA