Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengubah 3 badan usaha milik negara (BUMN) sebagai perusahaan utama yang bakal mengelola proyek swasembada pangan dan energi. Perusahaan pelat merah tersebut adalah Agrinas. Seperti apa profilnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agrinas sendiri merupakan alih wujud dari tiga perusahaan pelat merah bidang konstruksi atau BUMN Karya. Tiga BUMN Karya tersebut akan berubah dari PT Virama Karya (Persero) menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara, PT Yodya Karya (Persero) menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara, dan PT Indra Karya (Persero) menjadi PT Agrinas Palma Nusantara (Persero).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas membeberkan beberapa proyek strategis yang akan digarap oleh Agrinas, seperti tambak budidaya ikan, perkebunan kelapa sawit, serta sarana pengolahan padi dan jagung.“(Rencananya) akan dibangun 20.000 hektare di Pulau Jawa. Itu budi daya ikan. Kemudian, ada juga dari Agrinas Palma (Nusantara) mengenai perkebunan sawit. Ada rencana 1 juta (hektare),” kata Zulhas usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Maret 2025.
Proses pembentukan Agrinas ini menuai banyak sorotan. Berikut beberapa poin penting soal Agrinas.
Bakal Dapat Suntikan Dana Rp8 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan telah menyiapkan penyertaan modal negara (PMN) dari APBN senilai Rp 8 triliun untuk tiga BUMN tersebut. “Seperti diketahui dalam APBN itu ada below the line, yaitu pembiayaan untuk investasi,” ujarnya dalam konferensi pers di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa 18 Maret 2025.
Di sisi lain, Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Rosan Perkasa Roeslani memberi sinyal bahwa Agrinas kemungkinan akan mendapatkan modal dari dividen Danantara. “Dengan adanya struktur Danantara yang baru ini, Agrinas nanti akan menjadi bagian dari Danantara. Itu mungkin tidak dari Kementerian Keuangan (pendanannya), nanti kami lihat dividen yang kami terima dari BUMN ini,” ujar Rosan.
Dapat Limpahan Lahan Sawit Sitaan Seluas 221 ribu hektare
Agrinas yang akan bergerak di bidang pengelolaan sawit, PT Agrinas Palma Nusantara, mendapat limpahan lahan sawit seluas 221 ribu hektare dari hasil sita kasus dugaan korupsi PT Duta Palma. Lahan ini diberikan oleh Kementerian BUMN dan Kejaksaan Agung pada 10 Maret 2025 lalu berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2025 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan. Dengan begitu, Agrimas Palma akan menjadi perusahaan pengelola sawit terbesar di Indonesia.
Zulhas mengatakan pengelolaan mencakup perbaikan hingga penanaman baru. “Namun, dari situ, 145.000 hektare perlu perbaikan, sisanya perlu tanam baru karena masih kawasan kosong. Sambil tunggu 145.000 hektare, nanti dibangun juga (pabrik) pakan. Jadi, pakan tidak tergantung satu atau dua perusahaan, akan ada enam lokasi hub pangan,” ujarnya.
Meski sejumlah rapat telah dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto beserta sejumlah Menterinya, beberapa program pun sudah mulai berjalan, hingga kini, status peralihan BUMN Karya menjadi Agrinas belum jelas. Kementerian BUMN pun belum mengumumkan nama-nama yang akan menjabat dan mengelola perusahaan tersebut.
Satu-satunya yang sudah terungkap ialah jabatan Direktur Utama Agrinas Palma Nusantara yang diisi oleh Letnan Jenderal (Purn) Agus Utomo. Agus saat itu hadir dalam acara penyerahan lahan sawit sitaan.
Akan Dikelola Militer?
Dipimpin oleh seorang purnawirawan TNI, ada kemungkinan Agrinas akan dikelola oleh militer. Dalam laporan Majalah Tempo berjudul “Jika Tentara Mengelola Kebun Sawit Bermasalah Lewat Agrinas Palma” disebutkan bahwa pada akhir Februari 2025, terbit telegram dari Markas Besar TNI yang berisi meminta sejumlah kesatuan mengirimkan nama prajurit yang berminat masuk ke Agrinas Palma Nusantara dan akan ditempatkan di Riau, Kalimantan Barat, serta Kalimantan Tengah.
Saat Tempo bertemu dengan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di acara buka bersama pada 20 Maret 2025 lalu, dan meminta tanggapannya tentang informasi tersebut, Sjafrie tidak memberikan jawaban. Namun, Direktur Utama Agrinas Palma Nusantara membenarkan bahwa para perwira di militer itu kelak akan direkrut perusahaannya untuk mengisi posisi manajerial dan pengamanan. “Tapi yang mengelola kebun tetap kalangan profesional,” ujarnya.
Melynda Dwi Puspita, Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini